Tamader, Pejabat Perempuan Pertama Arab Saudi

Rabu, 28 Februari 2018 - 07:43 WIB
Tamader, Pejabat Perempuan Pertama Arab Saudi
Tamader, Pejabat Perempuan Pertama Arab Saudi
A A A
RIYADH - Arab Saudi semakin menunjukkan negara yang terbuka dan moderat. Setelah membuka luas akses hiburan dan berbisnis bagi warganya, kini Saudi juga mengangkat pejabat perempuan untuk pertama kalinya. Perempuan beruntung yang ditunjuk Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud adalah Tamader binti Yousef Al-Rammah. Tamader dipercaya Raja Salman untuk mengemban jabatan wakil menteri tenaga kerja dan pembangunan sosial.

Pengangkatan Tamader bersamaan dengan perombakan kabinet yang dilakukan Raja Salman, kemarin. Selain wakil menteri tenaga kerja, perombakan juga terjadi di tubuh petinggi senior militer dan pemerintahan daerah.

Tamader patut bangga karena di Arab Saudi, amanah sebesar itu jarang dibebankan kepada perempuan. Selain menjadi wakil menteri tenaga kerja dan pembangunan sosial, dia juga menjadi supervisor badan kesejahteraan sosial dan keluarga.

Seperti dilansir alarabiya.net, Tamader merupakan Perwakilan Komisi Hak Asasi Manusia Arab Saudi pada 2016. Dia juga mengabdikan diri sebagai pengajar di Universitas King Saud. Tamader memperoleh gelar Ph.D di bidang Radiologi dan Teknik Elektro Medik dari Universitas Manchester dan gelar Master dari Universitas Bangor. Tamader menjalani kuliah S1 di Universitar King Saud di Riyadh.

Dengan pendidikan tinggi itu, kariernya cukup melejit. Dia banyak memegang tanggung jawab yang cukup besar seperti menjadi wali mahasiswa perempuan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas King Saud dan anggota Perhimpunan Kanker Payudara Zahra di Riyadh.

Pengangkatan Tamader sebagai wakil menteri tenaga kerja dan pembangunan sosial didahului oleh perekrutan besar-besaran kaum hawa untuk menjadi aparat keamanan, petugas penyelidikan, agen pengawas paspor, periset sosial dan hukum, yurisprudensi Islam, asisten administratif, dan pegawai toko barang perempuan.

Pemerintah Arab Saudi mencoba meningkatkan jumlah SDM perempuan dari 23% menjadi 28% pada 2020. Pada bulan lalu, Kementerian Tenaga Kerja mengatakan total pekerja perempuan di sektor ritel naik menjadi 200.000 orang. Kaum perempuan untuk pertama kali juga diperbolehkan menonton sepak bola di stadion.

Raja Salman juga mencabut larangan berkendara bagi perempuan dan meminta otoritas terkait untuk mengeluarkan aturannya secara penuh sampai Juni mendatang. Sebelumnya, perempuan di Arab Saudi biasanya bepergian menggunakan taksi konvensional atau online, meski terkadang ada juga yang berkendara sendiri.

Pemberdayaan perempuan Arab Saudi dan pengurangan pekerja asing ditaksir akan menambah jutaan riyal ke kas negara. Sesuai Visi 2030, Arab Saudi memandang perempuan sebagai komponen penting dalam memperkuat negara. Lebih dari 50% jumlah lulusan perguruan tinggi di Arab Saudi merupakan kaum perempuan.

Sebelum Visi 2030 diluncurkan, hak perempuan di Arab Saudi sudah terbilang istimewa dan penuh, meski tidak sempurna. Perempuan di Arab Saudi sangat dihormati dan dilindungi. Selain mendapatkan pendidikan gratis hingga ke jenjang perguruan tinggi, perempuan Arab Saudi juga selalu diprioritaskan dalam berbagai hal.

Komisi HAM (HRW) Arab Saudi juga tidak membantah kesetaraan gender di Arab Saudi baik. Sedikitnya 20% kursi Dewan Syura dialokasikan khusus untuk perempuan. Diskriminasi terhadap perempuan di tempat kerja juga dilarang keras. Pelaku pelanggar hak perempuan akan dihukum lebih berat apabila terbukti bersalah.

Dalam pengumumannya, sesuai rekomendasi Kementerian Pertahanan yang dipimpin Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, Raja Salman juga mengganti panglima umum militer. Letnan Jenderal Fahd bin Turki yang sebelumnya menjabat Panglima Angkatan Darat diangkat menggantikan Abdulrahman bin Saleh Al-Bunyan.

“Jenderal Abdulrahman akan diberhentikan,” tegas Raja Salman, dilansir spa.gov.sa. Sepekan yang lalu, Jenderal Abdulrahman baru saja merayakan pameran militer di Riyadh. Pakar Theodore Karasik dari Gulf States Analytics mengatakan transformasi militer ini merupakan rencana Pangeran Mohammed dalam Perang Yaman.

Mayor Jenderal Mutlaq Al-Azaimie juga ditunjuk menjadi wakil kepala staf, Jarallah Al-Olwait menjadi Panglima Divisi Misil, Fahd Al-Mutair Panglima Angkatan Darat, Muzaid Al-Amr Panglima Pertahanan Udara, dan Turki bin Bandar Panglima Angkatan Udara. Pangkat mereka juga otomatis naik menjadi letnan jenderal.

Selain itu, Tariq Al-Faris diangkat menjadi Walikota Riyadh dan Muhammad Al-Quaihes Walikota Mekkah. Khalid Bayari juga menjadi asisten baru Kementerian Pertahanan untuk urusan eksekutif, Bandar Al-Mushari asisten Kementerian Dalam Negeri untuk urusan teknis, dan Saaf Al-Saif wakil menteri keadilan. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7043 seconds (0.1#10.140)