Senjakala Rezim Otoriter dan Gerakan People Power

Senin, 21 Mei 2018 - 12:02 WIB
Senjakala Rezim Otoriter...
Senjakala Rezim Otoriter dan Gerakan People Power
A A A
HARI ini 21 Mei 1998 tepat 20 tahun lalu, gerakan reformasi lahir di bumi Indonesia menumbangkan Rezim Orde Baru yang berkuasa 32 tahun lamanya.

Dalam sejarahnya banyak pemimpin otoriter tak terkecuali di Indonesia yang pada akhirnya harus mengakhiri kekuasaannya karena gerakan massa atau lazim disebut people power. Berikut para penguasa yang tumbang karena digilas people power.

Soeharto
Gerakan reformasi 1998 merupakan titik nadir keruntuhan rezim Orde Baru yang ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto. Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran berbagai elemen mahasiswa di berbagai wilayah. Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang kemudian memicu kerusuhan Mei1998 sehari setelahnya. Di bawah tekanan besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya mengundurkan diri.

Fulgencio Batista
Fulgencio Batista yang menjabat Presiden Kuba selama 2 dekade ini dikenal sebagai pemimpin diktator yang memerintah sejak 1933. Pada 1944, masa jabatannya berakhir dan Batista pun meninggalkan Kuba. Namun, 8 tahun kemudian, Batista melancarkan aksi kudeta dan berhasil memimpin kembali Kuba. Selain otoriter, selama memerintah Batista juga memperkaya dirinya sendiri. Batista berhasil dilengserkan pada 1959, melalui Revolusi Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro.

Idi Amin
Idi Amin memerintah Uganda selama 8 tahun, dari 1971 hingga 1979. Selama pemerintahannya, Idi Amin mengusir ribuan orang India berkewarganegaraan Inggris dari Uganda. Dia juga diduga melakukan banyak pembunuhan pada lawan-lawannya. Di masa Idi Amin pula ekonomi Uganda morat-marit. Akhirnya pejuang Uganda yang dibantu tentara Tanzania berhasil menggulingkan Idi Amin. Dia kemudian lari ke Libya dan meninggal di Arab Saudi pada 2003.

Slobodon Milosevic
Slobodan Milosevic diingat karena kejahatan perang Serbia-Bosnia. Dalam perang 1992-1995 itu, Milosevic dan pasukan Serbia membantai ribuan penduduk Muslim Bosnia. Dia kemudian diadili sebagai penjahat perang. Dia meninggal dalam selnya tahun 2006. Sementara pengadilan internasional masih mencari sisa pengikut Milosevic yang terlibat aksi genosida pada perang Bosnia.

Nicolae Ceausescu
Nicolae Ceausescu memerintah Rumania selama 24 tahun (1967-1989). Di era kepemimpinannya, Rumania menjadi satu-satunya negara di Eropa yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi. Setelah tumbang karena gerakan massa, Ceausescu akhirnya divonis bersalah atas kejahatan genosida dan dihukum mati.

Jean-Claude Duvalier
Jean-Claude Duvalier sering dipanggil ‘baby doc’. Pada 1971, Duvalier baru berusia 19 tahun saat menggantikan ayahnya sebagai presiden Haiti. Dia segera menjadi otoriter dan mengakibatkan kelaparan dan resesi ekonomi di Haiti. Tahun 1986, karena terdesak keadaan dan gerakan massa, Duvalier melarikan diri ke Prancis

Ferdinand Marcos
Ferdinand Marcos terpilih sebagai Presiden Filipina pada 1964. Selama dua dekade masa pemerintahannya, kronisme dan korupsi meluas. Miliaran uang negara disedot ke rekening pribadi Marcos di Swiss. Pada 1986, Marcos kembali terpilih menjadi Presiden Filipina. Namun pemilu yang diduga dipenuhi kecurangan, intimidasi dan kekerasan ini menjadi titik klimaks bagi dirinya. Marcos akhirnya diturunkan dari jabatannya dalam Revolusi EDSA pada tahun sama.

Hosni Mubarak
Hosni Mubarak yang merupakan mantan Komandan Angkatan Udara Mesir ini, memulai karier politiknya pada 1975 sebagai Wakil Presiden. Mubarak menjabat sebagai Presiden Mesir selama 3 dekade sejak 1981. Pada 11 Februari 2011, Mubarak yang berusia 83 tahun akhirnya mengundurkan diri dari kursinya sebagai presiden menyusul aksi unjuk rasa besar-besaran oleh rakyat Mesir selama 18 hari di awal 2011 yang menewaskan 850 orang.

Zine El Abidine Ben Ali
People power di Tunizia bermula dari kisah meninggalnya seorang penjual buah bernama Mohamed Bouazizi akibat membakar diri sebagai bentuk protesnya terhadap pemerintah pada 17 Desember 2010. Kematian Bouazizi melecut protes rakyat pada pemerintah. Lewat sosial media, aksi protes digalang hingga membuat Presiden Zine El Abidine Ben Ali tumbang setelah 23 tahun berkuasa. Ia kemudian kabur ke Arab Saudi pada 14 Januari 2011.

Muammar Khadafi
Fenomena kebangkitan gerakan rakyat Timur Tengah atau biasa disebut Arab Spring juga merembet ke Libya. Aksi demonstrasi pertama kali digelar di Kota Benghazi pada 15 Februari 2011. Tentara pemerintah dikerahkan menghadang massa. Alih-alih mereda, unjuk rasa justru menyebar ke Ibukota Tripoli dan terus berlanjut hingga menghadapkan kubu rakyat pemberontak dan aparat pemerintah. Mendapat dukungan negara asing, pemberontak semakin kuat. Satu demi satu kota di Libya berhasil dikuasai. Khadafi kemudian hijrah ke kota yang lebih aman hingga akhirnya tewas setelah lebih dari 40 tahun berkuasa

Antonio Salazar
Nama Antonio Salazar dinilai menjadi salah satu pemimpin paling otoriter di Benua Eropa. Salazar memimpin Portugal sejak 1932 hingga 1968. Pada 1960-an, muncul pemberontakan besar-besaran terhadap rezim Salazar di Mozambik dan Angola. Saat menderita pendarahan otak pada 1968, Salazar dilengserkan dari kekuasaannya secara diam-diam. Dan tahun 1974, Revolusi Bunga menandai berakhirnya rezim Salazar di Portugal.

PEOPLE POWER DI PANGGUNG SEJARAH DUNIA

Revolusi Bulldozer Serbia (2000)
Merupakan peristiwa gerakan damai rakyat yang terjadi pada 2000 di Republik Federal Yugoslavia setelah pemilihan presiden Republik Federal Yugoslavia pada 2000 dan menyebabkan jatuhnya rezim Slobodan Milosevic pada 5 Oktober 2000.

Gerakan Reformasi Indonesia (1998)
Tergulingnya rezim Presiden Soeharto dipicu oleh demo besar mahasiswa dan rakyat pada Mei 1998 yang menuntut reformasi dan perubahan. Sebelum Soeharto lengser pada Mei 1998, Indonesia dihantam krisis moneter sejak Juli 1997. Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu terus membesarnya gerakan rakyat untuk meminta perubahan hingga akhirnya lahirlah orde reformasi yang ditandainya dengan lengsernya Soeharto

Revolusi Beludru Cekoslovakia (1989)
Gerakan revolusi damai ribuan orang yang dikenal sebagai Revolusi Beludru dan telah memecah negara ini menjadi Ceko dan Slowakia serta mengakhiri kekuasaan komunis selama empat dasawarsa di negara ini. Vaclav Havel menjadi pemimpin utama Revolusi Beludru . Havel kemudian menjadi presiden terakhir Cekoslovakia. Di bawah kepemimpinanya, Cekoslovakia terpecah menjadi dua negara yakni Ceko dan Slovakia pada 1993.

Revolusi Saffron Myanmar (2007)
Revolusi Saffron merujuk pada warna-warna jubah para biksu Buddha yang dengan gagah berani menggelar aksi protes besar-besaran pada 2007 untuk menentang kebijakan anti demokrasi junta militer Myanmar. Aksi protes dipicu penghapusan subsidi bahan bakar pada 15 Agustus 2007, menyebabkan lonjakan harga BBM hingga 66% sementara gas sebanyak 500%. Awalnya aksi protes dilakukan oleh pelajar dan aktivis. Tapi pada 18 September 2007, ribuan biksu Buddha ikut turun ke jalan untuk aksi protes damai. Tercatat 2.000 biksu terlibat pada 22 September 2007.

Revolusi Hijau Iran (2009)
Gerakan protes yang terjadi setelah pemilu Presiden Iran 2009. Para pemrotes menuding ada kecurangan dalam pemilu dan menyatakan dukungan kepada calon oposisi Mir Hossein Mousavi di Tehran dan kota-kota besar lainnya di Iran dan di seluruh dunia. Protes-protes ini disebut Revolusi Hijau karena warna kampanye calon Presiden Mousavi.Sebagai balasan, kelompok-kelompok lain juga mengadakan demonstrasi di Teheran untuk mendukung kemenangan Mahmoud Ahmadinejad.

Revolusi EDSA Filipina (1986)
Revolusi EDSA adalah sebuah demonstrasi massal tanpa kekerasan di Filipina pada 1986. Aksi damai selama empat hari yang dilakukan oleh jutaan rakyat Filipina di Metro Manila mengakhiri rezim otoriter Presiden Ferdinand Marcos dan pengangkatan Corazon Aquino sebagai Presiden. EDSA merupakan singkatan dari Epifanio de los Santos Avenue, sebuah jalan di Metro Manila yang merupakan tempat demonstrasi.

Revolusi Mawar Georgia (2003)
Merupakan gerakan rakyat anti-kekerasan di Georgia yang dipimpin oleh politikus Mikhail Saakashvili untuk menuntut pengunduran diri Presiden Eduard Shevardnadze yang dinilai bobrok dan penuh korupsi. Gerakan rakyat itu kemudian mencapai puncaknya saat sidang parlemen baru dimulai pada 22 November 2003 dan diputuskan pemilu presiden pada 4 januari 2004. Kemenangannya pada pemilu 2004 dengan 96% suara menghantarkan Saakashvili menjadi Presiden Georgia.

Arab Spring (2010-2011)
Revolusi Arab yang populer dengan Arab Spring adalah gerakan protes besar-besaran yang mulai terjadi di berbagai negara Arab pada akhir 2010. Pemicunya adalah maraknya KKN, kesewenang-wenangan penguasa, krisis ekonomi, kehidupan sulit dan pemilu yang dianggap tidak bersih. Gerakan ini telah berhasil menggulingkan empat rezim pemerintahan yaitu di Tunisia, Mesir, Libya dan Yaman.

FAKTA PEOPLE POWER
• People power mengacu pada revolusi sosial damai di Filipina sebagai akibat dari protes rakyat Filipina melawan Presiden Ferdinand Marcos yang telah berkuasa 20 tahun.
• People power juga sering disebut color revolution merujuk pada identitas warna atau lambang (biasanya bunga) yang dikenakan massa pendukung gerakan tersebut.
• Ciri utama gerakan people power terletak pada ruh dan pilihan instrumen “aksi damai” dan melibatkan “orang biasa” –bukan pelaku politik formal serta menyertakan tuntutan perubahan rezim.

Elemen pendukung
• Keunggulan people power bertumpu pada kemampuan memobilisasi massa dengan tuntutan isu yang seragam dikemas dalam aksi damai pada rentang waktu tertentu.
• People power semakin meluas bila didukung beragam elemen kelompok maupun organisasi masyarakat.
• Penggunaan instrumen aksi yang telah baku dan “ditoleransi” penguasa lazim digunakan
• Mendapatkan legitimasi atas gerakan merupakan hal penting – bahwa gerakan tersebut sah dan “direstui.”

Bingkai gerakan
• Mengemas people power menjadi tuntutan bersama demi terwujudnya perubahan rezim menjadi poin krusial bagi gerakan.
• Sepanjang dua dasawarsa terakhir landasan moral yang menjadi tuntutan politik dari beragam people power adalah melawan rezim otoriter dan korup.
• Keberadaan pemimpin solidarity maker juga krusial untuk membentuk solidaritas dan asosiasi massa terhadap tokoh atau organisasi sebagai pengikat gerakan.
• Meramu tuntutan bukan perkara mudah karena ada beragam kelompok dan individu dalam gerakan people power dengan kepentingan berbeda-beda. (Bobby Firmansyah)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)