Tradisi Pernikahan Nyeleneh Berbagai Negara di Dunia
A
A
A
PERNIKAHAN merupakan hal sakral bagi setiap manusia agar dapat dipersatukan dalam suatu agama atau kepercayaan tertentu. Tak mengherankan di berbagai negara banyak terdapat tradisi pernikahan unik yang menyimpan nilai filosofi tertentu. Berikut sejumlah tradisi pernikahan aneh di berbagai belahan dunia.
1. Larangan Gunakan Kamar Mandi (Indonesia-Malaysia)
Di Pulau Kalimantan, wilayah antara Indonesia dan Malaysia, tepatnya di Sabah ada suku bernama Suku Tidong dimana suku ini dalam adat pernikahannya mengikuti tradisi kuno yang melarang pasangan menggunakan kamar mandi selama 3 hari 3 malam setelah pernikahan. Mereka percaya kebiasaan tersebut akan menghasilkan pernikahan panjang, bahagia, dan subur. Jika melanggar semua kebiasaan itu diyakini akan menyebabkan nasib buruk.
2. Pemotongan Log (Jerman)
Tradisi pernikahan Jerman kuno menggergaji kayu bulat menggunakan gergaji besar dengan 2 pegangan. Tindakan ini menunjukkan kemampuan pasangan suami-istri untuk bekerja sama dan melewati berbagai rintangan yang mungkin terjadi dalam pernikahan mereka.
3. Dua Anak (Sudan)
Di Suku Nuer Sudan, pengantin pria bisa menikah jika dia membayar sejumlah ternak tertentu. Pernikahan keduanya berakhir saat istri melahirkan anak ke-2. Jika istri hanya memiliki satu anak, suami bisa meminta cerai. Jika suami meninggal, saudaranya harus menjadi suami janda baru.
4. Menuntut Tebusan Pengantin (Rumania)
Di Rumania dan beberapa negara Eropa lainnya, permainan penculikan tiruan bisa terjadi sebelum upacara pernikahan. Pengantin wanita "diculik" oleh keluarga, teman, atau orang suruhan yang dipekerjakan, dan mempelai laki-laki harus menyelamatkannya dengan membayar uang tebusan, minuman, atau isyarat romantis.
5. Menangis Bersama (China)
Seorang pengantin wanita dari kelompok etnis Tujia di China harus menangis selama satu jam setiap hari selama sebulan sebelum pernikahannya dan pada hari H pernikahan. Pada 10 hari setelah pengantin wanita mulai menangis, ibunya bergabung, dan kemudian 10 hari kemudian neneknya bergabung dengan mereka berdua. Pada akhir bulan, setiap wanita dalam keluarga menangis bersama mempelai wanita.
6. Menginjak Gelas Kaca (Yahudi)
Ketika sebuah upacara pernikahan Yahudi berakhir, pengantin pria menginjak sebuah gelas di dalam tas kain untuk menghancurkannya. Ini memiliki banyak makna, salah satunya adalah untuk menunjukkan bahwa pernikahan memegang duka sekaligus sukacita dan untuk mewakili komitmen saling berdampingan.
7. Pembusukkan dan Diarak (Skotlandia)
Tradisi ini mengharuskan si pengantin laki-laki dan perempuan agar dilumuri sejumlah cairan atau apapun yang dianggap menjijikkan. Setelah dilumuri berbagai cairan, bersama-sama mereka diarak keliling kota untuk ditunjukkan kepada seluruh orang di kota tersebut. Konon, dengan melewati rasa malu yang besar ini, maka kedua pengantin dapat mengatasi permasalahan apapun.
8. Tradisi Henna (India)
Acara yang disebut Mehendi ini merupakan perayaan warna-warni yang digelar malam sebelum pernikahan oleh para wanita di keluarga besar mempelai wanita. Seorang seniman profesional atau kerabat menggunakan "tato" di tangan dan kaki pengantin wanita dan wanita anggota keluarga lainnya. Desain henna melambangkan kebangkitan spiritual, sukacita, keindahan, dan penawaran. Tradisi ini populer di banyak negara Asia lainnya.
9. Roti dan Garam (Rusia)
Pada perayaan pernikahan di Rusia, orang tua mempelai menyambut pasangan dengan roti dengan garam. Ini adalah tradisi yang menyiratkan keramahan. Kedua mempelai mengambil sepotong roti, menaruh garam di atasnya, dan saling menyuapi roti ke pasangan. Siapa pun yang melepaskan bagian yang lebih besar akan menjadi kepala rumah tangga masa depan mereka. Setelah itu, setiap tamu akan menerima sepotong roti pengantin yang disebut karavai.
10. Pelajaran Seks Saat Malam Pertama (Afrika)
Di beberapa desa di Afrika, terdapat sebuah tradisi yang dilakukan saat pasangan hendak melakukan malam pertama. Saat itu, kepala desa bersembunyi di bawah kolong ranjang dan menginstruksikan bagaimana si istri akan memuaskan kehendak suaminya. Kepala desa tersebut terus tetap berada di dalam kamar pengantin demi berjaga-jaga jika kedua pengantin butuh 'instruksi' lebih lanjut.
(amm)
1. Larangan Gunakan Kamar Mandi (Indonesia-Malaysia)
Di Pulau Kalimantan, wilayah antara Indonesia dan Malaysia, tepatnya di Sabah ada suku bernama Suku Tidong dimana suku ini dalam adat pernikahannya mengikuti tradisi kuno yang melarang pasangan menggunakan kamar mandi selama 3 hari 3 malam setelah pernikahan. Mereka percaya kebiasaan tersebut akan menghasilkan pernikahan panjang, bahagia, dan subur. Jika melanggar semua kebiasaan itu diyakini akan menyebabkan nasib buruk.
2. Pemotongan Log (Jerman)
Tradisi pernikahan Jerman kuno menggergaji kayu bulat menggunakan gergaji besar dengan 2 pegangan. Tindakan ini menunjukkan kemampuan pasangan suami-istri untuk bekerja sama dan melewati berbagai rintangan yang mungkin terjadi dalam pernikahan mereka.
3. Dua Anak (Sudan)
Di Suku Nuer Sudan, pengantin pria bisa menikah jika dia membayar sejumlah ternak tertentu. Pernikahan keduanya berakhir saat istri melahirkan anak ke-2. Jika istri hanya memiliki satu anak, suami bisa meminta cerai. Jika suami meninggal, saudaranya harus menjadi suami janda baru.
4. Menuntut Tebusan Pengantin (Rumania)
Di Rumania dan beberapa negara Eropa lainnya, permainan penculikan tiruan bisa terjadi sebelum upacara pernikahan. Pengantin wanita "diculik" oleh keluarga, teman, atau orang suruhan yang dipekerjakan, dan mempelai laki-laki harus menyelamatkannya dengan membayar uang tebusan, minuman, atau isyarat romantis.
5. Menangis Bersama (China)
Seorang pengantin wanita dari kelompok etnis Tujia di China harus menangis selama satu jam setiap hari selama sebulan sebelum pernikahannya dan pada hari H pernikahan. Pada 10 hari setelah pengantin wanita mulai menangis, ibunya bergabung, dan kemudian 10 hari kemudian neneknya bergabung dengan mereka berdua. Pada akhir bulan, setiap wanita dalam keluarga menangis bersama mempelai wanita.
6. Menginjak Gelas Kaca (Yahudi)
Ketika sebuah upacara pernikahan Yahudi berakhir, pengantin pria menginjak sebuah gelas di dalam tas kain untuk menghancurkannya. Ini memiliki banyak makna, salah satunya adalah untuk menunjukkan bahwa pernikahan memegang duka sekaligus sukacita dan untuk mewakili komitmen saling berdampingan.
7. Pembusukkan dan Diarak (Skotlandia)
Tradisi ini mengharuskan si pengantin laki-laki dan perempuan agar dilumuri sejumlah cairan atau apapun yang dianggap menjijikkan. Setelah dilumuri berbagai cairan, bersama-sama mereka diarak keliling kota untuk ditunjukkan kepada seluruh orang di kota tersebut. Konon, dengan melewati rasa malu yang besar ini, maka kedua pengantin dapat mengatasi permasalahan apapun.
8. Tradisi Henna (India)
Acara yang disebut Mehendi ini merupakan perayaan warna-warni yang digelar malam sebelum pernikahan oleh para wanita di keluarga besar mempelai wanita. Seorang seniman profesional atau kerabat menggunakan "tato" di tangan dan kaki pengantin wanita dan wanita anggota keluarga lainnya. Desain henna melambangkan kebangkitan spiritual, sukacita, keindahan, dan penawaran. Tradisi ini populer di banyak negara Asia lainnya.
9. Roti dan Garam (Rusia)
Pada perayaan pernikahan di Rusia, orang tua mempelai menyambut pasangan dengan roti dengan garam. Ini adalah tradisi yang menyiratkan keramahan. Kedua mempelai mengambil sepotong roti, menaruh garam di atasnya, dan saling menyuapi roti ke pasangan. Siapa pun yang melepaskan bagian yang lebih besar akan menjadi kepala rumah tangga masa depan mereka. Setelah itu, setiap tamu akan menerima sepotong roti pengantin yang disebut karavai.
10. Pelajaran Seks Saat Malam Pertama (Afrika)
Di beberapa desa di Afrika, terdapat sebuah tradisi yang dilakukan saat pasangan hendak melakukan malam pertama. Saat itu, kepala desa bersembunyi di bawah kolong ranjang dan menginstruksikan bagaimana si istri akan memuaskan kehendak suaminya. Kepala desa tersebut terus tetap berada di dalam kamar pengantin demi berjaga-jaga jika kedua pengantin butuh 'instruksi' lebih lanjut.
(amm)