Tawarkan Gadis sebagai 'Pencuci Mulut', Polisi Thailand Dibui 320 Tahun

Kamis, 19 April 2018 - 23:48 WIB
Tawarkan Gadis sebagai...
Tawarkan Gadis sebagai 'Pencuci Mulut', Polisi Thailand Dibui 320 Tahun
A A A
BANGKOK - Seorang sersan polisi di Thailand dijatuhi hukuman penjara selama 320 tahun atas tuduhan menjalankan praktik prostitusi dengan jaringan canggih. Dia menawarkan para gadis remaja pemuas nafsu yang oleh media setempat dijuluki sebagai "pencuci mulut".

Bisnis prostitusi ini tak hanya melibatkan seorang polisi, tapi juga para pejabat. Dua wanita perekrut para gadis, yakni Piyathat Papthiensuwan dan Piyawan Sookmak, dijatuhi hukuman penjara masing-masing 176 tahun dan 167 tahun.

Vonis ratusan tahun penjara ini merupakan pengecualian dari ketentuan hukum pidana di Thailand, di mana hukuman penjara maksimum 50 tahun.

Bisnis prostitusi ini beroperasi di Mae Hong Son di Thailand barat laut. Praktik terbongkar pada tahun 2017. Setiap gadis remaja yang ditawarkan sebagai "pencuci mulut" ditandai dengan tato burung hantu. Mereka ditawarkan kepada para tamu VIP.

Mengutip laporan The Bangkok Post, Kamis (19/4/2018), polisi yang dihukum penjara hingga 320 tahun adalah sersan Yutthachai Thongchai.

Seorang kolumnis Thailand mengatakan kepada AFP dalam kondisi anonim bahwa para pelaku bisnis seks memperlakukan para gadis remaja itu sebagai sesuatu yang bisa dibeli dengan harga yang tepat.

"Dia adalah hadiah," katanya, berbicara tentang gadis-gadis yang ditawarkan bak makan malam mewah. “Dia sama dengan makanan, pakaian yang indah. Sesuatu yang memiliki harga."

Surat kabar Straits Times melaporkan bahwa tiga wanita muda dipaksa berhubungan seks dengan pria hingga 10 kali seminggu dengan tarif 1.000 baht untuk setiap sesi. Salah satu gadis bahkan dipaksa berhubungan seks dengan seorang guru dari sekolahnya sendiri.

Para gadis tersebut telah dipindahkan dari provinsi yang dulu dikenal sebagai tempat “paling bahagia” di Thailand. Klien pengguna layanan mereka rata-rata adalah pejabat pemerintah senior.

Pada 2016 atau setahun sebelum bisnis prostitusi itu terbongkar, Menteri Pariwisata Thailand; Kobkarn Wattanavrangkul, kepada Reuters mengatakan bahwa pihaknya akan membersihkan wisata di negara tersebut dari praktik pelacuran.

"Turis tidak datang ke Thailand untuk hal semacam itu. Mereka datang ke sini untuk budaya kami yang indah," katanya. "Kami ingin Thailand menjadi tentang pariwisata berkualitas. Kami ingin industri seks hilang," ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1264 seconds (0.1#10.140)