Korut Kecam dan Sebut Pidato Trump di Kongres AS Dogmatis
Korut Kecam dan Sebut Pidato Trump di Kongres AS Dogmatis
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) mengecam keras pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada akhir pekan lalu. Dalam pidatonya, Trump mengecam rezim Pyongang yang sembrono mengejar senjata nuklir dan pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela.
Kepada kantor berita KCNA, juru bicara kementerian luar negeri Korut mengklaim bahwa pidato pemimpin AS tersebut dihadapan Kongres adalah puncak dogmatisme dan arogansi.
"Trump memfitnah sistem sosial kita dan bertele-tele tentang penerapan tekanan maksimal pada kita hanyalah seruan orang yang ketakutan dalam menghadapi kekuatan nasional kita dan pencapaian bersejarah untuk menyelesaikan kecakapan nuklir kita," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut yang dilansir dari UPI, Senin (5/2/2018).
Ia juga mengatakan bahwa kekuatan pertahanan diri Korut berpusat pada tenaga nuklir akan benar-benar menekan keberanian Trump dan bawahannya di semenanjung Korea.
"Tanpa presiden AS membuang cara berpikirnya yang anakronistik dan berpikiran diri sendiri, keamanan Amerika dan masa depannya hanya akan tumbuh lebih berbahaya," katanya.
Media yang dikelola pemerintah Pyongyang itu juga mempublikasikan sebuah komentar pada hari Minggu, mengkritik tindakan Washington untuk menumpuk tekanan terhadap Korut, seperti sanksi tambahan terhadap AS terhadap rezim tersebut dan penempatan aset militer strategis ke Korea Selatan (Korsel).
"Ini adalah bukti nyata bahwa ini adalah kegilaan, mencoba merusak suasana hubungan Utara-Selatan yang diperbaiki, yang diciptakan melalui tindakan proaktif dan peran aktif kami," katanya.
Ketegangan antara Washington dan Pyongyang diperkirakan akan meningkat saat Korut bersiap untuk mengadakan pawai militer besar minggu ini. Korut akan memobilisasi ribuan tentara dan ratusan persenjataan untuk memperingati berdirinya tentaranya pada 8 Februari atau sehari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel.
Kepada kantor berita KCNA, juru bicara kementerian luar negeri Korut mengklaim bahwa pidato pemimpin AS tersebut dihadapan Kongres adalah puncak dogmatisme dan arogansi.
"Trump memfitnah sistem sosial kita dan bertele-tele tentang penerapan tekanan maksimal pada kita hanyalah seruan orang yang ketakutan dalam menghadapi kekuatan nasional kita dan pencapaian bersejarah untuk menyelesaikan kecakapan nuklir kita," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut yang dilansir dari UPI, Senin (5/2/2018).
Ia juga mengatakan bahwa kekuatan pertahanan diri Korut berpusat pada tenaga nuklir akan benar-benar menekan keberanian Trump dan bawahannya di semenanjung Korea.
"Tanpa presiden AS membuang cara berpikirnya yang anakronistik dan berpikiran diri sendiri, keamanan Amerika dan masa depannya hanya akan tumbuh lebih berbahaya," katanya.
Media yang dikelola pemerintah Pyongyang itu juga mempublikasikan sebuah komentar pada hari Minggu, mengkritik tindakan Washington untuk menumpuk tekanan terhadap Korut, seperti sanksi tambahan terhadap AS terhadap rezim tersebut dan penempatan aset militer strategis ke Korea Selatan (Korsel).
"Ini adalah bukti nyata bahwa ini adalah kegilaan, mencoba merusak suasana hubungan Utara-Selatan yang diperbaiki, yang diciptakan melalui tindakan proaktif dan peran aktif kami," katanya.
Ketegangan antara Washington dan Pyongyang diperkirakan akan meningkat saat Korut bersiap untuk mengadakan pawai militer besar minggu ini. Korut akan memobilisasi ribuan tentara dan ratusan persenjataan untuk memperingati berdirinya tentaranya pada 8 Februari atau sehari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel.
(ian)
Explore More