Saudi Kembali Ancam Kembangkan Senjata Nuklir
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi akan berusaha mengembangkan senjata nuklirnya sendiri jika Iran melakukannya. Hal itu ditegaskan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, di tengah ketegangan yang semakin kuat antara dua negara regional yang saling bersaing.
"Jika Iran memperoleh kemampuan nuklir, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk melakukan hal yang sama," kata Jubeir seperti dikutip dari AFP, Jumat (11/5/2018).
Arab Saudi yang kaya minyak telah lama mengatakan akan menandingi setiap Iran melakukan pengembangan senjata. Namun, pernyataan Jubeir ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan yang dirancang untuk mencegah Iran mendapatkan bom nuklir.
Dan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kerajaan Sunni dan republik Islam Syiah atas dukungan Iran untuk pemberontak Houthi di Yaman, yang telah menembakkan roket ke seberang perbatasan.
Riyadh, yang memimpin koalisi regional mengintervensi perang saudara Yaman untuk memerangi kaum Houthi, menuduh Iran memasok milisi dengan peluru kendali balistik.
"Rudal ini buatan Iran dan dikirim ke Houthi. Tingkah laku seperti itu tidak dapat diterima. Ini melanggar Resolusi PBB berkaitan dengan rudal balistik. Dan orang Iran harus bertanggung jawab atas ini," kata Jubeir.
"Kami akan menemukan cara yang benar dan pada saat yang tepat untuk menanggapi ini," dia memperingatkan.
"Kami mencoba untuk menghindari semua tindakan militer langsung dengan Iran, tetapi perilaku Iran seperti ini tidak dapat dilanjutkan. Ini merupakan pernyataan perang," tegasnya.
"Jika Iran memperoleh kemampuan nuklir, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk melakukan hal yang sama," kata Jubeir seperti dikutip dari AFP, Jumat (11/5/2018).
Arab Saudi yang kaya minyak telah lama mengatakan akan menandingi setiap Iran melakukan pengembangan senjata. Namun, pernyataan Jubeir ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan yang dirancang untuk mencegah Iran mendapatkan bom nuklir.
Dan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kerajaan Sunni dan republik Islam Syiah atas dukungan Iran untuk pemberontak Houthi di Yaman, yang telah menembakkan roket ke seberang perbatasan.
Riyadh, yang memimpin koalisi regional mengintervensi perang saudara Yaman untuk memerangi kaum Houthi, menuduh Iran memasok milisi dengan peluru kendali balistik.
"Rudal ini buatan Iran dan dikirim ke Houthi. Tingkah laku seperti itu tidak dapat diterima. Ini melanggar Resolusi PBB berkaitan dengan rudal balistik. Dan orang Iran harus bertanggung jawab atas ini," kata Jubeir.
"Kami akan menemukan cara yang benar dan pada saat yang tepat untuk menanggapi ini," dia memperingatkan.
"Kami mencoba untuk menghindari semua tindakan militer langsung dengan Iran, tetapi perilaku Iran seperti ini tidak dapat dilanjutkan. Ini merupakan pernyataan perang," tegasnya.
(ian)