AS Berencana Hidupkan Kembali Kerjasama dengan Kopassus
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tengah menimbang rencana untuk menghidupkan kembali kerjasama dengan pasukan elit Indonesia, Kopassus. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan AS, James Mattis.
AS menghentikan kontak dan kerjasama dengan Kopassus setelah munculnya laporan bahwa Kopassus terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua dan Timor Leste pada tahun 1990-an. Timor Timur kemudian memutuskan melepaskan diri dari Indonesia dan membentuk negara Timor-Leste.
Pada tahun 2010, AS mencabut larangan kontak antara Kopassus dan pasukan AS, namun tetap melakukan pembatasan hukum yang hanya akan mengizinkan kontak dengan orang-orang yang telah diperiksa dan ternyata tidak melakukan pelanggaran apapun. Tindakan ini diambil dalam upaya untuk memastikan bahwa militer AS tidak terlibat dalam pelanggaran lebih lanjut yang mungkin terungkap di kemudian hari.
Berbicara dengan sejumlah wartawan yang menemaninya dalam kunjungan ke Indonesia dan Vietnam, Mattis mengatakan bahwa dia yakin Kopassus telah mereformasi dirinya sampai pada titik dimana lebih banyak kerjasama antara kedua belah pihak dapat dimungkinkan.
Meskipun dia tidak berkomentar mengenai skala kemungkinan kerjasama tersebut, pria asal Washington itu mengatakan ahwa niatnya adalah untuk memperluas pendidikan dan pelatihan dengan unit-unit kontra-teror untuk anggota Kopassus.
"Di bawah peraturan kami ada prosedur yang telah ditetapkan untuk merehabilitasi unit yang telah dituding atau telah melakukan tindakan tertentu. Dan kita akan melalui prosedur yang telah mapan," kata Mattis, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (24/1).
AS menghentikan kontak dan kerjasama dengan Kopassus setelah munculnya laporan bahwa Kopassus terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua dan Timor Leste pada tahun 1990-an. Timor Timur kemudian memutuskan melepaskan diri dari Indonesia dan membentuk negara Timor-Leste.
Pada tahun 2010, AS mencabut larangan kontak antara Kopassus dan pasukan AS, namun tetap melakukan pembatasan hukum yang hanya akan mengizinkan kontak dengan orang-orang yang telah diperiksa dan ternyata tidak melakukan pelanggaran apapun. Tindakan ini diambil dalam upaya untuk memastikan bahwa militer AS tidak terlibat dalam pelanggaran lebih lanjut yang mungkin terungkap di kemudian hari.
Berbicara dengan sejumlah wartawan yang menemaninya dalam kunjungan ke Indonesia dan Vietnam, Mattis mengatakan bahwa dia yakin Kopassus telah mereformasi dirinya sampai pada titik dimana lebih banyak kerjasama antara kedua belah pihak dapat dimungkinkan.
Meskipun dia tidak berkomentar mengenai skala kemungkinan kerjasama tersebut, pria asal Washington itu mengatakan ahwa niatnya adalah untuk memperluas pendidikan dan pelatihan dengan unit-unit kontra-teror untuk anggota Kopassus.
"Di bawah peraturan kami ada prosedur yang telah ditetapkan untuk merehabilitasi unit yang telah dituding atau telah melakukan tindakan tertentu. Dan kita akan melalui prosedur yang telah mapan," kata Mattis, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (24/1).
(esn)