Terbang ke Beijing, Menlu Retno Hadiri Sidang Bersama dengan Menlu China
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi akan bertolak ke Beijing, Kamis (8/2/2018). Dia akan menghadiri Sidang Komisi Bersama dengan Menlu China Wang Yi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir mengatakan ada sejumlah hal yang akan dibahas dalam pertemuan kedua Menlu tersebut. Salah satunya pembahasan hubungan bilateral kedua negara dan isu-isu internasional.
”Hubungan kita dan China luas sekali, dari segi ekonomi dan berbagai macam isu yang akan menjadi perhatian dalam pertemuan bilateral,” katanya, Rabu (7/2/2018).
“Yang perlu ditekankan, ini adalah pertemuan Komisi Bersama antara dua negara besar di Asia. Yang satu memiliki penduduk 250 juta lebih dan satu lagi penduduknya lebih dari 1 miliar, dengan ekonomi nomor kedua terbesar di dunia dan kita adalah ekonomi terbesar di ASEAN. Itu adalah kekuatan tersendiri,” ujar Arrmanatha.
”Secara ekonomi kedua negara ini memiliki pengaruh yang besar di kawasan maupun di tingkat global. Kalau isu kawasan yang akan menjadi perhatian seperti situasi di kawasan kita sendiri, temasuk Semenanjung Korea,” imbuh dia.
Arrmanatha menambahkan, dalam pertemuan yang direncanakan, Menlu Retno akan kembali mengingatkan soal pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB periode 2019-2020. Indonesia akan meminta dukungan China terkait pencalonan tersebut.
”Tidak saja meminta dukungan dari China sebagai salah satu anggota tetap, tetapi kita harapkan China bisa membantu meyakinkan negara-negara lain untuk juga turut mendukung Indonesia,” imbuh dia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir mengatakan ada sejumlah hal yang akan dibahas dalam pertemuan kedua Menlu tersebut. Salah satunya pembahasan hubungan bilateral kedua negara dan isu-isu internasional.
”Hubungan kita dan China luas sekali, dari segi ekonomi dan berbagai macam isu yang akan menjadi perhatian dalam pertemuan bilateral,” katanya, Rabu (7/2/2018).
“Yang perlu ditekankan, ini adalah pertemuan Komisi Bersama antara dua negara besar di Asia. Yang satu memiliki penduduk 250 juta lebih dan satu lagi penduduknya lebih dari 1 miliar, dengan ekonomi nomor kedua terbesar di dunia dan kita adalah ekonomi terbesar di ASEAN. Itu adalah kekuatan tersendiri,” ujar Arrmanatha.
”Secara ekonomi kedua negara ini memiliki pengaruh yang besar di kawasan maupun di tingkat global. Kalau isu kawasan yang akan menjadi perhatian seperti situasi di kawasan kita sendiri, temasuk Semenanjung Korea,” imbuh dia.
Arrmanatha menambahkan, dalam pertemuan yang direncanakan, Menlu Retno akan kembali mengingatkan soal pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB periode 2019-2020. Indonesia akan meminta dukungan China terkait pencalonan tersebut.
”Tidak saja meminta dukungan dari China sebagai salah satu anggota tetap, tetapi kita harapkan China bisa membantu meyakinkan negara-negara lain untuk juga turut mendukung Indonesia,” imbuh dia.
(mas)