Khamenei Desak Negara-negara Muslim Bersatu Melawan AS
A
A
A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendesak negara-negara Muslim bersatu untuk melawan Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, dia mengencam negara-negara Muslim yang berhubungan dan bersahabat dengan Israel.
"Bangsa Iran telah berhasil melawan upaya bullying oleh Amerika dan kekuatan arogan lainnya dan kami akan terus melawan...Semua negara Muslim harus bersatu melawan Amerika dan musuh lainnya," kata Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Kamis waktu Teheran.
Dia mengkritik keras Presiden AS Donald Trump yang pada hari Selasa mengatakan bahwa beberapa negara di Timur Tengah tidak akan bertahan dalam waktu seminggu tanpa perlindungan AS.
"Bahwa presiden AS tanpa malu-malu mengatakan, 'tanpa AS, rezim beberapa negara Arab tidak dapat mempertahankan diri mereka bahkan selama seminggu', adalah penghinaan bagi umat Islam," lanjut Khamenei yang komentarnya juga muncul dalam rangkaian tweet-nya.
Dia prihatin dengan negara-negara Muslim yang justru saling berperang satu sama lain. "Sayangnya ada perang di wilayah kita antara negara-negara Muslim. Pemerintahan terbelakang dari beberapa negara Muslim bertempur dengan negara lain," imbuh Khamenei, yang dikutip Reuters, Jumat (27/4/2018).
Tanpa menyebut Arab Saudi dan koalisinya, Khamenei menyindir situasi mengerikan di Yaman. "Lihatlah bencana yang ditimbulkan oleh orang-orang di Yaman! Perayaan pernikahan mereka berubah menjadi upacara berkabung; Orang-orang dibombardir di jalanan, di bazar dan masjid."
Iran dan Arab Saudi telah lama terkunci dalam perang proxy, bersaing untuk menjadi supremasi regional mulai dari Irak ke Suriah dan dari Lebanon ke Yaman.
Khamenei menambahkan, negara-negara Muslim yang mempertahankan hubungan dan bersahabat dengan Israel akan membawa penderitaan bagi umat Islam.
"Persahabatan dengan kafir membawa kesengsaraan bagi umat Islam, seperti persahabatan yang dimiliki beberapa negara Muslim dengan rezim Zionis, bertukar kata-kata baik dan membangun hubungan ekonomi atau politik," tulis Khamenei.
"Bangsa Iran telah berhasil melawan upaya bullying oleh Amerika dan kekuatan arogan lainnya dan kami akan terus melawan...Semua negara Muslim harus bersatu melawan Amerika dan musuh lainnya," kata Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Kamis waktu Teheran.
Dia mengkritik keras Presiden AS Donald Trump yang pada hari Selasa mengatakan bahwa beberapa negara di Timur Tengah tidak akan bertahan dalam waktu seminggu tanpa perlindungan AS.
"Bahwa presiden AS tanpa malu-malu mengatakan, 'tanpa AS, rezim beberapa negara Arab tidak dapat mempertahankan diri mereka bahkan selama seminggu', adalah penghinaan bagi umat Islam," lanjut Khamenei yang komentarnya juga muncul dalam rangkaian tweet-nya.
Dia prihatin dengan negara-negara Muslim yang justru saling berperang satu sama lain. "Sayangnya ada perang di wilayah kita antara negara-negara Muslim. Pemerintahan terbelakang dari beberapa negara Muslim bertempur dengan negara lain," imbuh Khamenei, yang dikutip Reuters, Jumat (27/4/2018).
Tanpa menyebut Arab Saudi dan koalisinya, Khamenei menyindir situasi mengerikan di Yaman. "Lihatlah bencana yang ditimbulkan oleh orang-orang di Yaman! Perayaan pernikahan mereka berubah menjadi upacara berkabung; Orang-orang dibombardir di jalanan, di bazar dan masjid."
Iran dan Arab Saudi telah lama terkunci dalam perang proxy, bersaing untuk menjadi supremasi regional mulai dari Irak ke Suriah dan dari Lebanon ke Yaman.
Khamenei menambahkan, negara-negara Muslim yang mempertahankan hubungan dan bersahabat dengan Israel akan membawa penderitaan bagi umat Islam.
"Persahabatan dengan kafir membawa kesengsaraan bagi umat Islam, seperti persahabatan yang dimiliki beberapa negara Muslim dengan rezim Zionis, bertukar kata-kata baik dan membangun hubungan ekonomi atau politik," tulis Khamenei.
(mas)