Tragis, Pria India Bunuh Diri Gara-gara Tagihan Listrik
A
A
A
NEW DELHI - Seorang penjual sayuran di India diduga bunuh diri setelah menerima tagihan listrik hampir Rp181 juta. Peristiwa tragis itu terjadi di negara bagian barat Maharashtra.
Pihak keluarga mengatakan pria bernama Jagannath Shelke (36) meninggalkan catatan sebelum bunuh diri. Dalam catatan itu, ia mengatakan bahwa tagihan listrik itu sangat tinggi.
Namun para pejabat mengatakan bahwa tagihan sebenarnya hanya Rp581 ribu. Pihak keluarga menuding para pejabat tersebut tidak membantunya meski ia telah mendekati mereka. Mereka mengatakan korban telah melakukan beberapa perjalanan ke dewan listrik yang dikelola negara.
Polisi telah mengajukan pengaduan terhadap seorang pejabat dewan listrik karena mengirimkan tagihan yang salah. Dewan juga menskorsnya setelah catatan Shelke tersebar luas di media sosial.
Shelke telah ditagih untuk pemakaiaan sebesar 61178 unit listrik ketika ia seharusnya dibebankan hanya untuk 6117,8 unit. Karena pejabat telah membaca meteran dengan salah, mereka menghasilkan tagihan untuk jumlah yang salah.
"Tagihan itu salah karena titik desimal yang hilang," terang Suresh Ganeshkar, seorang insinyur senior.
"Kami telah mengambil tindakan terhadap karyawan yang bertanggung jawab," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (12/5/2018).
Ia mengatakan masalah itu belum diselesaikan karena Shelke gagal mendaftarkan keluhan tertulis kepada dewan. Ia telah menerima tagihan pada minggu terakhir bulan April untuk bulan Maret.
"Delapan hari yang lalu saudara laki-lakiku memanggilku. Dia khawatir tentang jumlah besar itu," kata saudara laki-laki Shelke, Vitthal.
"Dia mengatakan kepada saya bahwa para pejabat mengancam akan menyita hartanya," imbuhnya.
Putri Shelke, Ashwini, menuduh ayahnya meninggal karena kegagalan sistem.
"Ayah saya berada di bawah beban keuangan yang besar dan tagihan listrik yang terlalu tinggi merupakan kejutan besar baginya," tambahnya.
Pihak keluarga mengatakan pria bernama Jagannath Shelke (36) meninggalkan catatan sebelum bunuh diri. Dalam catatan itu, ia mengatakan bahwa tagihan listrik itu sangat tinggi.
Namun para pejabat mengatakan bahwa tagihan sebenarnya hanya Rp581 ribu. Pihak keluarga menuding para pejabat tersebut tidak membantunya meski ia telah mendekati mereka. Mereka mengatakan korban telah melakukan beberapa perjalanan ke dewan listrik yang dikelola negara.
Polisi telah mengajukan pengaduan terhadap seorang pejabat dewan listrik karena mengirimkan tagihan yang salah. Dewan juga menskorsnya setelah catatan Shelke tersebar luas di media sosial.
Shelke telah ditagih untuk pemakaiaan sebesar 61178 unit listrik ketika ia seharusnya dibebankan hanya untuk 6117,8 unit. Karena pejabat telah membaca meteran dengan salah, mereka menghasilkan tagihan untuk jumlah yang salah.
"Tagihan itu salah karena titik desimal yang hilang," terang Suresh Ganeshkar, seorang insinyur senior.
"Kami telah mengambil tindakan terhadap karyawan yang bertanggung jawab," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (12/5/2018).
Ia mengatakan masalah itu belum diselesaikan karena Shelke gagal mendaftarkan keluhan tertulis kepada dewan. Ia telah menerima tagihan pada minggu terakhir bulan April untuk bulan Maret.
"Delapan hari yang lalu saudara laki-lakiku memanggilku. Dia khawatir tentang jumlah besar itu," kata saudara laki-laki Shelke, Vitthal.
"Dia mengatakan kepada saya bahwa para pejabat mengancam akan menyita hartanya," imbuhnya.
Putri Shelke, Ashwini, menuduh ayahnya meninggal karena kegagalan sistem.
"Ayah saya berada di bawah beban keuangan yang besar dan tagihan listrik yang terlalu tinggi merupakan kejutan besar baginya," tambahnya.
(ian)