Relokasi Kedubes AS ke Yerusalem Bisa Picu Perang Skala Penuh

Senin, 14 Mei 2018 - 04:41 WIB
Relokasi Kedubes AS...
Relokasi Kedubes AS ke Yerusalem Bisa Picu Perang Skala Penuh
A A A
ALGIERS - Niat Amerika Serikat (AS) untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem mungkin akan membuka jalan untuk memicu perang skala penuh di wilayah tersebut. Peringatan itu dikeluarkan sua analis asal Aljazair.

Profesor Sosiologi Politik di University of Algiers, Nourredine Bekis, mengatakan bahwa keputusan AS mendorong iklim ketegangan dan" kemacetan" yang dapat menyebabkan konfrontasi yang tak terduga.

"Israel telah bekerja selama beberapa hari untuk membuat semacam bentrokan dengan menargetkan pasukan Iran di Suriah untuk memprovokasi Iran untuk membuat reaksi dan akhirnya mendorong sekutu Israel ke bentrokan ini," kata Bekis seperti disitat dari Xinhua, Senin (14/5/2018).

Ia mencatat bahwa masih ada beberapa komponen yang dapat memainkan peran kunci dalam setiap perang potensial melawan Israel dan sekutu-sekutunya, termasuk milisi Syiah di Irak, Hizbullah Libanon dan milisi Houthi di Yaman.

Sementara itu seorang analis strategis dan juga mantan perwira di Angkatan Darat Aljazair, Abdelhamid Cherif, mengatakan bahwa masalah relokasi Kedutaan Besar AS ke Yerusalem jatuh dalam memenuhi janji-janji yang dibuat oleh Presiden AS Trump. Trump juga telah memenuhi janji untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.

"Amerika Serikat tidak akan berani mengambil keputusan seperti itu jika tidak ada konspirasi dari beberapa orang Arab, terutama Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi dan Bahrain," tuturnya.

"Di sisi lain, keputusan kontroversial AS dimaksudkan untuk memaksakan semacam tekanan pada perlawanan di Suriah, serta di Iran," tukasnya.

AS bermaksud untuk secara resmi merelokasi kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem pada tanggal 14 Mei bertepatan dengan peringatan 70 tahun berdirinya Israel pada tahun 1948 - sebuah peristiwa yang oleh warga Palestina disebut sebagai "Nakba" atau bencana.

Pemindahan kedutaan ini sendiri ditentang keras oleh negara-negara Islam. Indonesia dan Turki adalah sejumlah negara yang mengecam keras pemindahaan kedutaan tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1247 seconds (0.1#10.140)