Menlu AS: Racuni Eks Agen Ganda Skripal, Rusia akan Picu Respons

Selasa, 13 Maret 2018 - 08:54 WIB
Menlu AS: Racuni Eks Agen Ganda Skripal, Rusia akan Picu Respons
Menlu AS: Racuni Eks Agen Ganda Skripal, Rusia akan Picu Respons
A A A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson mendukung Inggris yang menuduh Rusia di balik serangan racun terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal di Inggris. Diplomat top Washington ini memastikan tindakan Moskow akan memicu respons.

“Keracunan itu adalah tindakan yang benar-benar mengerikan dan akan dipastikan memicu respons," kata Tillerson kepada wartawan di sebuah pesawat saat kembali ke Washington DC dari Nigeria.

Dia mengaku tidak tahu apakah pemerintah Rusia mengetahui adanya serangan racun terhadap mantan mata-matanya itu. Tapi, dia setuju dengan penyelidik Inggris yang menyimpulkan bahwa Moskow bertanggung jawab atas serangan racun tersebut.

Tillerson mengatakan bahwa AS memiliki kepercayaan penuh dalam penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwenang Inggris yang dalam kesimpulan awalnya menyatakan Rusia diduga kuat terlibat dalam meracuni Skripal.

Dia menggunakan kesempatan itu untuk kembali “menyerang” Rusia. Dia mengatakan, setelah bermain peran destabilisasi di Ukraina dan Suriah, Rusia kini berperan serupa Inggris.

“Moskow terus menjadi kekuatan yang tidak bertanggung jawab atas ketidakstabilan di dunia, bertindak dengan mengabaikan prinsip kedaulatan negara lain dan kehidupan warganya,” ucap Tillerson.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menolak untuk mengaitkan kejadian tersebut dengan Rusia tanpa memiliki bukti yang kuat.

”Penggunaan agen saraf yang sangat mematikan terhadap warga Inggris di tanah Inggris adalah sebuah (tindakan yang memicu) kemarahan,” kata Sanders, tanpa berspekulasi tentang siapa yang bersalah.

”Saat ini, kami berdiri dengan sekutu Inggris kami,” katanya, ketika ditekan oleh seorang wartawan tentang posisi Gedung Putih dalam kasus ini.

“Saya pikir mereka masih mengerjakan beberapa rincian saja, dan kami akan terus bekerja dengan Inggris,” ujar Sanders.

Baca Juga: Inggris Ultimatum Rusia karena Racuni Eks Agen Ganda Skripal

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Inggris menuduh Rusia meracuni mantan agen ganda Sergei Skripal yang dilindungi London. Moskow pun diultimatum untuk memberikan penjelasan dalam tempo dua hari.

Perdana Menteri (PM) Theresa May mengatakan “sangat mungkin” Rusia bertanggung jawab atas nasib Skripal yang dianggap sebagai pengkhianat Moskow.

PM May menuduh serangan tersebut merupakan tindakan langsung oleh negara Rusia di Inggris, atau pemerintah Rusia mengizinkan agen sarafnya ”Novichok” untuk jatuh ke tangan yang salah. ”Pemerintah telah menyimpulkan bahwa sangat mungkin Rusia bertanggung jawab,” katanya.

”Ini adalah tindakan langsung oleh Negara Rusia terhadap negara kita, atau pemerintah Rusia kehilangan kendali atas agen saraf yang berpotensi merusak bencana ini dan membiarkannya masuk ke tangan orang lain,” katanya lagi.

PM May mengatakan, jika pemerintah sudah sampai pada kesimpulan itu, dia akan kembali ke Commons (Majelis Rendah) untuk menjelaskan usulan pembalasan.

”Percobaan pembunuhan dengan menggunakan senjata agen saraf di sebuah kota di Inggris bukan hanya sebuah kejahatan terhadap Skripal. Tindakan ini sembrono dan sembrono terhadap Inggris, yang membuat penduduk sipil yang tidak bersalah berisiko,” ujar May.

”Kami tidak akan mentoleransi usaha yang kurang ajar untuk membunuh warga sipil tak berdosa di tanah kami,” tegas PM May, seperti dikutip Russia Today.

Skripal, 66, dan anak perempuannya yang berusia 33 tahun berada di rumah sakit dalam kondisi kritis sejak 4 Maret ketika mereka ditemukan tidak sadarkan diri di bangku di luar pusat perbelanjaan di Salisbury, Inggris. Keduanya dinyatakan terpapar racun agen saraf.

Selain Skripal dan putrinya, ada belasan orang di Salisbury, termasuk seorang polisi yang diduga ikut terpapar racun.

Pemerintah Rusia telah membantah terlibat atas apa yang dialami mantan mata-matanya itu. Moskow bahkan menganggap tak ada untungnya bagi Rusia melakukan hal itu kepada mantan mata-matanya yang berkhianat.

Skripal pernah dihukum pemerintah Rusia setelah ditangkap atas tuduhan menjadi agen ganda, yakni untuk Rusia dan Inggris. Dia dibebaskan melalui kesepakatan tukar tahanan mata-mata antara Rusia dan Barat pada tahun 2010.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6596 seconds (0.1#10.140)