Baca Buku 'Fire dan Fury' di Grammy Awards, Hillary Ledek Trump

Senin, 29 Januari 2018 - 17:58 WIB
Baca Buku Fire dan Fury di Grammy Awards, Hillary Ledek Trump
Baca Buku 'Fire dan Fury' di Grammy Awards, Hillary Ledek Trump
A A A
WASHINGTON - Hillary Rodham Clinton mengejutkan pemirsa dengan tampil di segmen pra-rekaman untuk Grammy Awards ke-60 pada hari Minggu malam. Dia meledek Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam segmen itu dengan membaca buku “Fire and Fury Insiden the Trump White House”.

”Kami tahu bahwa presiden kami saat ini suka memenangkan penghargaan dan kabar baiknya dia mungkin hanya menjadi subjek pemenang tahun depan (untuk kategori Best Spoken Word Album),” kata pembawa acara James Corden. ”Pertanyaan yang saya dapatkan adalah siapa yang akan jadi narator?”.

Dalam video pra-rekaman, bintang yang blak-blakan anti-Trump seperti John Legend dan Cher muncul mengikuti audisi untuk menjadi narator buku “Fire and Fury” karya Michael Wollf.

Snoop Dogg, DJ Khaled dan Cardi B juga membaca cuplikan dari buku tersebut selama audisi palsu itu.

Pada akhirnya, muncul Hillary Clinton dengan adegan membaca buku berisi “aib” Trump dan Gedung Putih tersebut. Spontan Corden menyatakan, "Itu dia! Kami sudah mendapatkannya!"

Hillary Clinton berkata, "Anda kira begitu? Grammy ada di tas?"

Corden menjawab, "di dalam tas!"

Segmen ini menghasilkan tepuk tangan liar dari kerumunan pemirsa yang bertabur bintang. Tapi tidak semua senang. Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengecamnya. Begitu juga putra Trump, Donald Trump Jr, yang mengumbar kata-kata kasar di Twitter.

“Semakin banyak Hillary melanjutkan (acara) televisi, semakin banyak orang Amerika menyadari betapa hebatnya memiliki @realDonaldTrump di kantor #GrammyAwards2018,” tulis putra presiden Trump melalui akun @DonaldJTrumpJr.

Dubes Halley melalui akun Twitter @nikkihaley menulis; “Saya selalu menyukai Grammy tapi meminta para seniman membaca buku ‘Fire and Fury’ untuk membunuhnya. Jangan merusak acara musik besar dengan sampah. Beberapa dari kita mencintai musik tanpa politik yang dilemparkan ke dalamnya.”

“Saya tidak setuju, bagian itu menghancurkan Grammy. Memalukan,” lanjut Halley.

Setelah pertunjukan tersebut, produser eksekutif Grammy, Ken Ehrlich, mengatakan bahwa Hillary Clinton tampil dalam drama komedi seperti itu tidaklah sulit. Namun, dia memuji Corden dengan mengunci kesepakatan tersebut.

”Dia butuh beberapa hari untuk mengatakan 'iya', tapi akhirnya dia melihat naskahnya, dia tahu apa yang kami lakukan dan dia menyukainya,” ujarnya, seperti dikutip Fox News, Senin (29/1/2018).

Menurut produser Grammy itu, Hillary Clinton mencatat naskah segmen di dekat rumahnya pada hari Jumat.

Ehrlich mengakui bahwa dia sadar cameo yang diperankan Hillary untuk menyerang Trump sedang menerima beberapa serangan balasan. Tapi, dia dan orang-orang yang terlibat dalam adegan itu menyatakan siap dengan apa yang telah mereka lakukan.

Buku “Fire and Fury Insiden the Trump White House” meraih ketenaran tak hanya di AS tapi juga di luar negeri, terutama di Korea Utara dan Iran—dua negara yang jadi musuh Trump. Buku itu berisi banyak skandal Trump dan rahasia tentang kegaduhan di Gedung Putih.

Hillary Clinton adalah kandidat presiden AS dari Partai Demokrat dalam pemilu AS tahun 2016 lalu. Dia dikalahkan Donald Trump, kandidat dari Partai Republik.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6405 seconds (0.1#10.140)