Fakta-Fakta Putri Mako yang Jatuh Cinta Pada Orang Biasa
A
A
A
PUTRI Mako adalah anggota keluarga kerajaan Jepang. Ia merupakan cucu dari Kaisar Jepang Akihito (83). Ayahnya, Fumihiro, pangeran Akishino. Sementara ibunya, Kiko, adalah putri Akishino. Beberapa waktu lalu wanita dengan senyum ramah ini membuat publik tercengang ketika memutuskan akan menyerahkan gelar kebangsawanannya karena akan menikah dengan rakyat biasa.
Hukum di Jepang mengharuskan seorang putri untuk meninggalkan keluarga kerajaan jika ingin menikah dengan pria di luar kerajaan. Mako sedianya akan menikah dengan Kei Komuro, seorang pegawai di firma hukum. Berikut beberapa hal tentang Putri Mako:
1. Belum bertunangan
Putri dan Komuro belum bertunangan. Meski keduanya memiliki rencana untuk menikah, mereka tetap mengikuti protokol kerajaan dan semuanya akan dilakukan secara tradisional. "Mengingat keluarga kerajaan sarat dengan ritual tradisional maka pasangan tersebut akan memiliki waktu sebelum pernikahan mereka," dikutip dari AP. Menurut The Japan News, Komuro telah bertemu dengan orang tua Putri Mako dan keduanya merestui hubungan pasangan yang sedang dimabuk asmara itu.
2. Bertemu Komuro di Sekolah
Putri Mako bertemu dengan Komuro hampir enam tahun lalu sewaktu bersekolah di International Christian University di Tokyo. Mereka sedang berada di sebuah acara di restoran ketika pertama kali berkenalan, menurut People Magazine. Sejak saat itu keduanya telah banyak menghabiskan waktu bersama. Mereka berkencan beberapa kali dalam sebulan. Masyarakat senang demi mengetahui rencana pernikahan itu. "Sangat bahagia, saya juga turut senang," kata salah seorang teman sekelas Mako kepada Japan Times. Sementara Mika Ito, seorang pekerja paruh waktu berharap sang putri dapat membangun jembatan antara masyarakat dengan keluarga kerajaan.
(Baca Juga: Demi Cinta, Putri Kekaisaran Jepang Ini Rela Keluar Istana
3. Memiliki gelar kehormatan dari Asosiasi Tenis Jepang
Asosiasi Tenis Jepang didirikan tahun 1922. Menurut Wikipedia, asosiasi tersebut merupakan badan negara yang diperuntukkan bagi pemain tenis profesional maupun amatir di Jepang. Sang putri dikabarkan memiliki ketertarikan pada olahraga tersebut bahkan sering ikut bertanding. Nobuo Kuroyanagi, kepala Asosiasi Tenis Jepang mengatakan, "sewaktu putri Mako hadir di Ariake Coliseum (di Tokyo) dimana sedang diadakan pertandingan tenis, saya bisa merasakan atmosfer kehangatan dengan kehadirannya disana," ujarnya kepada Japan Times.
5. Masa depan Monarki belum jelas
Hanya pewaris pria yang dapat mewariskan mahkota kerjaan. Menurut CNN, hanya ada tiga pria dalam keluarga kerajaan yaitu putra mahkota pangeran Naruhito, pangeran Akishino, dan anak pangeran Akishino pangeran Hisahito. Beberapa waktu lalu Akishino berbicara soal pekerjaannya yang dirasa semakin menantang seiring pertambahan usianya. "Ketika saya menyadari stamina saya semakin menurun, saya khawatir akan menyulitkan saya untuk meneruskan pekerjaan saya sebagai simbol negara," kata sang pangeran musim panas silam.
Anggota keluarga kerajaan terbilang cepat berkurang mengingat mayoritas anggotanya adalah wanita. Dengan enam putri yang belum menikah dan sangat terbuka peluang untuk menikah dengan rakyat biasa, ada kemungkinan keluarga kerajaan tidak mempunyai anggota yang cukup untuk memutuskan tugas negara. Masyarakat juga tengah menyoroti hal ini. Mereka berpendapat tidak apa jika wanita mewariskan mahkota di kemudian hari.
"Saya pribadi berpendapat wanita seharusnya tetap berada di kerajaan. Memang putra mahkota atau saudara laki-lakinya yang akan mewarisi tahta, tapi saya rasa tidak masalah jika suatu saat ada kaisar wanita," kata Meiko Hirayama, pegawai akunting.
5. Tantenya juga meninggalkan kerajaan
Sebelum Putri Mako sebetulnya sang bibi, Sayako Kuroda, sudah lebih dulu melepaskan gelar kerajaannya di tahun 2005. Dia bertemu dengan perancang tata kota Yoshiki Kuroda. Keduanya menikah tanpa gelar kerajaan sang putri Sayako.
Hukum di Jepang mengharuskan seorang putri untuk meninggalkan keluarga kerajaan jika ingin menikah dengan pria di luar kerajaan. Mako sedianya akan menikah dengan Kei Komuro, seorang pegawai di firma hukum. Berikut beberapa hal tentang Putri Mako:
1. Belum bertunangan
Putri dan Komuro belum bertunangan. Meski keduanya memiliki rencana untuk menikah, mereka tetap mengikuti protokol kerajaan dan semuanya akan dilakukan secara tradisional. "Mengingat keluarga kerajaan sarat dengan ritual tradisional maka pasangan tersebut akan memiliki waktu sebelum pernikahan mereka," dikutip dari AP. Menurut The Japan News, Komuro telah bertemu dengan orang tua Putri Mako dan keduanya merestui hubungan pasangan yang sedang dimabuk asmara itu.
2. Bertemu Komuro di Sekolah
Putri Mako bertemu dengan Komuro hampir enam tahun lalu sewaktu bersekolah di International Christian University di Tokyo. Mereka sedang berada di sebuah acara di restoran ketika pertama kali berkenalan, menurut People Magazine. Sejak saat itu keduanya telah banyak menghabiskan waktu bersama. Mereka berkencan beberapa kali dalam sebulan. Masyarakat senang demi mengetahui rencana pernikahan itu. "Sangat bahagia, saya juga turut senang," kata salah seorang teman sekelas Mako kepada Japan Times. Sementara Mika Ito, seorang pekerja paruh waktu berharap sang putri dapat membangun jembatan antara masyarakat dengan keluarga kerajaan.
(Baca Juga: Demi Cinta, Putri Kekaisaran Jepang Ini Rela Keluar Istana
3. Memiliki gelar kehormatan dari Asosiasi Tenis Jepang
Asosiasi Tenis Jepang didirikan tahun 1922. Menurut Wikipedia, asosiasi tersebut merupakan badan negara yang diperuntukkan bagi pemain tenis profesional maupun amatir di Jepang. Sang putri dikabarkan memiliki ketertarikan pada olahraga tersebut bahkan sering ikut bertanding. Nobuo Kuroyanagi, kepala Asosiasi Tenis Jepang mengatakan, "sewaktu putri Mako hadir di Ariake Coliseum (di Tokyo) dimana sedang diadakan pertandingan tenis, saya bisa merasakan atmosfer kehangatan dengan kehadirannya disana," ujarnya kepada Japan Times.
5. Masa depan Monarki belum jelas
Hanya pewaris pria yang dapat mewariskan mahkota kerjaan. Menurut CNN, hanya ada tiga pria dalam keluarga kerajaan yaitu putra mahkota pangeran Naruhito, pangeran Akishino, dan anak pangeran Akishino pangeran Hisahito. Beberapa waktu lalu Akishino berbicara soal pekerjaannya yang dirasa semakin menantang seiring pertambahan usianya. "Ketika saya menyadari stamina saya semakin menurun, saya khawatir akan menyulitkan saya untuk meneruskan pekerjaan saya sebagai simbol negara," kata sang pangeran musim panas silam.
Anggota keluarga kerajaan terbilang cepat berkurang mengingat mayoritas anggotanya adalah wanita. Dengan enam putri yang belum menikah dan sangat terbuka peluang untuk menikah dengan rakyat biasa, ada kemungkinan keluarga kerajaan tidak mempunyai anggota yang cukup untuk memutuskan tugas negara. Masyarakat juga tengah menyoroti hal ini. Mereka berpendapat tidak apa jika wanita mewariskan mahkota di kemudian hari.
"Saya pribadi berpendapat wanita seharusnya tetap berada di kerajaan. Memang putra mahkota atau saudara laki-lakinya yang akan mewarisi tahta, tapi saya rasa tidak masalah jika suatu saat ada kaisar wanita," kata Meiko Hirayama, pegawai akunting.
5. Tantenya juga meninggalkan kerajaan
Sebelum Putri Mako sebetulnya sang bibi, Sayako Kuroda, sudah lebih dulu melepaskan gelar kerajaannya di tahun 2005. Dia bertemu dengan perancang tata kota Yoshiki Kuroda. Keduanya menikah tanpa gelar kerajaan sang putri Sayako.
(amm)