Presiden Afrika Selatan Tolak Mundur

Selasa, 06 Februari 2018 - 08:18 WIB
Presiden Afrika Selatan Tolak Mundur
Presiden Afrika Selatan Tolak Mundur
A A A
JOHANNESBURG - Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma menolak desakan mundur dari partainya, Kongres Nasional Afrika (ANC). Tekanan agar Zuma mundur pun semakin kuat.

Zuma dan anggota senior ANC menggelar perundingan pada Minggu (4/2) tapi tidak ada rincian hasil pertemuan tersebut. Desember lalu, saat menghadapi berbagai tuduhan korupsi, Zuma digeser dari jabatannya sebagai ketua ANC.

Para pemimpin partai yang mungkin berupaya menggulingkan Zuma sebelum pidato kenegaraan pekan ini, menggelar rapat darurat pada Senin (5/2). Pemimpin oposisi dan mantan anggota ANC Julius Malema menjelaskan di Twitter bahwa Zuma telah diminta untuk mundur tapi menolak.

Zuma yang pernah dipenjara karena berjuang melawan apartheid itu sedang menjalani periode kedua kepresidenan dan yang terakhir. Di bawah pemerintahannya, layanan sipil meluas, tingkat HIV/Aids turun dan rencana pembangunannya mendapat dukungan dari berbagai kelompok politik.

Meski demikian, pemerintahan Zuma dibayangi berbagai tuduhan korupsi dan deputinya Cyril Ramaphosa dipilih sebagai ketua Partai ANC di Afrika Selatna pada Desember dengan janji membersihkan praktek korupsi.

Berdasarkan sejumlah laporan yang belum dapat dikonfirmasi mengenai pertemuan pada Minggu (4/2), Zuma meminta perlindungan dari tuntutan pengadilan untuk dirinya dan keluarganya. Zuma dituduh melakukan korupsi, penipuan, pemerasan, pencucian uang dan penghindaran pajak.

Sebanyak 18 tuduhan itu terkait era 1990-an dan 783 pembayaran yang dibuat sebagai bagian dari kesepakatan persenjataan. Zuma dan pejabat pemerintah lainnya dituduh mendapat imbalan dari pembelian sejumlah jet tempur, kapal patroli dan persenjataan lainnya.

Berbagai tuduhan itu pertama kali diajukan terhadap Zuma pada 2005 tapi dicabut oleh kejaksaan pada 2009. Zuma juga telah menyangkal melakukan kesalahan.

Seorang pengusaha yang terkait dengannya, Schabir Shaik divonis penjara 15 tahun karena meminta suap dari perusahaan senjata asal Prancis. Tahun lalu, Pengadilan Tinggi menetapkan dalam kasus yang diajukan oposisi Aliansi Demokratik bahwa Zuma harus menghadapi dakwaan.

Zuma mengajukan banding di Mahkamah Agung (MA) tapi lembaga itu juga menetapkan dia harus menghadapi berbagai dakwaan. Ada juga kemungkinan penyelidikan yang disebut “state capture” yakni tuduhan bahwa keluarga kaya kelahiran India, Guptas, memengaruhi pemerintah melalui hubungan korup dengan Zuma. Guptas dan Zuma menyangkal berbagai tuduhan itu.

Jika Zuma menolak mundur, partainya akan menghadapi tantangan politik dalam upaya menggulingkannya. Saat ini ANC juga berbeda pendapat tentang apakah Zuma harus tetap memimpin negara itu atau tidak.

Para pemimpin partai ANC tampaknya akan bertindak sebelum pidato kenegaraan ke parlemen dan sebelum mosi tidak percaya beberapa pekan dari sekarang. Para pengamat menyatakan para pemimpin partai berupaya menghindari pertarungan kekuasaan yang dapat memecah ANC sebelum pemilu tahun depan.

Sebelum bertemu Zuma pada Minggu (4/2), Ketua ANC Gwede Mantashe menyatakan dia ingin menjamin stabilitas di negara itu dan stabilitas di ANC. Pada Senin (5/2), para tokoh senior juga menggelar pertemuan untuk menentukan masa depan Zuma.

Terjadi unjuk rasa yang digelar oleh kelompok yang mendukung dan kelompok yang menolak Zuma. Mereka berkumpul di Johannesburg untuk mengungkapkan sikapnya.

ANC juga dapat memutuskan untuk memecat dia dari jabatan presiden. Ada kesamaan dalam langkah tersebut karena Zuma juga menjadi pemimpin partai setelah pendahulunya yang saat itu Presiden Thabo Mbeki dipecat.(Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5290 seconds (0.1#10.140)