Presiden Korsel Sebut Trump Layak Dapat Nobel Perdamaian
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump layak mendapat Hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya untuk mengakhiri kebuntuan dengan Korea Utara (Korut) mengenai program senjata nuklirnya.
Istana kepresidenan Korsel, Blue House menyatakan, pernyataan tersebut disampaikan Jae-in saat melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat senior Korsel.
"Presiden Trump harus memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian. Yang kita butuhkan hanyalah perdamaian," kata Blue House mengutip pernyataan Jae-in, seperti dilansir Reuters pada Senin (30/4).
Blue House menuturkan, pernyataan ini merupakan respon atas pernyataan yang dibuat oleh Lee Hee-ho, yang merupakan istri dari mantan Presiden Korsel, Kim Dae-jung, yang menyebut Jae-in harusnya mendapat hadiah Nobel Perdamaian atas usahanya mendamaikan dua Korea.
"Komentar Hadiah Nobel Perdamaian datang sebagai tanggapan terhadap pesan ucapan selamat dari Lee Hee-ho, janda mendiang Presiden Korsel, Kim Dae-jung, di mana dia mengatakan Jae-in pantas memenangkan hadiah itu. Namun, Jae-in menanggapi dengan mengatakan Trump seharusnya mendapatkannya," ungkapnya.
Sementara itu, sebelumnya melalui akun Twitternya, Trump secara khusus meminta satu lokasi yang mungkin menjadi lokasi pertemuan dengamn Kim Jong-un. Bukan di Singapura, atau Mongolia seperti yang ramai diberitakan, Trump meminta pertemuan itu digelar di "Desa Gencatan Senjata" Panmunjom, di dekat perbatasan Korsel dan Korut.
Trump menyatakan, dia ingin bertemu dengan Jong-un di Rumah Perdamaian di desa tersebut, yang merupakan lokasi tempat digelarnya pertemuan antara Jong-un dan Jae-in pekan lalu.
"Banyak negara sedang dipertimbangkan untuk pertemuan, tetapi akankah Rumah Perdamaian/Perwakilan Kebebasan, di Perbatasan Korea Utara & Selatan, menjadi situs yang lebih mewakili, penting dan abadi daripada negara pihak ketiga? Hanya bertanya!" kicau Trump.
Istana kepresidenan Korsel, Blue House menyatakan, pernyataan tersebut disampaikan Jae-in saat melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat senior Korsel.
"Presiden Trump harus memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian. Yang kita butuhkan hanyalah perdamaian," kata Blue House mengutip pernyataan Jae-in, seperti dilansir Reuters pada Senin (30/4).
Blue House menuturkan, pernyataan ini merupakan respon atas pernyataan yang dibuat oleh Lee Hee-ho, yang merupakan istri dari mantan Presiden Korsel, Kim Dae-jung, yang menyebut Jae-in harusnya mendapat hadiah Nobel Perdamaian atas usahanya mendamaikan dua Korea.
"Komentar Hadiah Nobel Perdamaian datang sebagai tanggapan terhadap pesan ucapan selamat dari Lee Hee-ho, janda mendiang Presiden Korsel, Kim Dae-jung, di mana dia mengatakan Jae-in pantas memenangkan hadiah itu. Namun, Jae-in menanggapi dengan mengatakan Trump seharusnya mendapatkannya," ungkapnya.
Sementara itu, sebelumnya melalui akun Twitternya, Trump secara khusus meminta satu lokasi yang mungkin menjadi lokasi pertemuan dengamn Kim Jong-un. Bukan di Singapura, atau Mongolia seperti yang ramai diberitakan, Trump meminta pertemuan itu digelar di "Desa Gencatan Senjata" Panmunjom, di dekat perbatasan Korsel dan Korut.
Trump menyatakan, dia ingin bertemu dengan Jong-un di Rumah Perdamaian di desa tersebut, yang merupakan lokasi tempat digelarnya pertemuan antara Jong-un dan Jae-in pekan lalu.
"Banyak negara sedang dipertimbangkan untuk pertemuan, tetapi akankah Rumah Perdamaian/Perwakilan Kebebasan, di Perbatasan Korea Utara & Selatan, menjadi situs yang lebih mewakili, penting dan abadi daripada negara pihak ketiga? Hanya bertanya!" kicau Trump.
(esn)