Ahed Tamimi Jadi Korban Pelecehan Seksual Interogator Israel
A
A
A
YERUSALEM - Remaja Palestina yang dipenjara gara-gara menampar tentara Israel, Ahed Tamimi, mendapatkan pelecehan seksual oleh seorang interogator selama ditahan. Hal tersebut diungkapkan oleh pengacara gadis berusia 17 tahun itu.
Pengacara Tamimi, Gaby Lasky, telah mengajukan keluhan kepada polisi melalui kantor jaksa agung. Lasky menyatakan remaja itu mendapatkan perilaku tidak pantas yang merupakan pelecehan seksual selama penahanannya, seperti dilaporkan situs berita Israel, Ynet.
Berita itu muncul setelah laman The Daily Beast menerbitkan sebuah artikel berdasarkan rekaman video interogasi Tamimi, yang menuduh bahwa interogator dari intelijen militer pusat Israel mengomentari penampilan dan ketertarikannya terhadap gadis itu.
"Anda memiliki mata seperti malaikat," kata sang interogator itu.
"Hak-haknya sebagai anak kecil tampaknya menjadi perhatian kecil bagi dua interogator laki-laki yang memeriksanya," tulis artikel itu yang dikutip Russia Today, Sabtu (7/4/2018).
Lasky mengajukan keberatan karena Tamimi diperiksa dua orang laki-laki secara bersamaan tanpa seorang petugas perempuan. Pemeriksaan itu juga dilakukan tanpa akses ke keluarganya atau ke pengacaranya.
Selain itu interogator juga mengancam akan menahan anggota keluarga Tamimi lainnya jika dia tidak bekerja sama.
Pengacara menggambarkan perilaku tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum, yang merupakan pelecehan seksual. Situs berita Israel Ynet melaporkan bahwa IDF sedang menyelidiki masalah ini.
Tamimi menjadi ikon di kalangan warga Palestina setelah rekaman video tentang serangannya terhadap tentara IDF menjadi viral. Dia menghadapi 12 dakwaan, termasuk serangan dan hasutan, dan bisa dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.
Belakangan pengadilan menjatuhinya hukuman 8 bulan penjara setelah mencapai kesepakatan dalam negosiasi pada akhir bulan lalu.
Keluarga Tamimi telah lama menjadi aktivis Palestina yang terkemuka. Sejak penangkapan remaja itu, sejumlah anggota keluarganya, termasuk sepupunya yang baru saja ditembak, ibunya dan ayahnya juga telah ditangkap.
Pengacara Tamimi, Gaby Lasky, telah mengajukan keluhan kepada polisi melalui kantor jaksa agung. Lasky menyatakan remaja itu mendapatkan perilaku tidak pantas yang merupakan pelecehan seksual selama penahanannya, seperti dilaporkan situs berita Israel, Ynet.
Berita itu muncul setelah laman The Daily Beast menerbitkan sebuah artikel berdasarkan rekaman video interogasi Tamimi, yang menuduh bahwa interogator dari intelijen militer pusat Israel mengomentari penampilan dan ketertarikannya terhadap gadis itu.
"Anda memiliki mata seperti malaikat," kata sang interogator itu.
"Hak-haknya sebagai anak kecil tampaknya menjadi perhatian kecil bagi dua interogator laki-laki yang memeriksanya," tulis artikel itu yang dikutip Russia Today, Sabtu (7/4/2018).
Lasky mengajukan keberatan karena Tamimi diperiksa dua orang laki-laki secara bersamaan tanpa seorang petugas perempuan. Pemeriksaan itu juga dilakukan tanpa akses ke keluarganya atau ke pengacaranya.
Selain itu interogator juga mengancam akan menahan anggota keluarga Tamimi lainnya jika dia tidak bekerja sama.
Pengacara menggambarkan perilaku tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum, yang merupakan pelecehan seksual. Situs berita Israel Ynet melaporkan bahwa IDF sedang menyelidiki masalah ini.
Tamimi menjadi ikon di kalangan warga Palestina setelah rekaman video tentang serangannya terhadap tentara IDF menjadi viral. Dia menghadapi 12 dakwaan, termasuk serangan dan hasutan, dan bisa dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.
Belakangan pengadilan menjatuhinya hukuman 8 bulan penjara setelah mencapai kesepakatan dalam negosiasi pada akhir bulan lalu.
Keluarga Tamimi telah lama menjadi aktivis Palestina yang terkemuka. Sejak penangkapan remaja itu, sejumlah anggota keluarganya, termasuk sepupunya yang baru saja ditembak, ibunya dan ayahnya juga telah ditangkap.
(ian)