PM Najib Razak Bubarkan Parlemen Malaysia

Jum'at, 06 April 2018 - 14:47 WIB
PM Najib Razak Bubarkan Parlemen Malaysia
PM Najib Razak Bubarkan Parlemen Malaysia
A A A
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan pembubaran parlemen, Jumat (6/4/2018). Pembubaran ini dilakukan lebih dari dua bulan sebelum akhir periode, membuka jalan bagi pemilu.

Najib mengatakan ia telah bertemu dengan raja Malaysia, Sultan Muhammad V, untuk mendapatkan persetujuan atas pembubaran itu.

"Raja telah mengizinkan parlemen dibubarkan efektif Sabtu, 7 April," kata Najib dalam sebuah pengumuman khusus pada stasiun TV negara.

"Jika kemenangan diberikan kepada BN, kami berjanji untuk melakukan yang terbaik, untuk melakukan transformasi negara yang lebih besar, lebih inklusif dan lebih komprehensif," kata Najib seperti dikutip dari Reuters.

Pengumuman Najib ini datang di belakang pertumbuhan yang kuat untuk Malaysia, didukung oleh pemulihan harga minyak mentah global dan peningkatan perdagangan dan investasi infrastruktur dari mitra dagang terbesar Malaysia, China.

Najib (64) dibebani oleh skandal multi-miliar dolar terkait dengan dana negara. Ia juga berada di bawah tekanan untuk memenangkan koalisi Barisan Nasional (BN).

Saat ini Najib tengah berjuang untuk menenangkan rakyat Malaysia yang tidak senang dengan meningkatnya biaya hidup. Di lain sisi, ia harus menghadapi tantangan mantan mentornya Mahathir Mohammad di barisan oposisi.

Secara luas, Najib diperkirakan akan mempertahankan kekuasaannya. Hal ini tidak terlepas dari keretakan yang mendalam aliansi oposisi Mahathir dan Partai Islam Pan-Malaysia (PAS), yang diperkirakan para analis akan memecah suara oposisi.

Partai Organisasi Nasional Malaysia (UMNO) pimpinan Najib mengepalai koalisi pemerintah yang memegang kekuasaan sejak kemerdekaan Malaysia pada 1957. Koalisi ini kehilangan suara dalam pemilihan terakhir pada 2013 lalu, tetapi Najib tetap memegang kekuasaan dengan mayoritas yang lebih kecil di parlemen.

Tetapi hasil yang lebih lemah, bahkan jika koalisi mempertahankan kekuasaan, dapat menyebabkan tantangan kepemimpinan internal terhadap Najib.

Najib menolak tuntutan untuk mundur pada pertengahan 2015 menyusul laporan salah urus keuangan pada dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Laporan ini termasuk dana sebesar USD681 juta disetorkan ke rekening bank pribadinya.

Najib membantah melakukan kesalahan. Transaksi terkait dengan 1MDB sedang diselidiki di enam negara termasuk Amerika Serikat, Singapura dan Swiss.

Najib telah menekan perbedaan pendapat, memecat kritikus dari kabinet dan partainya yang mempertanyakan keterlibatannya dalam 1MDB.

Skandal ini telah menciptakan keretakan antara Najib dan Mahathir, yang berusia 92 tahun, yang memerintah selama 22 tahun sebelum pensiun pada tahun 2003, dan telah menjadi kritikus terberat Najib.

Dengan tujuan bersama untuk menjatuhkan Najib, Mahathir telah bergandengan tangan dengan mantan deputinya dan pemimpin oposisi yang dipenjarakan, Anwar Ibrahim. Kerja sama ini sekaligus mengakhiri perseteruan sengit yang telah membentuk narasi politik negara itu selama dua dekade.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2759 seconds (0.1#10.140)