60 Diplomatnya Diusir, Rusia: AS Tak Paham Apa Pun Selain Kekuatan

Selasa, 27 Maret 2018 - 05:00 WIB
60 Diplomatnya Diusir,...
60 Diplomatnya Diusir, Rusia: AS Tak Paham Apa Pun Selain Kekuatan
A A A
WASHINGTON - Pemerintah Rusia melalui duta besarnya di Amerika Serikat (AS) mengecam keputusan Presiden Donald Trump yang memerintahkan pengusiran 60 diplomat Moskow. Rusia janji akan memberikan balasan yang tepat terhadap langkah permusuhan Washington.

Keputusan Trump sebagai tanggapan atas tuduhan bahwa Mosokow mendalangi serangan racun terhadap mantan agen ganda Kremlin, Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018 lalu.

"Saya dapat mengatakan bahwa AS tidak memahami apa pun selain kekuatan. Saya pikir respons-nya harus memadai. Moskow akan mengambil keputusan yang tepat. Saya pikir, bahkan hanya sebagai warga negara Federasi Rusia, langkah provokatif yang tidak masuk akal seperti itu tidak dapat dibiarkan tanpa dijawab," kata Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov kepada wartawan.

Dubes Antonov telah dipanggil Departemen Luar Negeri AS pada hari Senin, di mana dia diberitahu bahwa AS memutuskan untuk mengusir 48 diplomat Rusia. Kemudian, Antonov diberitahu lagi bahwa Washington telah mengumumkan 12 diplomat Rusia di PBB dalam status persona non grata.

"Saya sebutkan dalam pernyataan saya kepada Departemen Luar Negeri bahwa saya menganggap tindakan ini kontraproduktif," kata Antonov, seperti dikutip Russia Today, Selasa (27/3/2018). "Saya mengatakan bahwa Amerika Serikat mengambil langkah yang sangat buruk dengan memotong apa yang masih sangat sedikit dalam hal hubungan Rusia-Amerika."

Trump selain memerintahkan 60 diplomat Moskow diusir, juga minta penutupan konsulat Rusia di Seattle pada 2 April 2018.

"Saya ingin menggarisbawahi bahwa sampai hari ini tidak ada sedikit pun bukti campur tangan Rusia dalam penyelidikan kasus (Skripal), atau keterlibatan Rusia dalam tragedi yang terjadi di Salisbury," kata diplomat Moskow tersebut.

"Saya ingin menggarisbawahi pendekatan paling optimal untuk menyelesaikan apa yang disebut kasus Skripal adalah penyelidikan yang tenang dan profesional di dalam Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW), di mana semua negara ada yang diwakili."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7548 seconds (0.1#10.140)