Ketegangan Meningkat, Panama Tarik Duta Besar dari Venezuela
A
A
A
PANAMA CITY - Panama menarik duta besarnya dari Venezuala. Tindakan ini sebagai aksi balasan setelah negara Amerika Selatan itu melarang bisnis kunci Panama beroperasi di dalam negaranya.
Ketegangan antara kedua negara mulai meningkat dalam beberapa hari terakhir ketika Panama menempatkan Presiden Nicolas Maduro pada daftar pejabat Venezuela "berisiko tinggi" karena pencucian uang.
Venezuela lantas mengumumkan larangan sementara untuk sekelompok pengusaha dan pemimpin Panama. Itu termasuk Presiden Juan Carlos Varela dan Copa, salah satu dari beberapa maskapai yang masih beroperasi di Venezuela.
Dalam mengumumkan penarikan utusannya, pemerintah Panama menggambarkan langkah Venezuela sebagai reaksi politik yang kurang substansi. Panama juga meminta Venezuela untuk memanggil pulang duta besarnya dari Panama, kata para pejabat seperti dikutip dari ABC News, Jumat (6/4/2018).
Perselisihan itu terjadi ketika Venezuela terperosok dalam krisis ekonomi dan politik. Negara ini juga semakin terisolasi dari komunitas global.
Larangan 90 hari membatasi kegiatan komersial di Venezuela dijatuhkan kepada 22 pemimpin bisnis dan 46 perusahaan di Panama.
Caracas membenarkan suspensi itu dengan mengatakan menambah "ukuran perlindungan sistem keuangan, ekonomi dan komersial."
Panama telah menyebut 16 perusahaan Venezuela dan 55 orang yang dicurigai melakukan pencucian uang.
Daftar ini juga termasuk wakil presiden Venezuela, pemimpin partai sosialis Diosdado Cabello dan Jaksa Agung Tarek William Saab.
Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi kepada Maduro dan puluhan pejabat tinggi Venezuela, menuduh negara itu telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan menuju menjadi negara diktator.
Uni Eropa juga telah memberlakukan sanksi ekonomi dan perjalanan terhadap tujuh pejabat senior Venezuela yang dituduh melanggar aturan hukum.
Ketegangan antara kedua negara mulai meningkat dalam beberapa hari terakhir ketika Panama menempatkan Presiden Nicolas Maduro pada daftar pejabat Venezuela "berisiko tinggi" karena pencucian uang.
Venezuela lantas mengumumkan larangan sementara untuk sekelompok pengusaha dan pemimpin Panama. Itu termasuk Presiden Juan Carlos Varela dan Copa, salah satu dari beberapa maskapai yang masih beroperasi di Venezuela.
Dalam mengumumkan penarikan utusannya, pemerintah Panama menggambarkan langkah Venezuela sebagai reaksi politik yang kurang substansi. Panama juga meminta Venezuela untuk memanggil pulang duta besarnya dari Panama, kata para pejabat seperti dikutip dari ABC News, Jumat (6/4/2018).
Perselisihan itu terjadi ketika Venezuela terperosok dalam krisis ekonomi dan politik. Negara ini juga semakin terisolasi dari komunitas global.
Larangan 90 hari membatasi kegiatan komersial di Venezuela dijatuhkan kepada 22 pemimpin bisnis dan 46 perusahaan di Panama.
Caracas membenarkan suspensi itu dengan mengatakan menambah "ukuran perlindungan sistem keuangan, ekonomi dan komersial."
Panama telah menyebut 16 perusahaan Venezuela dan 55 orang yang dicurigai melakukan pencucian uang.
Daftar ini juga termasuk wakil presiden Venezuela, pemimpin partai sosialis Diosdado Cabello dan Jaksa Agung Tarek William Saab.
Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi kepada Maduro dan puluhan pejabat tinggi Venezuela, menuduh negara itu telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan menuju menjadi negara diktator.
Uni Eropa juga telah memberlakukan sanksi ekonomi dan perjalanan terhadap tujuh pejabat senior Venezuela yang dituduh melanggar aturan hukum.
(ian)