Taliban Serang Pos Tentara Afghanistan, 18 Tentara Tewas
A
A
A
LASHKAR GAH - Gerilyawan Taliban menyerang sebuah pos militer Afghanistan dan membunuh 18 tentara pemerintah. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Afghanistan.
Kekerasan meningkat di Afghanistan sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meluncurkan strategi yang lebih agresif pada bulan Agustus. Pasukan pimpinan AS mejadi lebih agresif dengan melakukan lebih banyak serangan udara dan Taliban merespons dengan bom, penyergapan dan penggerebekan.
Terbaru, Taliban menyerang sebuah pos militer pemerintah pada hari Jumat di provinsi Farah, Afghanistan barat.
"Taliban menyerang sebuah pos terdepan tentara dan kami kehilangan 18 tentara dan dua lainnya terluka," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Dawlat Waziri, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (24/2/2018).
Waziri mengatakan bahwa dia tidak memiliki rincian serangan lebih lanjut. Taliban sendiri telah mengaku bertanggung jawab dan mengatakan dua pejuang mereka terbunuh dalam serangan itu.
Sementara itu di Ibu Kota Afghanistan, aksi bom bunuh diri kembali terjadi. Ini adalah serangan terbaru dalam serentetan serangan di kota di mana ratusan orang telah terbunuh dan terluka.
Pada hari Sabtu, seorang pembom meledakkan dirinya di sebuah jalan di dekat markas besar misi pimpinan NATO Afghanistan. Identitas korban tidak diketahui, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Najib Danish.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan. Klaim tersebut dimuat dalam sebuah pesan yang dilaporkan kantor berita milik mereka, Amaq.
Ibu Kota Kabul telah berada dalam situasi siaga tinggi sejak seorang pembom bunuh diri Taliban meledakkan ambulans yang penuh bahan peledak di sebuah jalan yang sibuk pada 27 Januari. Aksi itu menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai setidaknya 235 orang.
Seminggu sebelumnya, militan membunuh lebih dari 20 orang, termasuk empat orang Amerika, dalam sebuah serangan di salah satu hotel top di kota tersebut. Taliban juga mengklaim serangan itu.
Kekerasan meningkat di Afghanistan sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meluncurkan strategi yang lebih agresif pada bulan Agustus. Pasukan pimpinan AS mejadi lebih agresif dengan melakukan lebih banyak serangan udara dan Taliban merespons dengan bom, penyergapan dan penggerebekan.
Terbaru, Taliban menyerang sebuah pos militer pemerintah pada hari Jumat di provinsi Farah, Afghanistan barat.
"Taliban menyerang sebuah pos terdepan tentara dan kami kehilangan 18 tentara dan dua lainnya terluka," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Dawlat Waziri, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (24/2/2018).
Waziri mengatakan bahwa dia tidak memiliki rincian serangan lebih lanjut. Taliban sendiri telah mengaku bertanggung jawab dan mengatakan dua pejuang mereka terbunuh dalam serangan itu.
Sementara itu di Ibu Kota Afghanistan, aksi bom bunuh diri kembali terjadi. Ini adalah serangan terbaru dalam serentetan serangan di kota di mana ratusan orang telah terbunuh dan terluka.
Pada hari Sabtu, seorang pembom meledakkan dirinya di sebuah jalan di dekat markas besar misi pimpinan NATO Afghanistan. Identitas korban tidak diketahui, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Najib Danish.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan. Klaim tersebut dimuat dalam sebuah pesan yang dilaporkan kantor berita milik mereka, Amaq.
Ibu Kota Kabul telah berada dalam situasi siaga tinggi sejak seorang pembom bunuh diri Taliban meledakkan ambulans yang penuh bahan peledak di sebuah jalan yang sibuk pada 27 Januari. Aksi itu menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai setidaknya 235 orang.
Seminggu sebelumnya, militan membunuh lebih dari 20 orang, termasuk empat orang Amerika, dalam sebuah serangan di salah satu hotel top di kota tersebut. Taliban juga mengklaim serangan itu.
(ian)