Polisi Prancis Temukan 3 Bom Rakitan di Lokasi Serangan Teror

Minggu, 25 Maret 2018 - 14:34 WIB
Polisi Prancis Temukan...
Polisi Prancis Temukan 3 Bom Rakitan di Lokasi Serangan Teror
A A A
PARIS - Penyidik kepolisian Prancis melaporkan menemukan tiga bom rakitan di supermarket yang menjadi lokasi serangan teror pada Jumat lalu. Tidak hanya itu mereka juga menemukan senjata lainnya.

"Tiga bom rakitan, pistol kaliber 7,65 dan pisau berburu ditemukan setelah Redouane Lakdim yang dilahirkan di Maroko ditembak mati selama aksi penyanderaan di supermarket," seorang pejabat pengadilan yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (25/3/2018).

Tersangka serangan teroris itu dibunuh oleh pasukan elit Prancis yang menyerbu supermarket setelah mendengar tembakan di dalam. Tidak jelas apakah penyerang akan menggunakan bom untuk meledakkan sandera atau menggunakannya untuk melawan polisi.

Empat orang tewas dan belasan lainnya terluka dalam serangan teror di Toulouse itu.

Lakdim pertama kali melepaskan tembakan ke petugas polisi di kota Carcassonne, tempat asalnya. Laki-laki berusia 26 tahun itu kemudian membajak sebuah mobil, membunuh pengemudi itu, dan pergi ke kota Trebes. Ia kemudian membawa beberapa sandera ke sebuah supermarket Super-U setempat.

Pejabat pengadilan Prancis mengatakan selama penggeledahan di apartemen Lakdim di Carcassonne, sebuah bukti akhir tulisan tangan ditemukan. Bukti itu menunjukkan ia telah bersumpah setia kepada ISIS.

"Ponsel pelaku penyerangan dan komputer pribadi juga disita oleh para penyelidik," katanya, menambahkan bahwa tidak ada catatan di dalamnya yang menyebutkan rencana untuk serangan di Carcassonne dan Trebes.

ISIS sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas serangan melalui media propagandanya Amaq. Namun kelompok ekstrimis itu tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataan itu.

Lakdim dilaporkan meneriakkan 'Allahu Akbar' saat dia menembak orang-orang dan menyandera di Trebes. Selama pengepungan, pria bersenjata itu juga mengatakan dia siap untuk "mati untuk Suriah" dan menuntut pembebasan Salah Abdeslam, satu-satunya tersangka teroris yang selamat dalam serangan Paris tahun 2015.

Presiden Emmanuel Macron menyebut serangan itu sebagai tindakan "terorisme Islam," tetapi menambahkan bahwa dinas keamanan belum menetapkan apakah ISIS benar-benar berada di belakang serangan itu.

Pihak berwenang Prancis sadar akan kaitan Lakdim dengan Islam radikal karena ia berada di daftar “Fiche S”, orang-orang yang berada di bawah pengawasan konstan sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, sejak 2014.

Pada hari Jumat, seorang wanita berusia 18 tahun, yang, menurut jaksa, "berbagi kehidupan" dengan Lakdim, ditahan sehubungan dengan kasus tersebut. Penangkapan seorang anak di bawah umur lainnya, lahir pada tahun 2000, dilakukan pada hari Sabtu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0573 seconds (0.1#10.140)