PBB Sambut Baik Rencana Pertemuan Trump-Kim Jong-un
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendukung rencana pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Demikian pernyataan seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB.
"Sekretaris Jenderal memuji kepemimpinan dan visi semua pihak terkait dan mengulangi dukungannya untuk semua upaya menuju denuklirisasi damai Semenanjung Korea sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan yang relevan," kata Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Anadolu, Sabtu (10/3/2018).
Sebelumnya Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan (Korsel), Chung Eui-yiong mengatakan Trump setuju untuk bertemu Kim Jong-un setelah pemimpin Korut itu menyatakan keinginannya untuk bertemu pemimpin AS itu secepat mungkin.
Pertemuan tersebut direncanakan terjadi pada bulan Mei, namun kapan waktu dan di mana tempat pertemuan dilakukan belum disepakati.
Trump dan Jong-un memiliki sejarah perseteruan sengit sepanjang tahun. Trump mengancam pemimpin Korut, yang ia sebut "manusia roket", dengan api dan kemarahan. Retorika Trump di balas Jong-un dengan mengatakan gonggongan anjing yang ketakutan lebih keras setelah Trump berbicara kepada PBB.
Selain mengupayakan pembicaraan, Jong-un mengatakan kepada utusan Korsel bahwa ia berjanji untuk menghentikan uji coba rudal dan nuklir Pyongyang. "Ia juga tidak akan menentang latihan militer gabungan AS-Korea Selatan," kata Chung, yang berada di Washington untuk memberi tahu Trump soal pembicaraan dengan Korut baru-baru ini.
Jika pertemuan tersebut berlangsung, hal itu akan menandai pertemuan pertama antara Presiden AS dan seorang pemimpin Korea.
Kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik formal, dan hampir tiga dasawarsa perundingan sporadik telah gagal untuk denuklirisasi Semenanjung Korea.
"Sekretaris Jenderal memuji kepemimpinan dan visi semua pihak terkait dan mengulangi dukungannya untuk semua upaya menuju denuklirisasi damai Semenanjung Korea sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan yang relevan," kata Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Anadolu, Sabtu (10/3/2018).
Sebelumnya Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan (Korsel), Chung Eui-yiong mengatakan Trump setuju untuk bertemu Kim Jong-un setelah pemimpin Korut itu menyatakan keinginannya untuk bertemu pemimpin AS itu secepat mungkin.
Pertemuan tersebut direncanakan terjadi pada bulan Mei, namun kapan waktu dan di mana tempat pertemuan dilakukan belum disepakati.
Trump dan Jong-un memiliki sejarah perseteruan sengit sepanjang tahun. Trump mengancam pemimpin Korut, yang ia sebut "manusia roket", dengan api dan kemarahan. Retorika Trump di balas Jong-un dengan mengatakan gonggongan anjing yang ketakutan lebih keras setelah Trump berbicara kepada PBB.
Selain mengupayakan pembicaraan, Jong-un mengatakan kepada utusan Korsel bahwa ia berjanji untuk menghentikan uji coba rudal dan nuklir Pyongyang. "Ia juga tidak akan menentang latihan militer gabungan AS-Korea Selatan," kata Chung, yang berada di Washington untuk memberi tahu Trump soal pembicaraan dengan Korut baru-baru ini.
Jika pertemuan tersebut berlangsung, hal itu akan menandai pertemuan pertama antara Presiden AS dan seorang pemimpin Korea.
Kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik formal, dan hampir tiga dasawarsa perundingan sporadik telah gagal untuk denuklirisasi Semenanjung Korea.
(ian)