Juru Runding Utama AS untuk Krisis Korut Mendadak Mundur
A
A
A
WASHINGTON - Diplomat senior Amerika Serikat (AS) yang jadi juru runding utama untuk krisis Korea Utara (Korut) tiba-tiba memilih mengundurkan diri atau pensiun minggu ini. Departemen Luar Negeri AS menyatakan, alasan pengunduran diri itu bersifat pribadi.
Joseph Yun saat ini menjabat sebagai Perwakilan Khusus untuk Kebijakan Korea Utara dan sebagai Asisten Menteri Luar Negeri untuk Korea dan Jepang.
Dia mengumumkan akan pensiun dari kedua jabatan tersebut pada hari Jumat nanti.
”Kami menyesal melihat dia pensiun, namun usaha diplomatik kami mengenai Korea Utara akan terus berlanjut berdasarkan kampanye tekanan maksimum kami untuk mengisolasi DPRK sampai mereka setuju untuk memulai perundingan untuk denuklirisasi semenanjung Korea yang telah dirumuskan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert kepada wartawan Selasa (27/2/2018), seperti dikutip Reuters.
Yun, diplomat kelahiran Korea Selatan, bekerja pada saat hubungan antara AS dan Korea Utara bergerak menuju ke jalan buntu.
Washington menggunakan taktik “tekanan maksimum” melalui rentetan sanksi ekonomi terhadap Pyongyang agar melucuti program senjata nuklir dan rudalnya. Namun, kebijakan itu ditolak keras oleh rezim Kim Jong-un.
Pada hari Minggu, Korea Utara menyatakan siap untuk melakukan pembicaraan langsung dengan AS, namun rezim Kim Jong-un bersikeras tidak akan meninggalkan program senjata nuklirnya dengan alasan sebagai pertahanan dari ancaman Washington.
Sebaliknya, Washington menegaskan perundingan dengan Pyongyang harus untuk mengakhiri program senjata nuklir dan rudal Korea Utara.
Yun merupakan diplomat kawakan yang bertugas puluhan tahun. Dia pada Juni lalu melakukan perjalanan ke Korea Utara untuk membantu membebaskan mahasiswa Amerika Serikat, Otto Warmbier, yang koma di Korea Utara. Warmbier koma saat menjalani hukuman kerja paksa.
Warmbier dibawa pulang ke AS dan meninggal saat dirawat di rumah sakit. Kematian warga AS itu semakin memperburuk hubungan antara Washington dan Pyongyang.
Joseph Yun saat ini menjabat sebagai Perwakilan Khusus untuk Kebijakan Korea Utara dan sebagai Asisten Menteri Luar Negeri untuk Korea dan Jepang.
Dia mengumumkan akan pensiun dari kedua jabatan tersebut pada hari Jumat nanti.
”Kami menyesal melihat dia pensiun, namun usaha diplomatik kami mengenai Korea Utara akan terus berlanjut berdasarkan kampanye tekanan maksimum kami untuk mengisolasi DPRK sampai mereka setuju untuk memulai perundingan untuk denuklirisasi semenanjung Korea yang telah dirumuskan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert kepada wartawan Selasa (27/2/2018), seperti dikutip Reuters.
Yun, diplomat kelahiran Korea Selatan, bekerja pada saat hubungan antara AS dan Korea Utara bergerak menuju ke jalan buntu.
Washington menggunakan taktik “tekanan maksimum” melalui rentetan sanksi ekonomi terhadap Pyongyang agar melucuti program senjata nuklir dan rudalnya. Namun, kebijakan itu ditolak keras oleh rezim Kim Jong-un.
Pada hari Minggu, Korea Utara menyatakan siap untuk melakukan pembicaraan langsung dengan AS, namun rezim Kim Jong-un bersikeras tidak akan meninggalkan program senjata nuklirnya dengan alasan sebagai pertahanan dari ancaman Washington.
Sebaliknya, Washington menegaskan perundingan dengan Pyongyang harus untuk mengakhiri program senjata nuklir dan rudal Korea Utara.
Yun merupakan diplomat kawakan yang bertugas puluhan tahun. Dia pada Juni lalu melakukan perjalanan ke Korea Utara untuk membantu membebaskan mahasiswa Amerika Serikat, Otto Warmbier, yang koma di Korea Utara. Warmbier koma saat menjalani hukuman kerja paksa.
Warmbier dibawa pulang ke AS dan meninggal saat dirawat di rumah sakit. Kematian warga AS itu semakin memperburuk hubungan antara Washington dan Pyongyang.
(mas)