AS: Tim Peneliti OPCW Belum Masuki Douma
A
A
A
WASHINGTON - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Heather Nauert menyatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi bahwa tim peneliti Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) telah memasuki wilayah Douma, Suriah.
"Kami tentu sadar bahwa media pemerintah Suriah melaporkan sebelumnya bahwa tim telah dapat memasuki Douma. Kami tidak dapat secara independen mengkonfirmasi hal itu pada saat ini," kata Nauert dalam sebuah pernyataan.
"Sumber-sumber kami, yang kami anggap dapat diandalkan, menunjukkan bahwa tim belum dapat masuk ke Douma. Jadi itu adalah pemahaman kami tentang situasi, setidaknya hingga sekarang," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (18/4).
Nauert kemudian menuturkan, semakin lama waktu yang dibutuhkan bagi penelitik OPCW untuk masuk ke Douma dan melakukan penyelidikan, maka hal itu akan semakin mengurangi bukti apa pun yang ada di lapangan.
Ditanya apakah AS masih yakin senjata kimia digunakan di Douma meskipun kurangnya bukti sejauh ini, Nauert mengatakan, mereka memiliki informasi yang mengarahkan mereka untuk percaya bahwa baik gas klorin dan sarin digunakan dalam serangan itu.
"Kami tentu sadar bahwa media pemerintah Suriah melaporkan sebelumnya bahwa tim telah dapat memasuki Douma. Kami tidak dapat secara independen mengkonfirmasi hal itu pada saat ini," kata Nauert dalam sebuah pernyataan.
"Sumber-sumber kami, yang kami anggap dapat diandalkan, menunjukkan bahwa tim belum dapat masuk ke Douma. Jadi itu adalah pemahaman kami tentang situasi, setidaknya hingga sekarang," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (18/4).
Nauert kemudian menuturkan, semakin lama waktu yang dibutuhkan bagi penelitik OPCW untuk masuk ke Douma dan melakukan penyelidikan, maka hal itu akan semakin mengurangi bukti apa pun yang ada di lapangan.
Ditanya apakah AS masih yakin senjata kimia digunakan di Douma meskipun kurangnya bukti sejauh ini, Nauert mengatakan, mereka memiliki informasi yang mengarahkan mereka untuk percaya bahwa baik gas klorin dan sarin digunakan dalam serangan itu.
(esn)