China Sambut Baik Rencana Pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un
A
A
A
BEIJING - China menyambut baik rencana pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un. Keduanya dijadwalkan akan bertemu pada Mei mendatang.
"Kami menyambut baik pesan positif bahwa Korut dan AS akan menggelar dialog langsung mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (9/3).
Selain China, Jepang dan Rusia juga turut menyambut baik pertemuan tersebut. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menuturkan, apa yang dilakukan oleh Jong-un adalah sebuah langkah besar yang sangat positif. Meski sudah ada langkah positif, namun Abe menegaskan, sanksi terhadap Korut masih akan terus diterapkan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan bahwa pertemuan tersebut diperlukan untuk mengakhiri krisis nuklir di Semenanjung Korea. "Kami yakin, ini adalah langkah ke arah yang benar. Kami telah mendengar tentang kesepakatan ini hari ini. Saya berharap ini akan dilaksanakan," kata Lavrov.
"Seharusnya tidak berakhir dengan sebuah pembicaraan saja, namun membuka jalan menuju dialog politik komprehensif yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah nuklir di Semenanjung Korea berdasarkan prinsip-prinsip yang disetujui dalam perundingan enam negara dan di Dewan Keamanan PBB," Lavrov menekankan.
Sebelumnya Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan (Korsel), Chung Eui-yong, mengatakan pada sebuah konferensi pers di Gedung Putih bahwa Trump telah sepakat untuk bertemu dengan Jong-un pada bulan Mei untuk mencapai denuklirisasi permanen. Pada saat yang sama, pemimpin Korut juga sepakat untuk menghentikan uji coba nuklirnya.
Pengumuman pertemuan antara AS dan pemimpin Korut terjadi setelah berbulan-bulan terlibat perang mulut. Musim gugur yang lalu, Trump menyebut Kim Jong-un sebagai "manusia roket" yang sedang dalam misi bunuh diri. Jong-un pun membalasnya dengan mengatakan bahwa komentar Trump menunjukkan "perilaku orang gila."
"Kami menyambut baik pesan positif bahwa Korut dan AS akan menggelar dialog langsung mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (9/3).
Selain China, Jepang dan Rusia juga turut menyambut baik pertemuan tersebut. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menuturkan, apa yang dilakukan oleh Jong-un adalah sebuah langkah besar yang sangat positif. Meski sudah ada langkah positif, namun Abe menegaskan, sanksi terhadap Korut masih akan terus diterapkan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan bahwa pertemuan tersebut diperlukan untuk mengakhiri krisis nuklir di Semenanjung Korea. "Kami yakin, ini adalah langkah ke arah yang benar. Kami telah mendengar tentang kesepakatan ini hari ini. Saya berharap ini akan dilaksanakan," kata Lavrov.
"Seharusnya tidak berakhir dengan sebuah pembicaraan saja, namun membuka jalan menuju dialog politik komprehensif yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah nuklir di Semenanjung Korea berdasarkan prinsip-prinsip yang disetujui dalam perundingan enam negara dan di Dewan Keamanan PBB," Lavrov menekankan.
Sebelumnya Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan (Korsel), Chung Eui-yong, mengatakan pada sebuah konferensi pers di Gedung Putih bahwa Trump telah sepakat untuk bertemu dengan Jong-un pada bulan Mei untuk mencapai denuklirisasi permanen. Pada saat yang sama, pemimpin Korut juga sepakat untuk menghentikan uji coba nuklirnya.
Pengumuman pertemuan antara AS dan pemimpin Korut terjadi setelah berbulan-bulan terlibat perang mulut. Musim gugur yang lalu, Trump menyebut Kim Jong-un sebagai "manusia roket" yang sedang dalam misi bunuh diri. Jong-un pun membalasnya dengan mengatakan bahwa komentar Trump menunjukkan "perilaku orang gila."
(esn)