Syekh Tamim bin Hamad Al Thani, yang Muda yang Jadi Raja
A
A
A
SYEKH Tamim bin Hamad Al Thani menjadi salah satu amir termuda dalam sejarah Qatar, yaitu saat usianya baru 33 tahun.
Dia juga tercatat menjadi pemimpin negara termuda di dunia. Syekh Tamim mengambil alih kekuasaan dari ayahnya, Syekh Hamad bin Khalifa Al Thani, pada Juni 2013. Saat itu ayahnya sudah menghabiskan hampir dua dekade di kemudi negara, sebelum akhirnya mundur. Tamim lahir di Doha, 3 Juni 1980.
Saat ini usianya bahkan belum genap 38 tahun. Kendati masih terbilang muda untuk usia seorang pemimpin negara kaya, tapi usianya ini bukan berarti melemahkan kepemimpinannya. Dia tetap memiliki banyak prestasi dan kemampuan yang mumpuni.
Buktinya, Syekh Tamim masuk dalam daftar 50 muslim berpengaruh di dunia. Bahkan, sebelum mengambil kendali sebagai raja, dia sudah sangat terlibat dalam pengambilan keputusan Qatar selama bertahun-tahun. Dikutip Al Jazeera , dia juga memegang sejumlah peran beragam.
Mulai dari politik, ekonomi, olahraga, hingga lingkungan. Syekh Tamim juga tercatat sebagai ketua Dewan Pendidikan Agung dan ketua Qatar Investment Authority, pengelolaan dana kekayaan negara yang berdaulat.
Di bawah kepemimpinannya, dana miliaran tersebut telah diinvestasikan ke dalam bisnis di Inggris, dan memiliki saham besar di Barclays Bank, Sainsburyís, dan Harrods. Dana tersebut juga memiliki bagian dari gedung tertinggi di Eropa, The Shard. Dia juga menjadi ketua Dewan Tertinggi untuk Lingkungan dan Cagar Alam dan ketua Dewan Pendidikan Tertinggi.
Berkepribadian kuat
Saat mengumumkan penyerahan kekuasaan kepada Syekh Tamim, Syekh Hamad mengatakan dia yakin sepenuhnya bahwa anaknya adalah sosok yang bertanggung jawab, layak mendapatkan kepercayaan diri, mampu memikul tanggung jawab, dan memenuhi misi.
Nama Syekh Tamim muncul sebagai pewaris pada 2003 ketika kakak lakilakinya, Jassim gagal menggantikan posisi ayah mereka untuk menjadi emir atau raja. Dikutip BBC, pengangkatan Syekh Tamim menjadi emir Qatar menandai konfirmasi cengkeraman Dinasti Al Thani pada kekuasaan di Qatar.
Anggota keluarga Al Thani memegang banyak posisi penting dalam pemerintahan negara itu, dan transisi yang mulus ke emir baru sehingga menggarisbawahi keinginan untuk sebuah stabilitas di wilayah yang tidak dapat diprediksi.
Syekh Tamim juga telah dipersiapkan matang untuk memimpin negara kaya gas dan minyak tersebut. Dia tercatat mengenyam pendidikan di Inggris. Dia sekolah di Sherborne School, Harrow School, pada 1997. Mengikuti jejak sang ayah, dia juga sekolah di Royal Military Academy Sandhurst di Inggris dan lulus pada 1998.
Selepas itu, dia kembali ke Qatar dan ditugaskan sebagai perwira di angkatan bersenjata Qatar. Selama dekade berikutnya, Tamim dipersiapkan untuk memerintah negara, memegang serangkaian posisi keamanan ekonomi, diplomatik, dan nasional yang semakin penting.
Pada tahun 2009 dia juga diangkat sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Qatar. Menurut sumber diplomatik yang dekat dengan keluarga Al Thani, Syekh Tamim memiliki kepribadian yang kuat sehingga memungkinkan dia untuk "membangun dirinya di dalam keluarga yang berkuasa".
Dia digambarkan sebagai sosok yang ramah, percaya diri, dan terbuka oleh mereka yang mengenalnya. Dia juga dinilai sebagai orang yang cerdas, hati-hati, dan konservatif.
Syekh Tamim juga dianggap sebagai seorang pragmatis, dan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Barat, termasuk Amerika Serikat dan Prancis. Analis politik memperkirakan Tamim lebih konservatif dan berani menolak risiko daripada sang ayah.
7 Fakta tentang Syekh Tamim
1. Direspons Positif Oleh Dunia
Saat diangkat menjadi emir Qatar, Tamim disambut oleh para pemimpin dunia, yang mengharapkannya untuk meningkatkan peran Qatar dalam urusan internasional yang penting, termasuk krisis Suriah dan persetujuan Darfur.
2. Keramat pada Bulan Juni
Juni adalah bulan penting bagi Tamim. Pasalnya, dia lahir pada Juni dan menjadi emir Qatar pun pada Juni.
3. Dapat Penghargaan dari Italia
Syekh Tamim dianugerahi penghargaan Grand Cross of the Order of the Merit dari Republik Italia pada 16 November 2007. Penghargaan ini diberikan untuk orang yang dianggap berprestasi di bidang sastra, seni, ekonomi, pelayanan publik, sosial, filantropis, kegiatan kemanusiaan, dan untuk layanan yang konsisten dalam karier sipil dan militer.
4. Fasih Berbahasa Inggris dan Prancis
Selain bahasa Arab, Syekh Tamim juga fasih berbahasa Inggris dan Prancis.
5. Jadi Pemimpin Tanpa Kudeta
Syekh Tamim tercatat sebagai pemimpin pertama Qatar yang naik ke tampuk kekuasaan tanpa terjadi kudeta. Transisi kekuasaan yang dilakukan berjalan sangat lancar.
6. Kado Elang dari Putin
Dikutip Qatar Day, pada kunjungan terakhir ke Rusia, Syekh Tamim dihadiahi burung elang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
7. Gemar Pelihara Elang
Bisa dibilang Syekh Tamim memiliki hobi yang dimiliki banyak kalangan Arab lainnya, yaitu memelihara dan bermainmain dengan burung elang. (Susi Susanti)
Dia juga tercatat menjadi pemimpin negara termuda di dunia. Syekh Tamim mengambil alih kekuasaan dari ayahnya, Syekh Hamad bin Khalifa Al Thani, pada Juni 2013. Saat itu ayahnya sudah menghabiskan hampir dua dekade di kemudi negara, sebelum akhirnya mundur. Tamim lahir di Doha, 3 Juni 1980.
Saat ini usianya bahkan belum genap 38 tahun. Kendati masih terbilang muda untuk usia seorang pemimpin negara kaya, tapi usianya ini bukan berarti melemahkan kepemimpinannya. Dia tetap memiliki banyak prestasi dan kemampuan yang mumpuni.
Buktinya, Syekh Tamim masuk dalam daftar 50 muslim berpengaruh di dunia. Bahkan, sebelum mengambil kendali sebagai raja, dia sudah sangat terlibat dalam pengambilan keputusan Qatar selama bertahun-tahun. Dikutip Al Jazeera , dia juga memegang sejumlah peran beragam.
Mulai dari politik, ekonomi, olahraga, hingga lingkungan. Syekh Tamim juga tercatat sebagai ketua Dewan Pendidikan Agung dan ketua Qatar Investment Authority, pengelolaan dana kekayaan negara yang berdaulat.
Di bawah kepemimpinannya, dana miliaran tersebut telah diinvestasikan ke dalam bisnis di Inggris, dan memiliki saham besar di Barclays Bank, Sainsburyís, dan Harrods. Dana tersebut juga memiliki bagian dari gedung tertinggi di Eropa, The Shard. Dia juga menjadi ketua Dewan Tertinggi untuk Lingkungan dan Cagar Alam dan ketua Dewan Pendidikan Tertinggi.
Berkepribadian kuat
Saat mengumumkan penyerahan kekuasaan kepada Syekh Tamim, Syekh Hamad mengatakan dia yakin sepenuhnya bahwa anaknya adalah sosok yang bertanggung jawab, layak mendapatkan kepercayaan diri, mampu memikul tanggung jawab, dan memenuhi misi.
Nama Syekh Tamim muncul sebagai pewaris pada 2003 ketika kakak lakilakinya, Jassim gagal menggantikan posisi ayah mereka untuk menjadi emir atau raja. Dikutip BBC, pengangkatan Syekh Tamim menjadi emir Qatar menandai konfirmasi cengkeraman Dinasti Al Thani pada kekuasaan di Qatar.
Anggota keluarga Al Thani memegang banyak posisi penting dalam pemerintahan negara itu, dan transisi yang mulus ke emir baru sehingga menggarisbawahi keinginan untuk sebuah stabilitas di wilayah yang tidak dapat diprediksi.
Syekh Tamim juga telah dipersiapkan matang untuk memimpin negara kaya gas dan minyak tersebut. Dia tercatat mengenyam pendidikan di Inggris. Dia sekolah di Sherborne School, Harrow School, pada 1997. Mengikuti jejak sang ayah, dia juga sekolah di Royal Military Academy Sandhurst di Inggris dan lulus pada 1998.
Selepas itu, dia kembali ke Qatar dan ditugaskan sebagai perwira di angkatan bersenjata Qatar. Selama dekade berikutnya, Tamim dipersiapkan untuk memerintah negara, memegang serangkaian posisi keamanan ekonomi, diplomatik, dan nasional yang semakin penting.
Pada tahun 2009 dia juga diangkat sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Qatar. Menurut sumber diplomatik yang dekat dengan keluarga Al Thani, Syekh Tamim memiliki kepribadian yang kuat sehingga memungkinkan dia untuk "membangun dirinya di dalam keluarga yang berkuasa".
Dia digambarkan sebagai sosok yang ramah, percaya diri, dan terbuka oleh mereka yang mengenalnya. Dia juga dinilai sebagai orang yang cerdas, hati-hati, dan konservatif.
Syekh Tamim juga dianggap sebagai seorang pragmatis, dan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Barat, termasuk Amerika Serikat dan Prancis. Analis politik memperkirakan Tamim lebih konservatif dan berani menolak risiko daripada sang ayah.
7 Fakta tentang Syekh Tamim
1. Direspons Positif Oleh Dunia
Saat diangkat menjadi emir Qatar, Tamim disambut oleh para pemimpin dunia, yang mengharapkannya untuk meningkatkan peran Qatar dalam urusan internasional yang penting, termasuk krisis Suriah dan persetujuan Darfur.
2. Keramat pada Bulan Juni
Juni adalah bulan penting bagi Tamim. Pasalnya, dia lahir pada Juni dan menjadi emir Qatar pun pada Juni.
3. Dapat Penghargaan dari Italia
Syekh Tamim dianugerahi penghargaan Grand Cross of the Order of the Merit dari Republik Italia pada 16 November 2007. Penghargaan ini diberikan untuk orang yang dianggap berprestasi di bidang sastra, seni, ekonomi, pelayanan publik, sosial, filantropis, kegiatan kemanusiaan, dan untuk layanan yang konsisten dalam karier sipil dan militer.
4. Fasih Berbahasa Inggris dan Prancis
Selain bahasa Arab, Syekh Tamim juga fasih berbahasa Inggris dan Prancis.
5. Jadi Pemimpin Tanpa Kudeta
Syekh Tamim tercatat sebagai pemimpin pertama Qatar yang naik ke tampuk kekuasaan tanpa terjadi kudeta. Transisi kekuasaan yang dilakukan berjalan sangat lancar.
6. Kado Elang dari Putin
Dikutip Qatar Day, pada kunjungan terakhir ke Rusia, Syekh Tamim dihadiahi burung elang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
7. Gemar Pelihara Elang
Bisa dibilang Syekh Tamim memiliki hobi yang dimiliki banyak kalangan Arab lainnya, yaitu memelihara dan bermainmain dengan burung elang. (Susi Susanti)
(nfl)