China Kerahkan Kapal Perang ke Samudra Hindia Timur
A
A
A
SHANGHAI - Sebanyak 11 kapal perang China berlayar ke Samudra Hindia Timur bulan ini. Pengerahan militer itu terjadi saat Maladewa mengalami krisis konstitusional dan kini dalam status keadaan darurat.
“Satu armada kapal destroyer dan sedikitnya satu kapal frigate, satu dok pengangkut amfibi 30.000 ton, dan tiga kapal tanker pendukung memasuki Samudra Hindia,” papar laporan news portal Sina.com.cn.
Laporan itu muncul tanpa mengaitkan langkah militer itu dengan krisis di Maladewa atau menjelaskan alasan pengerahan kapal perang tersebut. “Jika Anda lihat sejumlah kapal perang dan perlengkapan lain, perbedaan antara angkatan laut (AL) India dan China tidak besar,” ungkap laporan tersebut, dikutip kantor berita Reuters. Tidak dijelaskan kapan armada itu dikerahkan atau untuk berapa lama.
Persaingan antara musuh lama India dan China untuk berebut pengaruh di Maladewa semakin menguat setelah Presiden Maladewa Abdulla Yameen menandatangani kesepakatan dalam inisiatif China, Belt and Road (Jalur Sutra Baru).
Jalur Sutra Baru merupakan program infrastruktur China untuk membangun jaringan perdagangan dan transportasi yang menghubungkan penjuru Asia dan dunia. Yameen menerapkan keadaan darurat pada 5 Februari selama 15 hari untuk mencabut keputusan Mahkamah Agung (MA) yang memerintahkan otoritas membebaskan sembilan tokoh oposisi. Yameen meminta persetujuan parlemen untuk memperpanjang status keadaan darurat selama 30 hari pada Senin (19/2).
India telah lama menjalin hubungan politik dan keamanan dengan Maladewa yang berjarak sekitar 400 km tersebut. New Delhi berupaya menangkal pengaruh China di Maladewa yang mayoritas muslim dan berpenduduk 400.000 orang tersebut.
Oposisi Maladewa juga mendesak India untuk intervensi dalam krisis politik di negara tersebut. Kementerian Pertahanan China tidak merespons permintaan untuk komentar atas laporan tersebut.
Pada Jumat (16/2), Tentara Pembebasan Rakyat China mengunggah foto dan cerita latihan penyelamatan yang digelar di Samudra Hindia Timur di akun resmi Weibo. China awal bulan ini juga menyarankan warga negaranya agar tidak mengunjungi Maladewa hingga ketegangan politik mereda. (Syarifudin)
“Satu armada kapal destroyer dan sedikitnya satu kapal frigate, satu dok pengangkut amfibi 30.000 ton, dan tiga kapal tanker pendukung memasuki Samudra Hindia,” papar laporan news portal Sina.com.cn.
Laporan itu muncul tanpa mengaitkan langkah militer itu dengan krisis di Maladewa atau menjelaskan alasan pengerahan kapal perang tersebut. “Jika Anda lihat sejumlah kapal perang dan perlengkapan lain, perbedaan antara angkatan laut (AL) India dan China tidak besar,” ungkap laporan tersebut, dikutip kantor berita Reuters. Tidak dijelaskan kapan armada itu dikerahkan atau untuk berapa lama.
Persaingan antara musuh lama India dan China untuk berebut pengaruh di Maladewa semakin menguat setelah Presiden Maladewa Abdulla Yameen menandatangani kesepakatan dalam inisiatif China, Belt and Road (Jalur Sutra Baru).
Jalur Sutra Baru merupakan program infrastruktur China untuk membangun jaringan perdagangan dan transportasi yang menghubungkan penjuru Asia dan dunia. Yameen menerapkan keadaan darurat pada 5 Februari selama 15 hari untuk mencabut keputusan Mahkamah Agung (MA) yang memerintahkan otoritas membebaskan sembilan tokoh oposisi. Yameen meminta persetujuan parlemen untuk memperpanjang status keadaan darurat selama 30 hari pada Senin (19/2).
India telah lama menjalin hubungan politik dan keamanan dengan Maladewa yang berjarak sekitar 400 km tersebut. New Delhi berupaya menangkal pengaruh China di Maladewa yang mayoritas muslim dan berpenduduk 400.000 orang tersebut.
Oposisi Maladewa juga mendesak India untuk intervensi dalam krisis politik di negara tersebut. Kementerian Pertahanan China tidak merespons permintaan untuk komentar atas laporan tersebut.
Pada Jumat (16/2), Tentara Pembebasan Rakyat China mengunggah foto dan cerita latihan penyelamatan yang digelar di Samudra Hindia Timur di akun resmi Weibo. China awal bulan ini juga menyarankan warga negaranya agar tidak mengunjungi Maladewa hingga ketegangan politik mereda. (Syarifudin)
(nfl)