Belajar Proses Perdamaian Aceh, MILF Kunjungi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah delegasi Moro Islamic Liberation Forum (MILF) Filipina berkunjung ke Indonesia untuk belajar menyelesaikan konflik. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi telah melakukan pertemuan dengan para delegasi kelompok yang sebelumnya merupakan pemberontak di Filipina tersebut.
Delegasi MILF dipimpin oleh ketuanya, Murad Ebrahim. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir membenarkan bahwa kunjungan MILF ke Indonesia untuk belajar proses penyelesaikan konflik.
"Untuk belajar dari proses perdamian yang telah dilakukan di Aceh, dalam pertemuan tersebut Menlu menyampaikan dukungan Indonesia dalam upaya mencapai perdamaian di Filipina Selatan,” kata Arrmanatha pada Kamis (1/2/2018).
Dalam pertemuan tersebut Menlu Retno menyerukan kepada semua pihak di Filipina Selatan untuk dapat berkontribusi pada proses perdamaian.
”Dalam kunjunganan ke Indonesia, delegasi MILF juga akan melakukan pertemuan dengan organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Mereka juga rencananya akan bertemu dengan Wakil Presiden (Jusuf Kalla),” ujar Arrmanatha.
Menurutnya, sejak tahun 1990-an, Indonesia telah secara konsisten aktif membantu proses perdamaian di Filipina Selatan, termasuk keterlibatan Indonesia sebagai pemantau internasional di Filipina Selatan. Sudah ada 84 personel yang sudah dikirim ke wilayah tersebut, termasuk personel kontingen garuda dan sipil.
Selain itu, Indonesia juga telah memberikan bantuan pendidikan kepada masyrakat di Filipina Selatan, di mana Indonesia menawarkan beasiswa bagi pelajar dan guru di wilayah itu untuk belajar di Indonesia.
Ditanya apakah pertemuan tersebut juga membahas warga Indonesia yang disandera kelompok militan di Filipina Selatan, Arrmanatha membenarkannya.
”Menlu menyampaikan kekhawatiran mengenai masalah ini, dan menyampaikan bahwa selama ini telah melakukan berbagai upaya melalui semua jalur, dan meminta bantuan apabila mereka bisa membantu membebaskan sandera yang ada,” ujarnya.
Delegasi MILF dipimpin oleh ketuanya, Murad Ebrahim. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir membenarkan bahwa kunjungan MILF ke Indonesia untuk belajar proses penyelesaikan konflik.
"Untuk belajar dari proses perdamian yang telah dilakukan di Aceh, dalam pertemuan tersebut Menlu menyampaikan dukungan Indonesia dalam upaya mencapai perdamaian di Filipina Selatan,” kata Arrmanatha pada Kamis (1/2/2018).
Dalam pertemuan tersebut Menlu Retno menyerukan kepada semua pihak di Filipina Selatan untuk dapat berkontribusi pada proses perdamaian.
”Dalam kunjunganan ke Indonesia, delegasi MILF juga akan melakukan pertemuan dengan organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Mereka juga rencananya akan bertemu dengan Wakil Presiden (Jusuf Kalla),” ujar Arrmanatha.
Menurutnya, sejak tahun 1990-an, Indonesia telah secara konsisten aktif membantu proses perdamaian di Filipina Selatan, termasuk keterlibatan Indonesia sebagai pemantau internasional di Filipina Selatan. Sudah ada 84 personel yang sudah dikirim ke wilayah tersebut, termasuk personel kontingen garuda dan sipil.
Selain itu, Indonesia juga telah memberikan bantuan pendidikan kepada masyrakat di Filipina Selatan, di mana Indonesia menawarkan beasiswa bagi pelajar dan guru di wilayah itu untuk belajar di Indonesia.
Ditanya apakah pertemuan tersebut juga membahas warga Indonesia yang disandera kelompok militan di Filipina Selatan, Arrmanatha membenarkannya.
”Menlu menyampaikan kekhawatiran mengenai masalah ini, dan menyampaikan bahwa selama ini telah melakukan berbagai upaya melalui semua jalur, dan meminta bantuan apabila mereka bisa membantu membebaskan sandera yang ada,” ujarnya.
(mas)