Trump Dilaporkan Ancang-ancang Usir Lusinan Diplomat Rusia

Minggu, 25 Maret 2018 - 01:19 WIB
Trump Dilaporkan Ancang-ancang...
Trump Dilaporkan Ancang-ancang Usir Lusinan Diplomat Rusia
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump dilaporkan sedang bersiap-siap untuk mengusir lusinan diplomat Rusia. Hal itu sebagai respons atas tuduhan bahwa Moskow mendalangi serangan racun terhadap mantan mata-matanya, Sergei Skripal, di wilayah Inggris.

Dua sumber pemerintah AS kepada Bloomberg mengungkap persiapan Trump. Menurut laporan tersebut, Presiden Trump membuat keputusan atas rekomendasi dari para penasihat yang disampaikan pada hari Jumat.

Para penasihat Trump memutuskan untuk merekomendasikan pengusiran para diplomat Moskow dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional pada hari Rabu lalu. Trump dilaporkan telah berbicara terkait masalah ini dengan beberapa pejabat tinggi, termasuk Penasihat Keamanan Nasional AS H.R. McMaster yang tak lama lagi digantikan John Bolton.

Inggris telah mengusir 23 diplomat Rusia atas tuduhan serangan racun terhadap Skripal yang telah membelot ke London. Rusia tak terima dengan tuduhan itu dan membalas dengan mengusir 23 diplomat Inggris.

Gedung Putih menegaskan bahwa Washington membela Inggris dan mengutuk Rusia dalam kasus ini. Namun, Gedung Putih mengaku belum tahu perihal persiapan pengusiran lusinan diplomat Moskow.

"Amerika Serikat berdiri teguh dengan Kerajaan Inggris mengutuk tindakan memalukan Rusia. Presiden selalu mempertimbangkan opsi untuk meminta pertanggungjawaban Rusia sebagai tanggapan atas kegiatan-kegiatan buruknya. Kami tidak memiliki pengumuman pada saat ini," kata wakil juru bicara Gedung Putih Raj Shah dikutip dari Bloomberg, Minggu (25/3/2018).

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa Rusia "sangat mungkin" menjadi dalang serangan racun terhadap Skripal. Alasannya, racun saraf yang ditemukan di lokasi berkode Novichok yang pernah dikembangkan di Uni Soviet.

Dewan Eropa juga mendukung Inggris dalam melawan Rusia. Para pemimpin Uni Eropa telah memanggil pulang Duta Besar Uni Eropa untuk Rusia Markus Ederer untuk berkonsultasi di Brussels.

Baca Juga: Dewan Keamanan Nasional Rekomendasikan Trump Usir Diplomat Rusia

Anggota parlemen Rusia Vladimir Dzhabarov mengatakan kepada Sputnik bahwa Moskow akan membalas jika Washington memutuskan untuk mengusir para diplomat negaranya sebagai pembelaan terhadap Inggris.

Moskow telah mengecam tuduhan itu sebagai tudingan tidak berdasar. Moskow telah menawarkan bantuan dalam penyelidikan dugaan serangan racun terhadap Skripal, termasuk uji sampel racun saraf yang diklaim telah ditemukan. Namun, pihak berwenang Inggris telah menolak pembelaan dan tawaran kerja sama dari Rusia.

Sergai Skripal, 66, dan putrinya Yulia Skripal, 33, ditemukan tak sadarkan diri di bangku taman di Salisbury, Inggris selatan pada 4 Maret 2018. Mereka dilaporkan terpapar racun ganas dan saat ini kondisinya kritis di rumah sakit.

Skripal dulunya adalah agen intelijen Rusia. Namun, dia tangkap dan dihukum karena menjadi agen ganda untuk Rusia dan Inggris. Dia dibebaskan atau diampuni tahun 2010 oleh Kremlin melalui kesepakatan tukar tahanan mata-mata antara Rusia dan Barat.

Sejak dibebaskan, Skripal dan putrinya pindah ke Inggris dan dilindungi London. Bagi Moskow, tidak ada untungnya meracuni Skripal yang telah dianggap sebagai pengkhianat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1151 seconds (0.1#10.140)