Jepang Tawarkan Rp38 M untuk Inspeksi Fasilitas Nuklir Korut
A
A
A
TOKYO - Jepang siap membiayai inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke fasilitas nuklir Korea Utara (Korut). Jepang akan mengucurkan dana hingga Rp38 miliar lebih untuk kepentingan tersebut jika Pyongyang menepati janjinya untuk menghentikan proyek senjata nuklirnya.
Biaya inspeksi awal adalah antara Rp 45 miliar hingga Rp 51 miliar lebih dan Tokyo, yang mengumumkan penawarannya pada hari Sabtu, tampaknya berusaha untuk memastikan momentum baru-baru ini terhadap meredanya ketegangan dan penghapusan senjata nuklir di Semenanjung Korea tidak hilang seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (11/3/2018).
Jepang kemungkinan telah termotivasi oleh perkembang terakhir di Semenanjung Korea. Terbaru, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menyetujui sebuah tawaran dari Kim Jong-un, diktator Korut, untuk melakukan pertemuan.
Kepala Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (Korsel), Suh Hoon, dijadwalkan tiba di Tokyo pada Senin esok untuk memberitahu Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, perkembangan terakhir mengenai Korut. Selain itu, Suh Hoon juga akan menjelaskan tawaran Kim Jong-un untuk mengakhiri senjata nuklirnya.
Kono akan menggunakan pertemuan tersebut untuk mengulangi tawaran bantuan keuangan Jepang untuk inspeksi fasilitas nuklir Yongbyon, yang mencakup fasilitas pengayaan uranium, reaktor dan pabrik bahan bakar. Citra satelit terbaru menunjukkan bahwa fasilitas tersebut baru saja melanjutkan produksi bahan nuklir untuk program senjata Korut.
Kono juga akan mengungkapkan kekhawatiran Tokyo bahwa Korut akan berusaha menyembunyikan skala nyata program nuklirnya dan fasilitas penelitian nuklir lainnya yang tidak diumumkan.
Menurut Kyodo News, Jepang bersedia untuk meningkatkan jumlah yang diberikan untuk inspeksi jika mereka menemukan situs tambahan yang menarik.
Inspektur IAEA pada bulan Oktober 2008 diperintahkan untuk meninggalkan Korut, di mana mereka telah memantau fasilitas di pabrik nuklir Yongbyon, setelah perundingan enam pihak mengenai penghapusan kemampuan nuklir Korut mencapai jalan buntu. Pyongyang pun mengumumkan bahwa pihaknya akan melanjutkan program nuklirnya.
Sejak saat itu, Korut telah melakukan lima kali uji coba senjata nuklir, yang terakhir adalah pada bulan September 2017 dan diperkirakan mempunyai daya ledak hingga 280 kiloton.
Biaya inspeksi awal adalah antara Rp 45 miliar hingga Rp 51 miliar lebih dan Tokyo, yang mengumumkan penawarannya pada hari Sabtu, tampaknya berusaha untuk memastikan momentum baru-baru ini terhadap meredanya ketegangan dan penghapusan senjata nuklir di Semenanjung Korea tidak hilang seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (11/3/2018).
Jepang kemungkinan telah termotivasi oleh perkembang terakhir di Semenanjung Korea. Terbaru, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menyetujui sebuah tawaran dari Kim Jong-un, diktator Korut, untuk melakukan pertemuan.
Kepala Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (Korsel), Suh Hoon, dijadwalkan tiba di Tokyo pada Senin esok untuk memberitahu Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, perkembangan terakhir mengenai Korut. Selain itu, Suh Hoon juga akan menjelaskan tawaran Kim Jong-un untuk mengakhiri senjata nuklirnya.
Kono akan menggunakan pertemuan tersebut untuk mengulangi tawaran bantuan keuangan Jepang untuk inspeksi fasilitas nuklir Yongbyon, yang mencakup fasilitas pengayaan uranium, reaktor dan pabrik bahan bakar. Citra satelit terbaru menunjukkan bahwa fasilitas tersebut baru saja melanjutkan produksi bahan nuklir untuk program senjata Korut.
Kono juga akan mengungkapkan kekhawatiran Tokyo bahwa Korut akan berusaha menyembunyikan skala nyata program nuklirnya dan fasilitas penelitian nuklir lainnya yang tidak diumumkan.
Menurut Kyodo News, Jepang bersedia untuk meningkatkan jumlah yang diberikan untuk inspeksi jika mereka menemukan situs tambahan yang menarik.
Inspektur IAEA pada bulan Oktober 2008 diperintahkan untuk meninggalkan Korut, di mana mereka telah memantau fasilitas di pabrik nuklir Yongbyon, setelah perundingan enam pihak mengenai penghapusan kemampuan nuklir Korut mencapai jalan buntu. Pyongyang pun mengumumkan bahwa pihaknya akan melanjutkan program nuklirnya.
Sejak saat itu, Korut telah melakukan lima kali uji coba senjata nuklir, yang terakhir adalah pada bulan September 2017 dan diperkirakan mempunyai daya ledak hingga 280 kiloton.
(ian)