Bercinta dengan Siswa, Guru Perempuan Sydney Hamil dan Bakal Dibui
A
A
A
SYDNEY - Seorang guru perempuan di sebuah sekolah bergengsi di Sydney diadili setelah melakukan kontak seksual dengan siswanya yang berumur 17 tahun. Guru yang telah diberhentikan itu hamil dan akan menerima hukuman penjara penuh waktu.
Dalam sidang di pengadilan di Sydney, Australia, mantan pengajar yang identitasnya tidak dirilis pihak berwenang akan ditangani secara khusus jika nantinya melahirkan bayinya di dalam tahanan.
Jaminan penanganan khusus untuk kelahiran bayi terdakwa itu disampaikan Jaksa Lara Gallagher.
Perempun berusia 34 tahun itu telah mengaku bersalah atas lima tuduhan melakukan hubungan seksual dengan seorang siswa yang dia asuh selama tiga bulan pada tahun 2016. Skandal terjadi saat dia bekerja sebagai guru di Sydney Grammar School.
Siswa 17 tahun yang dinyatakan sebagai korban bertemu dengan terdakwa di rumahnya, di sebuah kelas dan sebuah ruang lemari penyimpanan di sekolah. Dalam sidang sebelumnya di Pengadilan Distrik New South Wales (NSW), terdakwa mengaku kontak asusila dengan siswanya itu sebagai “perselingkuhan yang saling menguntungkan”.
Jaksa Gallagher mengatakan bahwa informasi dari Justice Health menunjukkan bahwa kehamilan dan kelahiran dapat ditangani dengan baik dalam lingkungan tahanan. Menurutnya, kebutuhan ibu dan bayi dipastikan ditangani dengan baik di penjara.
Namun, pengacara terdakwa David McCallum, menuduh pihak Justice Health memiliki tujuan yang “agak ambisius”.
"Tidak benar jika kehormatan Anda tidak memperhitungkan situasi kehamilan terdakwa,” katanya kepada Hakim Paul Lakatos, seperti dikutip news.com.au, Selasa (30/1/2018).
Menurutnya, ada hal-hal termasuk fakta tentang kehamilan kliennya bersamaan dengan informasi baru. Salah satunya, anak yang dikandung tersebut memiliki beberapa kondisi yang memerlukan beberapa jenis pengobatan korektif.
McCallum menganggap kasus ini menjadi luar biasa terkait bayi yang akan dilahirkan terdakwa di dalam penjara.
Sebagai alternatif, dia menyampaikan bahwa kasus tersebut melibatkan ”keadaan khusus” yang memungkinkan hakim menentukan secara signifikan rasio standar antara periode penjara dan periode non-pembebasan bersyarat.
Namun, pengadilan telah menyampaikan bahwa satu-satunya vonis yang tepat adalah penahanan penuh waktu.
Pengadilan sebelumnya mendengar kesaksian bahwa terdakwa “membombardir” siswa tersebut dengan pesan teks selama berbulan-bulan setelah dia mengakhiri hubungan seksual. Terdakwa meminta maaf, mengaku cinta pada siswanya dan menyebut dirinya sebagai "monster f***ing”. Terdakwa pernah mengirim satu pesan teks atas nama anjingnya, yang ingin menyapa korban dan bertanya “bagaimana keadaan Anda”.
”Dia tahu itu ada di antara kita, tapi dia masih peduli dengan Anda. Dia berharap Anda tidak akan lama terlalu marah dan mungkin kita bisa berbicara sebelum sekolah lagi,” bunyi pesan teks yang dikirim terdakwa.
Menurut laporan lain, terdakwa telah ditegur atas tindakannya dengan siswa laki-laki yang lain. Terdakwa akan dijatuhi hukuman pada 2 Februari 2018.
Dalam sidang di pengadilan di Sydney, Australia, mantan pengajar yang identitasnya tidak dirilis pihak berwenang akan ditangani secara khusus jika nantinya melahirkan bayinya di dalam tahanan.
Jaminan penanganan khusus untuk kelahiran bayi terdakwa itu disampaikan Jaksa Lara Gallagher.
Perempun berusia 34 tahun itu telah mengaku bersalah atas lima tuduhan melakukan hubungan seksual dengan seorang siswa yang dia asuh selama tiga bulan pada tahun 2016. Skandal terjadi saat dia bekerja sebagai guru di Sydney Grammar School.
Siswa 17 tahun yang dinyatakan sebagai korban bertemu dengan terdakwa di rumahnya, di sebuah kelas dan sebuah ruang lemari penyimpanan di sekolah. Dalam sidang sebelumnya di Pengadilan Distrik New South Wales (NSW), terdakwa mengaku kontak asusila dengan siswanya itu sebagai “perselingkuhan yang saling menguntungkan”.
Jaksa Gallagher mengatakan bahwa informasi dari Justice Health menunjukkan bahwa kehamilan dan kelahiran dapat ditangani dengan baik dalam lingkungan tahanan. Menurutnya, kebutuhan ibu dan bayi dipastikan ditangani dengan baik di penjara.
Namun, pengacara terdakwa David McCallum, menuduh pihak Justice Health memiliki tujuan yang “agak ambisius”.
"Tidak benar jika kehormatan Anda tidak memperhitungkan situasi kehamilan terdakwa,” katanya kepada Hakim Paul Lakatos, seperti dikutip news.com.au, Selasa (30/1/2018).
Menurutnya, ada hal-hal termasuk fakta tentang kehamilan kliennya bersamaan dengan informasi baru. Salah satunya, anak yang dikandung tersebut memiliki beberapa kondisi yang memerlukan beberapa jenis pengobatan korektif.
McCallum menganggap kasus ini menjadi luar biasa terkait bayi yang akan dilahirkan terdakwa di dalam penjara.
Sebagai alternatif, dia menyampaikan bahwa kasus tersebut melibatkan ”keadaan khusus” yang memungkinkan hakim menentukan secara signifikan rasio standar antara periode penjara dan periode non-pembebasan bersyarat.
Namun, pengadilan telah menyampaikan bahwa satu-satunya vonis yang tepat adalah penahanan penuh waktu.
Pengadilan sebelumnya mendengar kesaksian bahwa terdakwa “membombardir” siswa tersebut dengan pesan teks selama berbulan-bulan setelah dia mengakhiri hubungan seksual. Terdakwa meminta maaf, mengaku cinta pada siswanya dan menyebut dirinya sebagai "monster f***ing”. Terdakwa pernah mengirim satu pesan teks atas nama anjingnya, yang ingin menyapa korban dan bertanya “bagaimana keadaan Anda”.
”Dia tahu itu ada di antara kita, tapi dia masih peduli dengan Anda. Dia berharap Anda tidak akan lama terlalu marah dan mungkin kita bisa berbicara sebelum sekolah lagi,” bunyi pesan teks yang dikirim terdakwa.
Menurut laporan lain, terdakwa telah ditegur atas tindakannya dengan siswa laki-laki yang lain. Terdakwa akan dijatuhi hukuman pada 2 Februari 2018.
(mas)