PM China Temui Jokowi, Investasi Jadi Pembahasan Utama
A
A
A
JAKARTA - Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang akan menemui Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) saat lawatan ke Jakarta, 6-8 Mei 2018. Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, ekonomi dan investasi akan menjadi pembahasan utama dalam pertemuan tersebut.
"Soal ekonomi dan investasi (menjadi) yang utama dibahas. Buat Indonesia, hubungan baik dengan semua negara tentu dijaga, tidak hanya dengan China. Bukan cuma Indonesia yang melihat China penting untuk urusan ekonomi, tapi negara lain juga. Ini yang ditekankan Presiden, untuk membangun hubungan yang win-win solution," kata Retno, Jumat (4/5/2018).
Menlu Retno menyatakan bahwa Indonesia terus berusaha untuk mempersempit defisit perdagangan di antara kedua negara. Dalam dua tahun terakhir Indonesia sudah bisa mempersempit neraca perdagangan dengan China hingga 11,63 persen.
"Nanti Indonesia juga akan menyampaikan soal peningkatan ekspor ke Tiongkok (China) berupa kelapa sawit, manggis, salak, pisang, dan sarang burung walet," ujar Retno. Menurutnya, Indonesia ingin ada investasi yang berkualitas yang mendatangkan keuntungan bagi negeri ini.
Isu-isu regional dan internasional juga kemungkinan dibahas dalam pertemuan Jokowi dan Li. Isu-isu itu di antaranya, krisis Korea Utara dan krisis Laut China Selatan.
"Tentunya, bukan tidak mungkin isu mengenai situasi di kawasan atau isu dunia akan dibahas oleh kedua pemimpin, selain itu bilateral. Jadi, bukan tidak mungkin," ucap Retno.
"Bukan tidak mungkin akan dibahas (soal Korut). Tetapi posisi kita sudah jelas, posisi China juga sudah jelas, bahwa China juga mendukung proses peradamaian, reunifikasi, kita juga mendukung reunifikasi," imbuh diplomat top Indonesia ini.
Retno menambahkan, kunjungan Li Keqiang ke Indonesia merupakan kunjungan balasan yang dilakukan Jokowi beberap waktu lalu. Lawatan dua hari PM Li juga sekaligus untuk menandai peringatan lima tahun hubungan komprehensif kedua negara dan peringatan 15 tahun kemitraan ASEAN-China.
"Ini sifatnya bukan bilateral. Jakarta ini menjadi lokasi Sekretariat ASEAN. Tahun ini, kita memperingati 15 tahun kemitraan strategis ASEAN-China dan Li Keqiang akan melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal ASEAN. Kantor Sekjen ASEAN berada di Jakarta, oleh karena itu Li Keqiang akan melakukan kegiatan yang sifatnya bukan bilateral, tapi pendekatan China dengan ASEAN," imbuh Menlu perempuan pertama Indonesia tersebut.
(mas)
"Soal ekonomi dan investasi (menjadi) yang utama dibahas. Buat Indonesia, hubungan baik dengan semua negara tentu dijaga, tidak hanya dengan China. Bukan cuma Indonesia yang melihat China penting untuk urusan ekonomi, tapi negara lain juga. Ini yang ditekankan Presiden, untuk membangun hubungan yang win-win solution," kata Retno, Jumat (4/5/2018).
Menlu Retno menyatakan bahwa Indonesia terus berusaha untuk mempersempit defisit perdagangan di antara kedua negara. Dalam dua tahun terakhir Indonesia sudah bisa mempersempit neraca perdagangan dengan China hingga 11,63 persen.
"Nanti Indonesia juga akan menyampaikan soal peningkatan ekspor ke Tiongkok (China) berupa kelapa sawit, manggis, salak, pisang, dan sarang burung walet," ujar Retno. Menurutnya, Indonesia ingin ada investasi yang berkualitas yang mendatangkan keuntungan bagi negeri ini.
Isu-isu regional dan internasional juga kemungkinan dibahas dalam pertemuan Jokowi dan Li. Isu-isu itu di antaranya, krisis Korea Utara dan krisis Laut China Selatan.
"Tentunya, bukan tidak mungkin isu mengenai situasi di kawasan atau isu dunia akan dibahas oleh kedua pemimpin, selain itu bilateral. Jadi, bukan tidak mungkin," ucap Retno.
"Bukan tidak mungkin akan dibahas (soal Korut). Tetapi posisi kita sudah jelas, posisi China juga sudah jelas, bahwa China juga mendukung proses peradamaian, reunifikasi, kita juga mendukung reunifikasi," imbuh diplomat top Indonesia ini.
Retno menambahkan, kunjungan Li Keqiang ke Indonesia merupakan kunjungan balasan yang dilakukan Jokowi beberap waktu lalu. Lawatan dua hari PM Li juga sekaligus untuk menandai peringatan lima tahun hubungan komprehensif kedua negara dan peringatan 15 tahun kemitraan ASEAN-China.
"Ini sifatnya bukan bilateral. Jakarta ini menjadi lokasi Sekretariat ASEAN. Tahun ini, kita memperingati 15 tahun kemitraan strategis ASEAN-China dan Li Keqiang akan melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal ASEAN. Kantor Sekjen ASEAN berada di Jakarta, oleh karena itu Li Keqiang akan melakukan kegiatan yang sifatnya bukan bilateral, tapi pendekatan China dengan ASEAN," imbuh Menlu perempuan pertama Indonesia tersebut.
(mas)