Gagal Cegah Pembantaian, Anggota Sheriff Florida Mengundurkan Diri
A
A
A
FORT LAUDERDALE - Seorang deputi Sheriff yang ditugaskan di sekolah tinggi Florida di mana 17 orang tewas ditembak mati telah mengundurkan diri. Ia memilih untuk mengundurkan diri daripada menghadapi skorsing setelah penyelidikan internal menunjukkan ia tidak masuk ke sekolah untuk mencegah pelaku.
Sheriff Broward County Scott Israel mengatakan bahwa Scot Peterson, yang bertugas di Marjory Stoneman Douglas High School, adalah satu-satunya petugas penegak hukum berada di lokasi pada 14 Februari saat pembantaian terjadi. Tindakan yang diambil Peterson saat penembakan terjadi terekam video.
"Apa yang saya lihat adalah seorang deputi tiba di sisi barat Gedung 12, mengambil posisi dan dia tidak pernah masuk ke sekolah," kata Israel, mengacu pada bangunan di sekolah itu, yang dikenal sebagai bangunan mahasiswa baru, di mana pihak berwenang mengatakan bahwa sebagian besar penembakan terjadi.
Israel mengatakan kepada wartawan bahwa penembakan di pinggiran Fort Lauderdale Parkland berlangsung selama enam menit, dan Peterson tiba di gedung mahasiswa berusia sekitar 90 detik setelah tembakan pertama dilepaskan, kemudian bertahan di luar selama setidaknya empat menit.
Ketika ditanya apa yang seharusnya dilakukan deputi tersebut saat kejadian berlangsung, Israel menjawab, "Masuklah. Atasi si pembunuh. Membunuh si pembunuh," seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/2/2018).
Israel mengatakan Peterson belum memberikan alasan mengapa dia tidak memasuki gedung tersebut. Baik Peterson maupun perwakilan pun tidak bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.
Israel mengatakan bahwa dia tidak akan merilis video tersebut pada saat ini dan mungkin tidak akan pernah melakukannya.
Israel mengatakan berdasarkan temuannya ia memutuskan untuk membekukan Peterson, namun yang bersangkutan memilih untuk mengundurkan diri. Israel mengatakan dua deputi lainya telah ditempatkan pada tugas administrasi. Itu dikarenakan tanggapan mereka atas sejumlah panggilan darurat dan laporan yang diterima oleh departemen sheriff yang berkaitan dengan pelaku selama 10 tahun terakhir.
Nikolas Cruz (19) bersenjatakan senjata serbu semi otomatis AR-15 menyerang dan memberondong Marjory Stoneman Douglas High School pada 14 Februaru lalu. Sedikitnya 17 siswa dan staf sekolah tewas akibat aksinya itu.
Aksi penembakan massal itu menjadi penembakan paling mematikan kedua yang pernah terjadi di sekolah negeri AS. Kejadian ini juga memantik aksi demonstrasi dari para siswa sekolah yang menuntut pengetatan undang-undang senjata api di AS.
Sheriff Broward County Scott Israel mengatakan bahwa Scot Peterson, yang bertugas di Marjory Stoneman Douglas High School, adalah satu-satunya petugas penegak hukum berada di lokasi pada 14 Februari saat pembantaian terjadi. Tindakan yang diambil Peterson saat penembakan terjadi terekam video.
"Apa yang saya lihat adalah seorang deputi tiba di sisi barat Gedung 12, mengambil posisi dan dia tidak pernah masuk ke sekolah," kata Israel, mengacu pada bangunan di sekolah itu, yang dikenal sebagai bangunan mahasiswa baru, di mana pihak berwenang mengatakan bahwa sebagian besar penembakan terjadi.
Israel mengatakan kepada wartawan bahwa penembakan di pinggiran Fort Lauderdale Parkland berlangsung selama enam menit, dan Peterson tiba di gedung mahasiswa berusia sekitar 90 detik setelah tembakan pertama dilepaskan, kemudian bertahan di luar selama setidaknya empat menit.
Ketika ditanya apa yang seharusnya dilakukan deputi tersebut saat kejadian berlangsung, Israel menjawab, "Masuklah. Atasi si pembunuh. Membunuh si pembunuh," seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/2/2018).
Israel mengatakan Peterson belum memberikan alasan mengapa dia tidak memasuki gedung tersebut. Baik Peterson maupun perwakilan pun tidak bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.
Israel mengatakan bahwa dia tidak akan merilis video tersebut pada saat ini dan mungkin tidak akan pernah melakukannya.
Israel mengatakan berdasarkan temuannya ia memutuskan untuk membekukan Peterson, namun yang bersangkutan memilih untuk mengundurkan diri. Israel mengatakan dua deputi lainya telah ditempatkan pada tugas administrasi. Itu dikarenakan tanggapan mereka atas sejumlah panggilan darurat dan laporan yang diterima oleh departemen sheriff yang berkaitan dengan pelaku selama 10 tahun terakhir.
Nikolas Cruz (19) bersenjatakan senjata serbu semi otomatis AR-15 menyerang dan memberondong Marjory Stoneman Douglas High School pada 14 Februaru lalu. Sedikitnya 17 siswa dan staf sekolah tewas akibat aksinya itu.
Aksi penembakan massal itu menjadi penembakan paling mematikan kedua yang pernah terjadi di sekolah negeri AS. Kejadian ini juga memantik aksi demonstrasi dari para siswa sekolah yang menuntut pengetatan undang-undang senjata api di AS.
(ian)