Hope Hicks, Ajudan Cantik Presiden Trump Resign
A
A
A
WASHINGTON - Hope Hicks, ajudan senior Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundurkan diri atau resign sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih.
Keputusan staf cantik Trump ini diambil sehari setelah dia memberi kesaksian di depan Komite Intelijen Parlemen AS bahwa dia telah mengaku membuat “kebohongan” di tempat kerja.
”Tidak ada kata-kata yang cukup mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada Presiden Trump. Saya berharap presiden dan pemerintahannya yang terbaik saat dia terus memimpin negara kita,” kata Hicks dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih pada Rabu siang waktu Washington, DC.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan Hicks telah membuat rencana untuk mengundurkan diri sebelum membuat kesaksian di hadapan Komite Intelijen Parlemen pada hari Selasa lalu. Kesaksian Hicks terjadi di balik pintu tertutup.
Hicks dilaporkan mengakui membuat “kebohongan” kepada media atas nama kampanye Trump dan pemerintahan. Namun, menurut New York Times, Hicks mengaku dia tidak pernah berbohong kepada penyidik dalam penyelidikan yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Robert Mueller.
”Hope luar biasa dan telah melakukan pekerjaan hebat selama tiga tahun terakhir,” kata Presiden Donald Trump, yang dilansir Kamis (1/3/2018).
”Saya akan merindukannya di sisi saya tapi ketika dia mendekati saya tentang mengejar peluang lain, saya benar-benar mengerti, saya yakin kita akan bekerja sama lagi di masa depan.”
Baca Juga: Hope Hicks, Wanita Cantik 'Senjata Rahasia' Trump Menuju Gedung Putih
Hicks, 29, adalah asisten terpercaya keluarga Trump, yang pada awalnya bekerja sebagai spesialis hubungan masyarakat untuk busana Ivanka Trump, sebelum menerima tugas direktur komunikasi untuk kampanye presiden Trump. Dia menjadi Direktur Komunikasi Gedung Putih pada bulan Agustus, setelah kegaduhan internal membuat Jenderal John Kelly diangkat sebagai Kepala Staf Gedung Putih.
”Dia telah melayani negaranya dengan perubahan besar. Untuk mengatakan bahwa dia akan dilupakan, adalah sebuah pernyataan yang meremehkan,” kata Kelly dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu. Dia menggambarkan Hicks sebagai sosok pemikir strategis, matang dan bijaksana di luar usianya.
Hicks bukan perempuan sembarangan. Dia dipandang media AS sebagai “senjata rahasia” Trump ketika miliarder Amerika itu memutuskan maju sebagai calon presiden AS pada pemilu 2016 lalu.
Keputusan staf cantik Trump ini diambil sehari setelah dia memberi kesaksian di depan Komite Intelijen Parlemen AS bahwa dia telah mengaku membuat “kebohongan” di tempat kerja.
”Tidak ada kata-kata yang cukup mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada Presiden Trump. Saya berharap presiden dan pemerintahannya yang terbaik saat dia terus memimpin negara kita,” kata Hicks dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih pada Rabu siang waktu Washington, DC.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan Hicks telah membuat rencana untuk mengundurkan diri sebelum membuat kesaksian di hadapan Komite Intelijen Parlemen pada hari Selasa lalu. Kesaksian Hicks terjadi di balik pintu tertutup.
Hicks dilaporkan mengakui membuat “kebohongan” kepada media atas nama kampanye Trump dan pemerintahan. Namun, menurut New York Times, Hicks mengaku dia tidak pernah berbohong kepada penyidik dalam penyelidikan yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Robert Mueller.
”Hope luar biasa dan telah melakukan pekerjaan hebat selama tiga tahun terakhir,” kata Presiden Donald Trump, yang dilansir Kamis (1/3/2018).
”Saya akan merindukannya di sisi saya tapi ketika dia mendekati saya tentang mengejar peluang lain, saya benar-benar mengerti, saya yakin kita akan bekerja sama lagi di masa depan.”
Baca Juga: Hope Hicks, Wanita Cantik 'Senjata Rahasia' Trump Menuju Gedung Putih
Hicks, 29, adalah asisten terpercaya keluarga Trump, yang pada awalnya bekerja sebagai spesialis hubungan masyarakat untuk busana Ivanka Trump, sebelum menerima tugas direktur komunikasi untuk kampanye presiden Trump. Dia menjadi Direktur Komunikasi Gedung Putih pada bulan Agustus, setelah kegaduhan internal membuat Jenderal John Kelly diangkat sebagai Kepala Staf Gedung Putih.
”Dia telah melayani negaranya dengan perubahan besar. Untuk mengatakan bahwa dia akan dilupakan, adalah sebuah pernyataan yang meremehkan,” kata Kelly dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu. Dia menggambarkan Hicks sebagai sosok pemikir strategis, matang dan bijaksana di luar usianya.
Hicks bukan perempuan sembarangan. Dia dipandang media AS sebagai “senjata rahasia” Trump ketika miliarder Amerika itu memutuskan maju sebagai calon presiden AS pada pemilu 2016 lalu.
(mas)