Kim Jong-un Benci Bir Hambar Korsel, Korut Bikin Bir Eksklusif

Kamis, 08 Februari 2018 - 02:26 WIB
Kim Jong-un Benci Bir...
Kim Jong-un Benci Bir Hambar Korsel, Korut Bikin Bir Eksklusif
A A A
PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) telah meluncurkan bir baru dengan resep “eksklusif” setelah pemimpinnya, Kim Jong-un, mengecam kualitas bir impor dari Korea Selatan (Korsel) yang rasanya hambar.

Perusahaan bir rezim Pyongyang, Taedonggang Brewing Company, mengatakan bahwa bir tersebut menggunakan gandum dan bukan jelai yang rendah kalori, sehingga kualitasnya lebih baik dari segi cita rasa dan aroma. Teknik pembuatannya pun menggunakan metode brewing seduh.

Mengutip surat kabar rezim Kim Jong-un, Rodong Sinmun, Kamis (8/2/2018), minuman tersebut telah mendapat ulasan positif dari warga Korea Utara.

Jelai umumnya merupakan butiran standar yang digunakan dalam pembuatan bir. Namun, butiran malt termasuk gandum dan gandum hitam juga sering digunakan, terutama oleh pembuat bir di Barat.

Surat kabar tersebut menyatakan, bir baru itu telah diciptakan sebagai bagian dari “pertarungan sepanjang waktu” pemerintah Kim Jong-un untuk membuat kehidupan rakyat Korea Utara lebih menyenangkan.

Standar kehidupan di negara komunis ini tercatat yang terendah di dunia sebagai imbas dari isolasi ekonomi selama puluhan tahun dari banyak negara.

Taedonggang mulai bekerja untuk pembuatan bir pada tahun 2000-an setelah Kim Jong-un mengeluhkan standar bir yang berasal dari Korsel. Menurut laporan Chosun Ilbo, diktator muda Korut itu membenci bir dari Korea Selatan yang rasanya dianggap hambar.

Dua merek bir terpopuler di Korea Selatan adalah Lagers Cass dan Hite. Para pengunjung Barat kerap berkomentar bahwa rasa minuman tersebut kurang begitu kuat.

Taedonggang sebenarnya berharap bisa meluncurkan minuman baru tersebut pada Festival Bir Pyongyang Juli lalu. Namun, acara tersebut dibatalkan setelah kekeringan melanda Korut.

Kim Jong-un sebelumnya dikenal sebagai penggemar bir. Namun, pemerintahnya melarang warga untuk pesta minuman dan bernyanyi dalam upaya untuk meredam perbedaan pendapat. Menurut badan intelijen Korea Selatan, larangan itu juga menyusul sanksi PBB yang mulai melumpuhkan ekonomi Pyongyang.

”(Pyongyang) telah merancang sebuah sistem di mana organ partai melaporkan kesulitan ekonomi masyarakat setiap hari, dan melarang setiap pertemuan yang berkaitan dengan minum, bernyanyi dan hiburan lainnya serta memperkuat kontrol informasi dari luar,” bunyi laporan badan intelijen Korea Selatan dalam briefing dengan parlemen di Seoul pada November 2017 lalu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0734 seconds (0.1#10.140)