Menengok Penampungan TKI di KBRI Kuala Lumpur
A
A
A
KUALA LUMPUR - Masalah tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi salah satu fokus kerja Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia. Kebanyakan masalah pekerja migran ini adalah datang ke negeri tetangga dengan status ilegal.
Para TKI yang bermasalah ditangani oleh KBRI Kuala Lumpur. Mereka ditampung di shelter KBRI. SINDOnews berkesempatan untuk menengok lokasi penampungan pekerja migran asal Indonesia itu di kedutaan.
Berlokasi di belakang kantor KBRI Kuala Lumpur, tempat penampungan tersebut mirip seperti kamar indekos di kawasan Jakarta. Ada lima kamar yang cukup luas di shelter tersebut.
Para TKI yang menginap di shelter diberikan seragam berupa kaus berwarna jingga dan biru oleh pihak KBRI.
Tempat penampungan ini juga memiliki sebuah dapur utama, yang juga digunakan sebagai tempat pelatihan sejumlah TKI.
Pelatihan terhadap para pekerja migran itu melibatkan para istri staf KBRI. Tujuannya, untuk mempersiapkan para TKI agar bisa bertahan di kampung halaman mereka dan diharapkan tidak kembali ke Malaysia.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana, mengatakan bahwa saat ini terdapat 108 TKI bermasalah yang ditampung pihak KBRI Kuala Lumpur.
"Ada 108 yang tinggal di shelter, umumnya ini diisi oleh sekitar 80 orang. Sebagian besar, bukan semuanya yang ada di sini adalah TKI bermasalah," kata Dubes Rusdi saat menerima kunjungan rombongan Komisi IX DPR RI di Kuala Lumpur pada hari Senin (2/4/2018).
KBRI Kuala Lumpur menyatakan bahwa tidak semua TKI di tampung di shelter di KBRI. Sebagian ada yang ditempatkan di salah satu rumah milik KBRI di Kuala Lumpur. Rumah TKI ini dibangun dan dibayai oleh pihak swasta.
Para TKI yang bermasalah ditangani oleh KBRI Kuala Lumpur. Mereka ditampung di shelter KBRI. SINDOnews berkesempatan untuk menengok lokasi penampungan pekerja migran asal Indonesia itu di kedutaan.
Berlokasi di belakang kantor KBRI Kuala Lumpur, tempat penampungan tersebut mirip seperti kamar indekos di kawasan Jakarta. Ada lima kamar yang cukup luas di shelter tersebut.
Para TKI yang menginap di shelter diberikan seragam berupa kaus berwarna jingga dan biru oleh pihak KBRI.
Tempat penampungan ini juga memiliki sebuah dapur utama, yang juga digunakan sebagai tempat pelatihan sejumlah TKI.
Pelatihan terhadap para pekerja migran itu melibatkan para istri staf KBRI. Tujuannya, untuk mempersiapkan para TKI agar bisa bertahan di kampung halaman mereka dan diharapkan tidak kembali ke Malaysia.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana, mengatakan bahwa saat ini terdapat 108 TKI bermasalah yang ditampung pihak KBRI Kuala Lumpur.
"Ada 108 yang tinggal di shelter, umumnya ini diisi oleh sekitar 80 orang. Sebagian besar, bukan semuanya yang ada di sini adalah TKI bermasalah," kata Dubes Rusdi saat menerima kunjungan rombongan Komisi IX DPR RI di Kuala Lumpur pada hari Senin (2/4/2018).
KBRI Kuala Lumpur menyatakan bahwa tidak semua TKI di tampung di shelter di KBRI. Sebagian ada yang ditempatkan di salah satu rumah milik KBRI di Kuala Lumpur. Rumah TKI ini dibangun dan dibayai oleh pihak swasta.
(mas)