Lawan Pelaku Penembakan, Sekolah di AS Persenjatai Muridnya Dengan Batu
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah sekolah di yang berada di Schuylkill County, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan publik karena kebijakan mereka untuk menghalau pelaku penembakan. Sekolah itu akan mempersenjatai murid dan guru mereka dengan batu, untuk melawan setiap pelaku penembakan yang masuk ke sekolahnya.
Pengawas dari Blue Mountain School District, Dr. David Helsel menyatakan, di setiap kelas akan disediakan lima ember batu. Dia menuturkan, jika ada pelaku penembakan yang masuk ke sekolahnya, maka para murid dan guru bisa melempari penyerang tersebut.
“Setiap kelas telah dilengkapi dengan lima ember batu. Jika seorang penyusup bersenjata mencoba masuk ke salah satu ruang kelas kami, mereka akan menghadapi siswa yang bersiap menyerang dengan batu dan mereka akan dirajam," kata Helsel, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (25/3).
Dia mengatakan, melempar batu lebih efektif daripada bersembunyi di bawah meja dan menunggu penyerang melepaskan tembakan. "Ini juga memberi siswa dan guru kesempatan untuk membela diri," ucapnya.
Solusi Helsel untuk masalah penembakan telah dianggap tidak rasional oleh banyak pengguna media sosial.
Sementara itu, demo besar-besaran terjadi di sekitar 700 kota di seluruh wilayah AS, termasuk Washington untuk menuntut pengontrolan senjata, untuk mencegah terjadi kembali penembakan di sekolah-sekolah di AS. Demo dukungan “March For Our Lives” ini juga terjadi di 37 negara.
Aksi massa turun ke jalan didominasi anak-anak muda, termasuk kalangan pelajar. Momen langka tersebut dipicu penembakan massal yang menewaskan 17 siswa di Marjory Stoneman Douglas High School, sebuah SMA di Parkland, Florida bulan Februari lalu.
Pengawas dari Blue Mountain School District, Dr. David Helsel menyatakan, di setiap kelas akan disediakan lima ember batu. Dia menuturkan, jika ada pelaku penembakan yang masuk ke sekolahnya, maka para murid dan guru bisa melempari penyerang tersebut.
“Setiap kelas telah dilengkapi dengan lima ember batu. Jika seorang penyusup bersenjata mencoba masuk ke salah satu ruang kelas kami, mereka akan menghadapi siswa yang bersiap menyerang dengan batu dan mereka akan dirajam," kata Helsel, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (25/3).
Dia mengatakan, melempar batu lebih efektif daripada bersembunyi di bawah meja dan menunggu penyerang melepaskan tembakan. "Ini juga memberi siswa dan guru kesempatan untuk membela diri," ucapnya.
Solusi Helsel untuk masalah penembakan telah dianggap tidak rasional oleh banyak pengguna media sosial.
Sementara itu, demo besar-besaran terjadi di sekitar 700 kota di seluruh wilayah AS, termasuk Washington untuk menuntut pengontrolan senjata, untuk mencegah terjadi kembali penembakan di sekolah-sekolah di AS. Demo dukungan “March For Our Lives” ini juga terjadi di 37 negara.
Aksi massa turun ke jalan didominasi anak-anak muda, termasuk kalangan pelajar. Momen langka tersebut dipicu penembakan massal yang menewaskan 17 siswa di Marjory Stoneman Douglas High School, sebuah SMA di Parkland, Florida bulan Februari lalu.
(esn)