Potensi KTT Tiga Negara Menguat
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menjelaskan kemungkinan konferensi tingkat tinggi (KTT) tiga negara yang diikuti Korea Utara (Korut), Korsel dan Amerika Serikat (AS) sekaligus.
KTT itu dapat digelar dengan tujuan mengakhiri ancaman nuklir di semenanjung Korea. Moon telah merencanakan pertemuan dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un bulan depan setelah aktivitas diplomatik yang intensif di Asia, Eropa dan AS. Presiden AS Donald Trump juga bersedia bertemu langsung dengan Kim pada akhir Mei.
“KTT Korut-AS akan menjadi acara bersejarah sendiri setelah KTT antar-Korea,” papar Moon di Istana Biru kepresidenan, di Seoul, setelah rapat persiapan untuk KTT antar-Korea.
Presiden Korsel menambahkan, “Tergantung pada lokasinya, itu dapat menjadi lebih dramatik. Dan tergantung pada perkembangan, itu mungkin membawa ke KTT tiga pihak antara Korsel, Korut dan AS.”
Moon menyatakan, serangkaian KTT harus bertujuan untuk mengakhiri sepenuhnya masalah nuklir dan perdamaian di semenanjung Korea. Dia mengaku memiliki visi dan tujuan jelas untuk menciptakan perdamaian jangka panjang dengan mengganti gencatan senjata yang ditandatangani pada akhir Perang Korea 1950-1953. Ini termasuk normalisasi hubungan AS-Korut, membangun hubungan antar-Kora dan kerja sama ekonomi yang melibatkan Pyongyang dan Washington.
Moon juga menjelaskan, AS juga harus menambah jaminan perdamaian itu dapat terwujud. “Apakah dua Korea hidup bersama atau terpisah, kami harus memberi jalan bahwa mereka sejahtera bersama dan dalam damai, tanpa mengganggu atau mengakibatkan kerugian pihak lain,” kata Moon.
Para pejabat Seoul mempertimbangkan desa perbatasan Panmunjom, tempat Kim dan Moon akan bertemu dalam KTT sehari, sebagai lokasi perundingan tiga pihak. Pejabat Istana Biru menjelaskan, Moon tidak secara khusus merujuk Panmunjom atau KTT tiga negara yang telah dibahas dengan Washington sebelum presiden bicara.
Aktivitas diplomatik yang sangat intensif itu terjadi sejak menjelang Olimpiade Musim Dingin di Korsel bulan lalu hingga meredam ketegangan di semenanjung Korea akibat program nuklir dan rudal Korut.
“Korsel ingin menggelar perundingan tingkat tinggi dengan Korut pada 29 Maret untuk membahas tanggal dan agenda KTT antar-Korea serta mengajukan permintaan resmi pada Korut pada Kamis (22/3),” papar pernyataan kantor kepresidenan Korsel, dikutip Reuters.
Para pejabat Korut dan Korsel harus menyepakati kapan KTT antara Moon dan Kim akan digelar saat para pejabat kedua negara bertemu bulan ini.
Pejabat Istana Biru menyatakan, Korsel dapat berhenti menyiarkan propaganda di perbatasan yang selama ini dilakukan dengan memasang pengeras suara di kedua sisi perbatasan. Pejabat itu tidak menjelaskan apakah maksud mengganggu itu juga termasuk mengkritik pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korut.
Korsel dan AS akan kembali menggelar latihan militer gabungan bulan depan, meski diperkirakan bertepatan dengan KTT dua Korea. Seoul dan Washington telah menunda latihan tahunan itu hingga setelah Olimpiade Musim Dingin yang membantu mempercepat kondisi untuk proses perundingan sekarang.
Korut secara rutin menganggap latihan militer gabungan AS dan Korsel sebagai persiapan perang. Meski demikian, seorang utusan khusus Korsel menjelaskan, Kim memahami aliansi AS-Korsel harus melanjutkan latihan rutin mereka.
Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan suasana dramatis untuk rekonsiliasi telah tercipta dalam hubungan lintas perbatasan dan ada sinyal perubahan dalam hubungan Korut dan AS. “Itu berkat langkah proaktif dan usulan cinta damai oleh Pyongyang, bukan kampanye Trump untuk memberi tekanan maksimal pada negeri ini,” papar laporan KCNA.
Pejabat Istana Biru juga menjelaskan, Korsel telah membahas dengan China dan Jepang untuk KTT tiga negara di Tokyo pada awal Mei. Tiga negara tidak menggelar pertemuan semacam itu sejak November 2015.
Adapun perundingan informal di Finlandia antara delegasi Korut, Korsel dan AS telah berakhir kemarin. Sekitar 18 delegasi dari tiga negara, termasuk Choe Kang-il, deputi direktur jenderal urusan Amerika Utara di Kementerian Luar Negeri Korut, datang ke Finlandia awal pekan ini untuk konferensi “track 2” di tengah potensi digelarnya KTT AS-Korut. (Syarifudin)
KTT itu dapat digelar dengan tujuan mengakhiri ancaman nuklir di semenanjung Korea. Moon telah merencanakan pertemuan dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un bulan depan setelah aktivitas diplomatik yang intensif di Asia, Eropa dan AS. Presiden AS Donald Trump juga bersedia bertemu langsung dengan Kim pada akhir Mei.
“KTT Korut-AS akan menjadi acara bersejarah sendiri setelah KTT antar-Korea,” papar Moon di Istana Biru kepresidenan, di Seoul, setelah rapat persiapan untuk KTT antar-Korea.
Presiden Korsel menambahkan, “Tergantung pada lokasinya, itu dapat menjadi lebih dramatik. Dan tergantung pada perkembangan, itu mungkin membawa ke KTT tiga pihak antara Korsel, Korut dan AS.”
Moon menyatakan, serangkaian KTT harus bertujuan untuk mengakhiri sepenuhnya masalah nuklir dan perdamaian di semenanjung Korea. Dia mengaku memiliki visi dan tujuan jelas untuk menciptakan perdamaian jangka panjang dengan mengganti gencatan senjata yang ditandatangani pada akhir Perang Korea 1950-1953. Ini termasuk normalisasi hubungan AS-Korut, membangun hubungan antar-Kora dan kerja sama ekonomi yang melibatkan Pyongyang dan Washington.
Moon juga menjelaskan, AS juga harus menambah jaminan perdamaian itu dapat terwujud. “Apakah dua Korea hidup bersama atau terpisah, kami harus memberi jalan bahwa mereka sejahtera bersama dan dalam damai, tanpa mengganggu atau mengakibatkan kerugian pihak lain,” kata Moon.
Para pejabat Seoul mempertimbangkan desa perbatasan Panmunjom, tempat Kim dan Moon akan bertemu dalam KTT sehari, sebagai lokasi perundingan tiga pihak. Pejabat Istana Biru menjelaskan, Moon tidak secara khusus merujuk Panmunjom atau KTT tiga negara yang telah dibahas dengan Washington sebelum presiden bicara.
Aktivitas diplomatik yang sangat intensif itu terjadi sejak menjelang Olimpiade Musim Dingin di Korsel bulan lalu hingga meredam ketegangan di semenanjung Korea akibat program nuklir dan rudal Korut.
“Korsel ingin menggelar perundingan tingkat tinggi dengan Korut pada 29 Maret untuk membahas tanggal dan agenda KTT antar-Korea serta mengajukan permintaan resmi pada Korut pada Kamis (22/3),” papar pernyataan kantor kepresidenan Korsel, dikutip Reuters.
Para pejabat Korut dan Korsel harus menyepakati kapan KTT antara Moon dan Kim akan digelar saat para pejabat kedua negara bertemu bulan ini.
Pejabat Istana Biru menyatakan, Korsel dapat berhenti menyiarkan propaganda di perbatasan yang selama ini dilakukan dengan memasang pengeras suara di kedua sisi perbatasan. Pejabat itu tidak menjelaskan apakah maksud mengganggu itu juga termasuk mengkritik pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korut.
Korsel dan AS akan kembali menggelar latihan militer gabungan bulan depan, meski diperkirakan bertepatan dengan KTT dua Korea. Seoul dan Washington telah menunda latihan tahunan itu hingga setelah Olimpiade Musim Dingin yang membantu mempercepat kondisi untuk proses perundingan sekarang.
Korut secara rutin menganggap latihan militer gabungan AS dan Korsel sebagai persiapan perang. Meski demikian, seorang utusan khusus Korsel menjelaskan, Kim memahami aliansi AS-Korsel harus melanjutkan latihan rutin mereka.
Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan suasana dramatis untuk rekonsiliasi telah tercipta dalam hubungan lintas perbatasan dan ada sinyal perubahan dalam hubungan Korut dan AS. “Itu berkat langkah proaktif dan usulan cinta damai oleh Pyongyang, bukan kampanye Trump untuk memberi tekanan maksimal pada negeri ini,” papar laporan KCNA.
Pejabat Istana Biru juga menjelaskan, Korsel telah membahas dengan China dan Jepang untuk KTT tiga negara di Tokyo pada awal Mei. Tiga negara tidak menggelar pertemuan semacam itu sejak November 2015.
Adapun perundingan informal di Finlandia antara delegasi Korut, Korsel dan AS telah berakhir kemarin. Sekitar 18 delegasi dari tiga negara, termasuk Choe Kang-il, deputi direktur jenderal urusan Amerika Utara di Kementerian Luar Negeri Korut, datang ke Finlandia awal pekan ini untuk konferensi “track 2” di tengah potensi digelarnya KTT AS-Korut. (Syarifudin)
(nfl)