Tak Berguna, Pentagon Bunuh Drone X-Plane Senilai Rp1,2 Triliun

Jum'at, 27 April 2018 - 16:14 WIB
Tak Berguna, Pentagon...
Tak Berguna, Pentagon Bunuh Drone X-Plane Senilai Rp1,2 Triliun
A A A
WASHINGTON - Pembuat senjata rahasia Pentagon mematikan proyek drone eksperimental, X-Plane, senilai USD89,4 juta atau lebih dari Rp1,2 triliun. Drone yang berkemampuan lepas landas dan pendaratan vertikal (VTOL) ini dianggap tak menghasilkan aplikasi yang berguna bagi militer Amerika Serikat (AS).

Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) sebagai badan pembuat senjata rahasia Pentagon memberikan kontrak kepada Aurora Flight Sciences pada tahun 2016 untuk membangun pesawat nirawak VTOL X-Plane sebagai bagian dari program yang dikenal sebagai LightningStrike.

Namun, DARPA mematikan program drone itu sebelum demonstransi skala penuh diterapkan di lapangan. Keputusan itu dikonfirmasi juru bicara DARPA, Jared Adams, kepada IHS Jane.

Direktur Kantor Teknologi Taktis (TTO) di DARPA, Fred Kennedy, mengatakan bahwa keputusan untuk mengakhiri program itu dibuat oleh DARPA selama peninjauan program baru-baru ini.

Flight Global dalam laporannya tahun 2015 menyatakan, DARPA membayar Aurora USD89,4 juta untuk membangun dan melakukan demonstrasi penerbangan drone tersebut. Pada waktu itu, CEO Aurora John Langford mengatakan bahwa perusahaannya bangga mendukung DARPA.

"Untuk yang kita semua harapkan menjadi terobosan yang benar-benar bersejarah. dalam teknologi penerbangan...jika berhasil, kemampuan terbang VTOL X-Plane yang secara radikal ditingkatkan dapat mengarah pada kemajuan revolusioner kemampuan misi militer masa depan AS," katanya.

Rolls-Royce di Amerika Utara dan Honeywell Aerospace and Defense adalah subkontraktor untuk program ini. Keputusan DARPA ini telah menyia-nyiakan para pembayar pajak di AS, karena drone VTOL X-Plane pada akhirnya mubazir.

Kennedy kepada kepada IHS Jane mengatakan bahwa sebenarnya ada minat yang signifikan dalam program hibrida X-plane listrik."Namun, tidak ada mitra transisi segera," katanya, yang dikutip Jumat (27/4/2018).

Sementara itu, pihak Aurora dalam sebuah pernyataan hari Selasa lalu mengatakan bahwa mereka tetap berencana mengembangkan teknologi tersebut untuk tujuan komersial.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2751 seconds (0.1#10.140)