90.000 Penumpang Pesawat Terlantar

Rabu, 11 April 2018 - 08:44 WIB
90.000 Penumpang Pesawat Terlantar
90.000 Penumpang Pesawat Terlantar
A A A
BERLIN - Lebih dari 90.000 penumpang pesawat terlantar di berbagai bandara Jerman karena mogok massal yang dilakukan pekerja sektor publik untuk menekan kenaikan gaji sebesar 6%. Aksi mogok massal yang dikoordinasi serikat buruh Verdi itu dilaksanakan di berbagai penjuru Jerman.

Maskapai penerbangan terbesar Jerman Lufthansa mengungkapkan lebih dari 800 penerbangan dibatalkan dari 1.600 penerbangan kemarin. Operator bandara Frankfurt memperingatkan adanya gangguan akibat mogok massal tersebut. Seperti di Frankfurt, bandara tersibuk di Jerman, seperti bandara di Munich, Cologne, dan Bremen juga terkena dampak akibat mogok massal tersebut.

Mogok massal itu juga berdampak terhadap sektor keperawatan, pelayanan kebersihan, dan pegawai kolam renang di beberapa negara Jerman. Serikat pekerja Jerman Verdi menginginkan kenaikan gaji 6% bagi 2,3 juta pegawai sektor publik di tataran federal dan lokal.

Pemerintah federal dan kota Jerman menolak memenuhi tuntutan para pekerja tersebut. Mereka mengatakan kenaikan gaji akan memaksa pemerintah menggunakan tenaga kerja kontrak.

Beberapa penumpang mengekspresikan frustasi atas banyak penundaan dan pembatalan penerbangan. “Saya sangat kecewa. Saya terkena dampak akibat mogok massal yang terlalu sering,” ungkap Roswitha Karl, calon penumpang yang hendak terbang ke Moldova untuk liburan. Dia mengaku pilot di Jerman kerap melakukan mogok kerja, staf maskapai juga melakukan mogok massal.

Lokasi untuk penjadwalan ulang penerbangan dipadati calon penumpang yang terlantar. Antrian pun mengeluar. Sementara banyak penumpang lain yang memilih menunggu di terminal. Beberapa calon penumpang memilih mengubah jadwal penumpang, tapi banyak yang lain masih memilih menunggu penerbangan alternatif.

Jana Glaeser tiba di Frankfurt dari Miami dan penerbangannya ke Berlin dibatalkan. “Kita sudah mendapatkan tiket kereta. Saya berharap semuanya berjalan lancar,” ujarnya dilansir Reuters.

Sybille Metzler, calon penumpang yang hendak terbang ke Amsterdam, mengaku mendapatkan kabar kalau penerbangannya dibatalkan. “Saya tahu, tapi saya harus terbang ke sana. Tak mungkin saya pergi dengan kereta,” kata akuntan berusia 41 tahun itu.

Beberapa penumpang pun memahami tentang mogok massal tersebut. “Itu cukup adil. Saya berharap mereka mendapatkan kenaikan,” kata manajer pelayanan Porsche, Ashley Gillham, 40. Dia mengaku baru datang dari liburannya di selandia Baru dan hendak terbang dari Frankfurt ke Mallorca. “Kita harus menunggu di bandara selama lima jam untuk penerbangan lanjutan,” paparnya.

Kemudian, juru bicara Lufthansa mengatakan kalau mogok massal itu tidak dilaksanakan oleh pegawainya, tapi pegawai ground handler di bandara Frankfurt, Munich, Cologne, dan Bremen. “Penumpang yang pesawatnya tidak dibatalkan akan mengalami penundaan cukup lama,” ungkapnya dilansir BBC. Lufthansa menegaskan layanan akan kembali normal pada hari ini.

Lufthansa menjelaskan kalau mereka tidak memahami ancaman serikat pekerja Verdi yang melakukan mogok massal besar-besaran. “Itu sungguh tidak bisa diterima bagi sekitar kerja menerapkan konflik ini dengan penumpang yang tidak terlibat,” kata kepala bagian sumber daya manusia Lufthansa Bettina Volkens.

Dia mengungkapkan Lufthansa bukan bagian dari konflik tawar menawar bersama. “Tapi, pelanggan kita yang tidak beruntung dan perusahaan terkena dampak serius akibat ketegangan ini,” ujar Volkens. Dia meminta para politikus dan anggota parlemen untuk memperjelas aturan mogok massal dan aksi industri.

Sementara itu, di wilayah North Rhine-Westphalia, negara bagian paling padat di Jerman, banyak penduduk yang mengeluhkan mogok massal. Mereka mengungkapkan banyak pelayanan publik seperti kebersihan dan perawatan anak yang terkena dampaknya. Banyak sopir bus dan masinis kereta juga memilih mogok massal sehingga layanan transportasi sangat terganggu.

Kemudian, mogok massal juga dilakukan guru taman kanak-kanak. Layanan di rumah sakit juga ditiadakan, hanya ruang darurat saja yang aktif, karena banyak perawat yang ikut mogok massal.

“Kita ingin mengirim sinyal jelas kepada perusahaan tentang mogok massal ini,” kata pemimpin serikat buruh Verdi, Frank Bsirske. Verdi merupakan serikat pekerja terbesar untuk pegawai di sektor pelayanan publik. “Kita akan meningkatkan mogok massal pekan depan jika perusahaan tidak memenuhi permintaan kita,” imbuhnya. Perundingan putaran ketiga mengenai tuntutan kenaikan gaji akan dilaksanakan pada Minggu (15/4).

Bsirske mengungkapkan kalau kekuatan ekonomi Jerman sangat stail. “Jika tidak sekarang, kapan kita akan mendapatkan kenaikan bagi seluruh pekerja di sektor publik?” tanya Bsirske yang memimpin aksi mogok massal di Bandara Frankfurt.

Di sektor industri, 3,9 juta pekerja mendapatkan kenaikan gaji 4% dan jam kerja yang fleksibel setelah menggelar mogok massal pada Februari silam. Padahal, inflasi pada Maret mencapai 1,5%.

Bank Sentral Eropa terus memantau negosiasi gaya di Jerman. Itu berpengaruh pada pertumbuhan dan tingkat inflasi. Mereka juga mempikirkan program stimulus besar-besaran.

Sementara itu, maskapai penerbangan Prancis Air France mengatakan hanya mengoperasikan 75% penerbangan kemarin setelah sepertiga pesawat dikandangkan pada Sabtu (7/4). (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3499 seconds (0.1#10.140)