Trump Sebut Kesehatan Mental Picu Aksi Penembakan Brutal Florida
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menuding masalah kesehatan mental berada di balik pembantaian sebuah sekolah SMA di Florida. Ia pun bersumpah akan mengatasi masalah tersebut.
"Pemerintahan kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat menyelidiki penembakan tersebut dan mempelajari semua yang kami bisa," ujar Trump dalam sebuah konferensi pers.
"Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemimpin negara bagian dan lokal untuk membantu sekolah dan membantu mengatasi masalah kesehatan mental yang sulit," sambungnya.
"Akhir bulan ini saya akan bertemu dengan gubernur dan jaksa agung, di mana membuat sekolah dan anak-anak kita lebih aman akan menjadi prioritas utama kami," tukasnya seperti dikutip dari Metro, Jumat (16/2/2018)
Dalam konferensi pers tersebut, Trump juga memberikan pernyataan yang ditujukan kepada anak-anak dan mereka yang tengah berjuang dengan masalah kesehatan mental.
"Saya ingin berbicara sekarang kepada anak-anak Amerika, terutama mereka yang merasa tersesat, sendirian, bingung - atau bahkan takut," ucap Trump.
"Saya ingin Anda tahu bahwa Anda tidak pernah sendiri dan Anda tidak akan pernah begitu. Anda memiliki orang-orang yang peduli terhadap Anda, yang mencintai Anda dan seseorang yang akan melakukan sesuatu untuk melindungi Anda," sambungnya.
"Jika Anda memerlukan bantuan, berpaling ke guru, anggota keluarga, petugas polisi setempat atau pemimpin agama. Jawab kebencian dengan cinta, jawab kekejaman dengan kebaikan hati," katanya.
"Kita juga harus bekerja sama untuk menciptakan budaya di negara kita yang mencakup martabat kehidupan, yang menciptakan hubungan yang dalam dan berarti, dan hal itu mengubah teman sekelas dan rekan kerja menjadi teman dan tetangga," tukasnya.
Presiden Trump tidak menyebut nama pelaku penembakan Nikolas Cruz (19), namun ia besumpah akan mengunjungi sekolah tersebut dalam beberapa hari mendatang untuk bertemu dengan mereka yang berduka atas kehilangan orang yang mereka cintai.
Pembantaian di Marjory Stoneman Douglas High School pada Rabu siang, telah menyebabkan seruan baru untuk mengendalikan senjata yang lebih ketat. Tersangka Cruz diduga telah membunuh 17 orang.
Trump sebelumnya menyalahkan sejumlah aksi penembakan pada pelaku yang disebutnya sebagai "orang sakit", bukan membenahi sistem hukum yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan senjata dengan mudah.
Pada tahun 2016, ia bahkan membatalkan rencana pemerintahan Barack Obama memberlakukan pemeriksaan ekstra kepada orang-orang yang memiliki kesehatan mental untuk membeli pistol.
"Pemerintahan kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat menyelidiki penembakan tersebut dan mempelajari semua yang kami bisa," ujar Trump dalam sebuah konferensi pers.
"Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemimpin negara bagian dan lokal untuk membantu sekolah dan membantu mengatasi masalah kesehatan mental yang sulit," sambungnya.
"Akhir bulan ini saya akan bertemu dengan gubernur dan jaksa agung, di mana membuat sekolah dan anak-anak kita lebih aman akan menjadi prioritas utama kami," tukasnya seperti dikutip dari Metro, Jumat (16/2/2018)
Dalam konferensi pers tersebut, Trump juga memberikan pernyataan yang ditujukan kepada anak-anak dan mereka yang tengah berjuang dengan masalah kesehatan mental.
"Saya ingin berbicara sekarang kepada anak-anak Amerika, terutama mereka yang merasa tersesat, sendirian, bingung - atau bahkan takut," ucap Trump.
"Saya ingin Anda tahu bahwa Anda tidak pernah sendiri dan Anda tidak akan pernah begitu. Anda memiliki orang-orang yang peduli terhadap Anda, yang mencintai Anda dan seseorang yang akan melakukan sesuatu untuk melindungi Anda," sambungnya.
"Jika Anda memerlukan bantuan, berpaling ke guru, anggota keluarga, petugas polisi setempat atau pemimpin agama. Jawab kebencian dengan cinta, jawab kekejaman dengan kebaikan hati," katanya.
"Kita juga harus bekerja sama untuk menciptakan budaya di negara kita yang mencakup martabat kehidupan, yang menciptakan hubungan yang dalam dan berarti, dan hal itu mengubah teman sekelas dan rekan kerja menjadi teman dan tetangga," tukasnya.
Presiden Trump tidak menyebut nama pelaku penembakan Nikolas Cruz (19), namun ia besumpah akan mengunjungi sekolah tersebut dalam beberapa hari mendatang untuk bertemu dengan mereka yang berduka atas kehilangan orang yang mereka cintai.
Pembantaian di Marjory Stoneman Douglas High School pada Rabu siang, telah menyebabkan seruan baru untuk mengendalikan senjata yang lebih ketat. Tersangka Cruz diduga telah membunuh 17 orang.
Trump sebelumnya menyalahkan sejumlah aksi penembakan pada pelaku yang disebutnya sebagai "orang sakit", bukan membenahi sistem hukum yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan senjata dengan mudah.
Pada tahun 2016, ia bahkan membatalkan rencana pemerintahan Barack Obama memberlakukan pemeriksaan ekstra kepada orang-orang yang memiliki kesehatan mental untuk membeli pistol.
(ian)