Palestina Kecam Langkah Guatemala Turut Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem
A
A
A
RAMALLAH - Organisasi Pembebasan Palestina atau PLO, melemparkan kecaman keras atas keputusan Guatemala yang mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) untuk memindahkan Kedutaan Besar mereka di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Hanan Ashrawi, anggota Komite Pelaksana PLO menyatakan, langkah Presiden Guatemala, Jimmy Morales untuk memindahkan kedubesnya ke Yerusalem sejatinya tidak mengherankan. Karena, lanjut Asharawi, dia memiliki sikap dan pola pikir yang sama dengan Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Gabungkan evalingelis ekstremis dan literalis (dan) Anda memiliki kombinasi faktor mematikan yang membuat ketiga orang ini, Netanyahu, Trump dan Morales, bergerak menuju penerapan strategi dan kebijakan yang ilegal dan itu menghancurkan kemungkinan perdamaian," kata Asharwai, seperti dilansir Reuters pada Senin (5/3).
Sementara itu, Duta Besar Guatemala, Sara Castaneda dilaporkan terlihat di Yerusalem dan terlihat seperti sedang mencari sebuah properti, yang diduga kuat untuk menjadi kantor Kedutaan Besar Guatemala di Israel.
Sebelumnya diwartakan, Morales dalam konferensi pers di Washington, DC, menyatakan bahwa negaranya akan turut memindahkan kedutaan ke Yerusalem pada bulan Mei mendatang.
”Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden (Donald) Trump karena telah memimpin keputusannya yang berani, yang telah mendorong kita untuk melakukan yang benar,” kata Morales dalam sebuah pidato di konferensi tahunan kebijakan Komite Publik Amerika-Israel.
Guatemala adalah satu dari sedikit negara yang mendukung keputusan Presiden Trump pada bulan Desember untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Negara itu menjadi yang pertama setelah AS yang menetapkan tanggal untuk memindahkan kedutaannya di Israel.
Hanan Ashrawi, anggota Komite Pelaksana PLO menyatakan, langkah Presiden Guatemala, Jimmy Morales untuk memindahkan kedubesnya ke Yerusalem sejatinya tidak mengherankan. Karena, lanjut Asharawi, dia memiliki sikap dan pola pikir yang sama dengan Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Gabungkan evalingelis ekstremis dan literalis (dan) Anda memiliki kombinasi faktor mematikan yang membuat ketiga orang ini, Netanyahu, Trump dan Morales, bergerak menuju penerapan strategi dan kebijakan yang ilegal dan itu menghancurkan kemungkinan perdamaian," kata Asharwai, seperti dilansir Reuters pada Senin (5/3).
Sementara itu, Duta Besar Guatemala, Sara Castaneda dilaporkan terlihat di Yerusalem dan terlihat seperti sedang mencari sebuah properti, yang diduga kuat untuk menjadi kantor Kedutaan Besar Guatemala di Israel.
Sebelumnya diwartakan, Morales dalam konferensi pers di Washington, DC, menyatakan bahwa negaranya akan turut memindahkan kedutaan ke Yerusalem pada bulan Mei mendatang.
”Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden (Donald) Trump karena telah memimpin keputusannya yang berani, yang telah mendorong kita untuk melakukan yang benar,” kata Morales dalam sebuah pidato di konferensi tahunan kebijakan Komite Publik Amerika-Israel.
Guatemala adalah satu dari sedikit negara yang mendukung keputusan Presiden Trump pada bulan Desember untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Negara itu menjadi yang pertama setelah AS yang menetapkan tanggal untuk memindahkan kedutaannya di Israel.
(esn)