Arkeolog Temukan 140 Kerangka Anak-anak Korban Ritual

Minggu, 29 April 2018 - 02:43 WIB
Arkeolog Temukan 140 Kerangka Anak-anak Korban Ritual
Arkeolog Temukan 140 Kerangka Anak-anak Korban Ritual
A A A
LIMA - Para arkeolog di Peru utara mengatakan mereka telah menemukan bukti yang bisa jadi satu-satunya kasus pengorbanan anak terbesar di dunia.

Situs pemakaman pra-Columbus, yang dikenal sebagai Las Llamas, berisi kerangka 140 anak-anak berusia antara lima dan 14 tahun. Mereka menjadi korban ritual yang dilakukan pada 550 tahun lalu.

Situs, yang terletak di dekat kota modern Trujillo, juga berisi sisa-sisa 200 Llamas muda yang tampaknya dikorbankan pada hari yang sama. Situs pemakaman itu tampaknya dibangun oleh kekaisaran Chimu kuno. Anak-anak itu diperkirakan dikorbankan akibat bencana banjir yang disebabkan oleh pola cuaca El Nino yang merusak garis pantai Peru.

Menurut profesor arkeologi di Universitas Nasional Peru Trujillo, Gabriel Prieto, penduduk setempat mengorbankan apa yang paling penting yang mereka miliki sebagai korban kepada para dewa. Anak-anak dipandang sebagai sesuatu yang penting karena mereka mewakili masa depan.

"Llamas juga sangat penting karena orang-orang ini tidak memiliki hewan, mereka adalah bagian fundamental dari ekonomi," kata Prieto, menambahkan bahwa anak-anak dimakamkan menghadap laut, sementara Llamas menghadapi Pegunungan Andes di timur.

Penggalian di situs pemakaman dimulai pada tahun 2011, tetapi berita temuan pertama kali diterbitkan pada hari Kamis oleh National Geographic, yang membantu membiayai penelitian.

Prieto mengatakan para peneliti tidak menemukan hanya tulang di situs tetapi juga jejak kaki yang selamat dari hujan dan erosi. Jejak kaki kecil menunjukkan anak-anak itu digiring ke kematian mereka dari Chan Chan, sebuah kota kuno yang berjarak satu mil jauhnya dari Las Llamas.

Sementara itu John Verano dari Tulane University mengatakan kerangka anak-anak terdapat luka di dada mereka, yang mungkin diakibatkan pisau upacara. Tulang rusuk terkilir menunjukkan bahwa siapa pun yang melakukan pengorbanan mungkin telah mencoba untuk mengekstrak hati anak-anak.

Jeffrey Quilter, direktur Museum Arkeologi & Etnologi Peabody di Universitas Harvard, menggambarkan temuan ini sebagai "penemuan luar biasa."

Dalam sebuah email, Quilter mengatakan bahwa situs tersebut memberikan "bukti nyata" bahwa pengorbanan skala besar anak-anak terjadi di Peru kuno.

"Laporan pengorbanan yang sangat besar diketahui dari bagian lain dunia, tetapi sulit untuk mengetahui apakah jumlahnya dibesar-besarkan atau tidak," tulis Quilter seperti dikutip dari NBC News, Minggu (29/4/2018).

Quilter mengepalai tim ilmuwan yang akan menganalisis sampel DNA dari sisa-sisa anak-anak untuk melihat apakah mereka terkait dan mencari tahu area mana dari kerajaan Chimu yang mengorbankan kaum muda.

Beberapa budaya kuno di Amerika mempraktekkan pengorbanan manusia termasuk Maya, Aztec dan Inca, yang menaklukkan kerajaan Chimu pada akhir abad ke-15. Tetapi pengorbanan massal anak-anak adalah sesuatu yang jarang didokumentasikan.

Situs Las Llamas terletak di sebuah kota kumuh, dan dipagari untuk menghentikan pengembang ilegal membangun rumah di atasnya.

Prieto mengatakan situs itu menunjukkan bagaimana sejarah Peru bisa berada di pelosok.

"Situs ini dikelilingi oleh rumah-rumah di lingkungan kelas pekerja dapat memberi tahu kami banyak tentang peristiwa mengerikan yang mungkin merupakan salah satu momen paling gelap dalam sejarah kami," kata Prieto.

"Tapi ini juga bagian dari warisan budaya kita," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4999 seconds (0.1#10.140)