Mahathir Mohamad atau Najib Razak?
A
A
A
KUALA LUMPUR - Pertarungan Mahathir dengan Najib Razak ibarat pertarungan guru dengan murid. Walaupun demikian, pertarungan ini sarat emosional, karena satu sama lain berambisi saling menyingkirkan. Pertarungan semakin menarik karena Mahathir mendapat dukungan dari mantan musuh politiknya, Anwar Ibrahim.
Mahathir yang pernah menjabat sebagai PM keempat Malaysia selama 22 tahun (1981–2003) kembali mencalonkan diri karena keprihatinannya atas kondisi Malaysia di bawah kepemimpinan Najib dalam empat tahun terakhir. Dia menganggap kawan politiknya itu dianggap sudah tidak lagi sejalan.
Mahathir dan Najib memang bukanlah orang yang baru saling kenal. Hubungan keduanya sangat dekat. Saat Mahathir masih menjadi bagian dari Partai UMNO yang didirikannya pada 1946, Najib menjadi anak didik kesayangannya. Dengan pendidikan tinggi dan keturunan keluarga politik, karier Najib langsung melejit.
Namun, keakraban yang dibangun selama bertahun-tahun putus akibat skandal perusahaan milik negara 1MDB yang dikepalai Najib. Sejak 2015, Mahathir yang lengser dari kursi PM pada 2003 mengkritik keras 1MDB beserta Najib, juga UMNO. Dia mempertanyakan setiap detail skandal yang menimpa 1MDB dan Najib.
Sekalipun Mahathir merupakan politikus senior, pembina di UMNO, dan gurunya, Najib tidak rela harga dirinya diinjak. Dia berulang kali menepis tuduhan korupsi dan mengatakan bahwa uang miliaran ringgit yang diterimanya berasal dari donatur asing di Timur Tengah. Namun, pernyataan itu membuka kecurigaan baru.
Mahathir akhirnya keluar dari UMNO yang memilih membela Najib. Upayanya untuk membawa perubahan tidak berhenti di situ, dengan mendirikan Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) untuk melawan Najib dan UMNO yang tergabung dalam koalisi Barisan Nasional (BN). Dia kini menjadi oposisi terkeras pemerintah.
Pemimpin oposisi Anwar juga menyatakan dukungan terhadap Mahathir dari ruang perawatan di rumah sakit (RS). “Saya meminta Anda sekalian mendukung Mahathir dan perubahan yang akan dibawanya,” ujarnya, dikutip Reuters. Mahathir dan Anwar menyatukan suara untuk mengakhiri dominasi kekuasaan UMNO.
Keputusan yang dikeluarkan Anwar cukup mengejutkan. Pasalnya, Anwar sendiri merupakan musuh keras Mahathir sejak 1998 atau sesaat setelah Anwar dipecat sebagai wakil PM oleh Mahathir. Dia sempat memimpin demonstrasi besar di Kuala Lumpur pada September 1998 untuk memakzulkan Mahathir.
Anwar ditangkap dan didakwa korupsi serta sodomi. Dia menganggap penjeblosannya ke penjara sarat dengan motif politik dan mencurigai Mahathir sebagai dalangnya. Sejak dibebaskan pada 2004, Anwar masih menyimpan dendam terhadap Mahathir. Dia juga menjadi oposisi paling keras yang menentang pemerintah.
Bagaimanapun, berkebalikan dengan kisah Mahathir dan Najib, Anwar justru berhasil memulihkan hubungan baik dengan Mahathir. Mereka berjabat tangan pada 2016. keduanya melupakan perselisihan masa lalu, menyusul terbentuknya kesamaan misi yakni menghentikan ambisi Najib dan UMNO dari kekuasaan.
Selama sebulan ini, Anwar berbaring di RS karena mengalami cedera bahu. Dia masih mendekam di balik jeruji besi dan akan terbebas 8 Juni mendatang. “Mahathir membuktikan kegigihannya, meminta maaf, dan mengorbankan waktu dan energi demi membangkitkan martabat bangsa dan negara,” kata Anwar.
Mahathir dan Najib menyampaikan pidato terakhir malam kemarin sebelum pemungutan suara dibuka pada pukul 07.00 hari ini. Najib sangat optimistis dapat meraup suara besar dan keluar sebagai pemenang. “Basis politik kami masih kuat. Kami masih memiliki kekuatan. Karena itu, saya percaya diri,” kata Najib.
Dalam usianya yang menginjak 93 tahun, Mahathir akan menjadi kepala negara tertua di dunia jika terpilih. Dia dilaporkan hanya akan memegang kekuasaan beberapa tahun sebelum diserahkan kepada Anwar. Namun, berita itu tidak dapat diverifikasi. Foto Mahathir juga dilarang dipajang karena sengketa legalitas partai.
Mahathir menilai aksi Komisi Pemilihan itu membuktikan dia merupakan kekuatan yang mengancam dominasi UMNO, BN, dan Najib. "Ini adalah sesuatu yang aneh. Apa tujuannya? Saya tadinya dilarang berkampanye, tapi saya tidak peduli dilarang atau tidak. Ini tidak sesuai dengan undang-undang," ungkapnya.
Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia, SUHAKAM, mengimbau panel pemilu untuk menghindari partisan dan selektif. Mereka juga meminta transparansi. "SUHAKAM meyakini tingkat keadilan dipengaruhi oleh diskualifikasi kandidat secara tak jelas dan penyebaran uang dan hadiah," bunyi pernyataan organisasi tersebut.
Dalam blog pribadinya, Najib menyatakan sistem elektoral Malaysia transparan. Dia juga mengimbau petugas pemilu menjalankan tugas dengan bertanggung jawab. Ribuan warga Malaysia sudah mulai mudik untuk ikut serta dalam pemilu, sementara para pemilih di luar negeri akan memilih melalui jalur surat pos.
Di Australia, ratusan warga Malaysia berkumpul di Melbourne untuk menyerahkan surat suara lewat pos. Salah seorang relawan, Yap Lee Jane, 23, mengatakan dirinya membawa sekitar 100 surat suara. "Ini masih tak menjamin suara saya akan dihitung," kata Mawar Ahmad Fadzil. "Saya hanya berdoa semoga sampai."
Jumlah penduduk Malaysia mencapai 32 juta dengan etnis yang beragam, mulai Melayu, China, hingga India. Noorfazilah Aziz, warga Malaysia, mengaku tetap mengalami banyak kesulitan, tak peduli siapa pun pemimpinnya. “Bagi kami yang tinggal di kampung seperti ini, pemilu itu tidak ada artinya,” kata Aziz.(Muh Shamil)(nfl)
Mahathir yang pernah menjabat sebagai PM keempat Malaysia selama 22 tahun (1981–2003) kembali mencalonkan diri karena keprihatinannya atas kondisi Malaysia di bawah kepemimpinan Najib dalam empat tahun terakhir. Dia menganggap kawan politiknya itu dianggap sudah tidak lagi sejalan.
Mahathir dan Najib memang bukanlah orang yang baru saling kenal. Hubungan keduanya sangat dekat. Saat Mahathir masih menjadi bagian dari Partai UMNO yang didirikannya pada 1946, Najib menjadi anak didik kesayangannya. Dengan pendidikan tinggi dan keturunan keluarga politik, karier Najib langsung melejit.
Namun, keakraban yang dibangun selama bertahun-tahun putus akibat skandal perusahaan milik negara 1MDB yang dikepalai Najib. Sejak 2015, Mahathir yang lengser dari kursi PM pada 2003 mengkritik keras 1MDB beserta Najib, juga UMNO. Dia mempertanyakan setiap detail skandal yang menimpa 1MDB dan Najib.
Sekalipun Mahathir merupakan politikus senior, pembina di UMNO, dan gurunya, Najib tidak rela harga dirinya diinjak. Dia berulang kali menepis tuduhan korupsi dan mengatakan bahwa uang miliaran ringgit yang diterimanya berasal dari donatur asing di Timur Tengah. Namun, pernyataan itu membuka kecurigaan baru.
Mahathir akhirnya keluar dari UMNO yang memilih membela Najib. Upayanya untuk membawa perubahan tidak berhenti di situ, dengan mendirikan Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) untuk melawan Najib dan UMNO yang tergabung dalam koalisi Barisan Nasional (BN). Dia kini menjadi oposisi terkeras pemerintah.
Pemimpin oposisi Anwar juga menyatakan dukungan terhadap Mahathir dari ruang perawatan di rumah sakit (RS). “Saya meminta Anda sekalian mendukung Mahathir dan perubahan yang akan dibawanya,” ujarnya, dikutip Reuters. Mahathir dan Anwar menyatukan suara untuk mengakhiri dominasi kekuasaan UMNO.
Keputusan yang dikeluarkan Anwar cukup mengejutkan. Pasalnya, Anwar sendiri merupakan musuh keras Mahathir sejak 1998 atau sesaat setelah Anwar dipecat sebagai wakil PM oleh Mahathir. Dia sempat memimpin demonstrasi besar di Kuala Lumpur pada September 1998 untuk memakzulkan Mahathir.
Anwar ditangkap dan didakwa korupsi serta sodomi. Dia menganggap penjeblosannya ke penjara sarat dengan motif politik dan mencurigai Mahathir sebagai dalangnya. Sejak dibebaskan pada 2004, Anwar masih menyimpan dendam terhadap Mahathir. Dia juga menjadi oposisi paling keras yang menentang pemerintah.
Bagaimanapun, berkebalikan dengan kisah Mahathir dan Najib, Anwar justru berhasil memulihkan hubungan baik dengan Mahathir. Mereka berjabat tangan pada 2016. keduanya melupakan perselisihan masa lalu, menyusul terbentuknya kesamaan misi yakni menghentikan ambisi Najib dan UMNO dari kekuasaan.
Selama sebulan ini, Anwar berbaring di RS karena mengalami cedera bahu. Dia masih mendekam di balik jeruji besi dan akan terbebas 8 Juni mendatang. “Mahathir membuktikan kegigihannya, meminta maaf, dan mengorbankan waktu dan energi demi membangkitkan martabat bangsa dan negara,” kata Anwar.
Mahathir dan Najib menyampaikan pidato terakhir malam kemarin sebelum pemungutan suara dibuka pada pukul 07.00 hari ini. Najib sangat optimistis dapat meraup suara besar dan keluar sebagai pemenang. “Basis politik kami masih kuat. Kami masih memiliki kekuatan. Karena itu, saya percaya diri,” kata Najib.
Dalam usianya yang menginjak 93 tahun, Mahathir akan menjadi kepala negara tertua di dunia jika terpilih. Dia dilaporkan hanya akan memegang kekuasaan beberapa tahun sebelum diserahkan kepada Anwar. Namun, berita itu tidak dapat diverifikasi. Foto Mahathir juga dilarang dipajang karena sengketa legalitas partai.
Mahathir menilai aksi Komisi Pemilihan itu membuktikan dia merupakan kekuatan yang mengancam dominasi UMNO, BN, dan Najib. "Ini adalah sesuatu yang aneh. Apa tujuannya? Saya tadinya dilarang berkampanye, tapi saya tidak peduli dilarang atau tidak. Ini tidak sesuai dengan undang-undang," ungkapnya.
Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia, SUHAKAM, mengimbau panel pemilu untuk menghindari partisan dan selektif. Mereka juga meminta transparansi. "SUHAKAM meyakini tingkat keadilan dipengaruhi oleh diskualifikasi kandidat secara tak jelas dan penyebaran uang dan hadiah," bunyi pernyataan organisasi tersebut.
Dalam blog pribadinya, Najib menyatakan sistem elektoral Malaysia transparan. Dia juga mengimbau petugas pemilu menjalankan tugas dengan bertanggung jawab. Ribuan warga Malaysia sudah mulai mudik untuk ikut serta dalam pemilu, sementara para pemilih di luar negeri akan memilih melalui jalur surat pos.
Di Australia, ratusan warga Malaysia berkumpul di Melbourne untuk menyerahkan surat suara lewat pos. Salah seorang relawan, Yap Lee Jane, 23, mengatakan dirinya membawa sekitar 100 surat suara. "Ini masih tak menjamin suara saya akan dihitung," kata Mawar Ahmad Fadzil. "Saya hanya berdoa semoga sampai."
Jumlah penduduk Malaysia mencapai 32 juta dengan etnis yang beragam, mulai Melayu, China, hingga India. Noorfazilah Aziz, warga Malaysia, mengaku tetap mengalami banyak kesulitan, tak peduli siapa pun pemimpinnya. “Bagi kami yang tinggal di kampung seperti ini, pemilu itu tidak ada artinya,” kata Aziz.(Muh Shamil)(nfl)