Dedikasi Weah untuk Liberia
A
A
A
MONROVIA - George Weah adalah pahlawan bagi rakyat Liberia. Di tengah banyaknya masalah di negara tersebut, Weah menghibur mereka dengan aksi menggocek si kulit bundar dan mengelabui barisan pertahanan lawan. Kini, dia memiliki tugas lebih berat, yakni mensejahterakan rakyat Liberia.
“Saya memiliki karier yang sukses, hidup saya nyaman. Tapi itu tidaklah adil, karena mayoritas rakyat saya tidak pernah merasakan kesuksesan,” ujar Weah saat dinyatakan menang dalam Pemilu Presiden Liberia.
Kemampuan leadership Weah memang tak perlu diragukan lagi. Di lapangan hijau, dia mampu memimpin timnya meraih berbagai trofi. Dedikasinya, menelurkan Ballon d’Or 1995, dimana dia merupakan pemain Afrika pertama yang meraih penghargaan bergengsi tersebut. Untuk tim nasional, dia tak semujur di level klub. Liberia tak memiliki pelatih karena keterbatasan dana, Weah melatih rekan-rekannya. Timnas tidak memiliki dana kebutuhan operasional, Weah pun merogoh koceknya sendiri untuk membiayai semua itu. Sayang, Liberia tetap tidak pernah lolos ke Piala Dunia. Tapi, rakyat Liberia tak pernah lupa akan cinta Weah kepada mereka.
Weah menyadari, dia harus naik ke panggung politik agar bisa mensejahterakan rakyatnya. Dan, kini karier politiknya Weah mencapai puncak tertinggi. Mantan bintang Manchester City (2000), AC Milan (1995-2000), dan Paris Saint-Germain (1992-1995) itu resmi dilantik menjadi Presiden Liberia pada 22 Januari. Weah menggantikan presiden perempuan pertama Afrika Ellen Johnson-Sirleaf yang memimpin selama 12 tahun.
Dalam pidato pertamanya sesudah pelantikan, Weah menegaskan kembali janjinya untuk membasmi wabah korupsi, terutama di sektor layanan publik.
Dia akan menghukum pejabat pemerintahan semaksimal mungkin. Pria berusia 51 tahun itu meminta pejabat pemerintah mengesampingkan ego pribadi. “Para pemegang amanah publik, kini adalah saatnya mengutamakan kepentingan rakyat kita di atas kepentingan diri sendiri. Kini adalah saatnya untuk bersikap jujur dengan rakyat kita. Bagi kalian yang tidak mampu menahan diri untuk memperkaya diri sendiri secara haram, hukum yang akan berbicara,” ucapnya.
Pria kelahiran Clara Town, Monrovia ini terus menekankan bakal bahu membahu dengan pemegang kebijakan legislatif. Dia tidak ingin ada ketidakpastian mengenai beberapa isu fundamental seperti hak kepemilikan tanah, kebebasan berbicara, dan pemerataan sumber daya alam (SDA) dan kebijakan pemerintah terhadap seluruh wilayah Liberia. “Masyarakat berharap ada kerja sama yang lebih baik di tingkat pemerintahan dan aksi nyata. Kita dapat melakukannya lebih baik bersama-sama,” tandas Weah, dilansir Front Page Africa.
Tak lama setelah dilantik, Weah langsung membentuk jajaran Kabinet hanya dalam waktu 24 jam.
Sebanyak tujuh nama sudah ditunjuk Weah dalam gelombang pertama. Salah satunya mantan Senator Tempore, Gbezohngar Findley, yang dimanatkan menjabat Menteri Luar Negeri (Menlu). Berdasarkan laporan media lokal, Findley merupakan pendukung utama Wakil Presiden Joseph Boakai sejak awal Pilpres 2017.
Weah memenangi kompetisi pemilihan presiden Liberia pada tahun lalu dengan perolehan suara 60% pada putaran kedua. Pendiri Partai Kongres untuk Perubahan Demokrasi (CDC) itu mengalahkan mantan Wakil Presiden Liberia Joseph Boakai dari Partai Persatuan (UP). Pada putaran pertama, dia memperoleh suara 38,4%.
Findley yang dikenal sebagai sekutu dekat mantan Presiden Ellen Johnson-Sirleaf meninggalkan Boakai. Dia memilih mendukung dan berkampanye habis-habisan untuk Weah. Hal ini memperbesar spekulasi bahwa Weah mendapatkan dukungan dari Johnson-Sirleaf yang dibuang UP karena dianggap anti-aktivitas UP.
Mayor Jenderal Daniel Ziankahn yang langsung pensiun dari jabatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Liberia (AFL) juga ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan (Menhan). Dia menggantikan Brownie Samukai yang sedang terjerat tuduhan pemborosan tunjangan pensiun dan kesejahteraan personel AFL.
Nama Kepala Partai Koalisi untuk Perubahan Demokrasi, Nathaniel McGill, juga muncul sebagai Menteri Negara untuk Urusan Kepresidenan atau Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Adapun Samuel Tweh, anggota senior Koalisi untuk Perubahan Demokrasi, mengabdi sebagai Menteri Keuangan dan Rencana Pembangunan.
Sejauh ini, Tweh masih bekerja sebagai konsultan ekonomi di Millennium Challenge Corporation di bawah Kementerian Keuangan. Charles Gibson juga ditunjuk sebagai Menteri Keadilan dan Sam Mannah sebagai Press Secretary. Weah mengatakan jabatan lainnya akan diumumkan nanti sampai ada notifikasi berikutnya.
Sementara itu, beberapa warga Liberia mengingatkan Weah agar menunjuk orang-orang yang dapat memegang amanah dengan kuat. Mantan anggota militer Saah Clinton juga menyarankan Weah berani, bersikap tegas, dan memutuskan segala sesuatu dengan pertimbangan yang matang sesuai kepentingan rakyat.
“Saya percaya terhadap kemampuan bapak presiden dalam memberantas korupsi, tapi tetap saja hal itu memerlukan keberanian dan tekad politik yang kokoh. Dia harus bersatu dengan masyarakat dalam mengeluarkan keputusan ketika berhadapan dengan elite politik berpengaruh di negeri ini,” katanya, dikutip Vanguard.
Sama seperti karier sepak bolanya, Weah juga berjuang keras dari awal sebelum duduk di kursi tertinggi pemerintahan Liberia. Dia pernah mencalonkan diri menjadi presiden pada 2005 dan wakil presiden pada 2011, tapi kalah dari Johnson-Sirleaf. Pada 2011, kepemimpinan CDC diserahkan kepada staf PBB Winston Tubman.
Liberia, kata Weah, didirikan kelompok laki-laki dan perempuan yang meninggalkan Amerika Serikat (AS) untuk mencari kebebasan dan kesetaraan. Namun, visi tersebut tidak terealisasikan secara penuh. Liberia pernah mengalami perang sipil sebanyak dua kali akibat konflik politik, yakni pada 1989-1996 dan 1999-2003.
“Pelantikan ini mengonfirmasi demokrasi masih hidup di Liberia. Kita sampai pasa masa transisi ini tanpa melalui kekerasan ataupun peperangan. Tidak ada korban jiwa dalam proses ini. Darah tidak seharusnya dikorbankan. Transisi ini dicapai sesuai keinginan masyarakat yang akan dijamin dalam aturan hukum,” tegas Weah.
Weah meyakinkan persatuan, harapan, dan kesejahteraan akan tercipta di Liberia. Kesenjangan antara orang kaya dan miskin akan dipersempit. Dia ingin pemerintah lebih bersahabat dengan pebisnis lokal dan membuka peluang investasi yang lebih lebar di semua sektor. Aturan yang berbelit dan tidak perlu akan segera dihapus.
“Kita tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perbisnisan dan perekonomian di negeri sendiri. Pemerintah akan memprioritaskan kepentingan pebisnis lokal dan menawarkan program untuk membantu mereka menjadi lebih kompetitif dan hanya menawarkan layanan bantuan dari investor asing,” imbuhnya.
Liberia menyampaikan ucapan terima kasih kepada negara-negara Afrika yang memberikan bantuan selama perang sipil, termasuk kepada PBB yang selalu menjaga perdamaian di Liberia. Selama masa transisi, Liberia diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas di sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
Weah juga berniat memperkuat hubungan dengan Eropa dan mendukung kebijakan Satu China. Dia mengaku kesuksesannya di dunia sepak bola di Eropa mengantarkannya pada posisi saat ini. “China juga merupakan negara sahabat yang dapat diandalkan. Saya berharap hubungan kedua negara kian menguat,” katanya. (Muh Shamil)
“Saya memiliki karier yang sukses, hidup saya nyaman. Tapi itu tidaklah adil, karena mayoritas rakyat saya tidak pernah merasakan kesuksesan,” ujar Weah saat dinyatakan menang dalam Pemilu Presiden Liberia.
Kemampuan leadership Weah memang tak perlu diragukan lagi. Di lapangan hijau, dia mampu memimpin timnya meraih berbagai trofi. Dedikasinya, menelurkan Ballon d’Or 1995, dimana dia merupakan pemain Afrika pertama yang meraih penghargaan bergengsi tersebut. Untuk tim nasional, dia tak semujur di level klub. Liberia tak memiliki pelatih karena keterbatasan dana, Weah melatih rekan-rekannya. Timnas tidak memiliki dana kebutuhan operasional, Weah pun merogoh koceknya sendiri untuk membiayai semua itu. Sayang, Liberia tetap tidak pernah lolos ke Piala Dunia. Tapi, rakyat Liberia tak pernah lupa akan cinta Weah kepada mereka.
Weah menyadari, dia harus naik ke panggung politik agar bisa mensejahterakan rakyatnya. Dan, kini karier politiknya Weah mencapai puncak tertinggi. Mantan bintang Manchester City (2000), AC Milan (1995-2000), dan Paris Saint-Germain (1992-1995) itu resmi dilantik menjadi Presiden Liberia pada 22 Januari. Weah menggantikan presiden perempuan pertama Afrika Ellen Johnson-Sirleaf yang memimpin selama 12 tahun.
Dalam pidato pertamanya sesudah pelantikan, Weah menegaskan kembali janjinya untuk membasmi wabah korupsi, terutama di sektor layanan publik.
Dia akan menghukum pejabat pemerintahan semaksimal mungkin. Pria berusia 51 tahun itu meminta pejabat pemerintah mengesampingkan ego pribadi. “Para pemegang amanah publik, kini adalah saatnya mengutamakan kepentingan rakyat kita di atas kepentingan diri sendiri. Kini adalah saatnya untuk bersikap jujur dengan rakyat kita. Bagi kalian yang tidak mampu menahan diri untuk memperkaya diri sendiri secara haram, hukum yang akan berbicara,” ucapnya.
Pria kelahiran Clara Town, Monrovia ini terus menekankan bakal bahu membahu dengan pemegang kebijakan legislatif. Dia tidak ingin ada ketidakpastian mengenai beberapa isu fundamental seperti hak kepemilikan tanah, kebebasan berbicara, dan pemerataan sumber daya alam (SDA) dan kebijakan pemerintah terhadap seluruh wilayah Liberia. “Masyarakat berharap ada kerja sama yang lebih baik di tingkat pemerintahan dan aksi nyata. Kita dapat melakukannya lebih baik bersama-sama,” tandas Weah, dilansir Front Page Africa.
Tak lama setelah dilantik, Weah langsung membentuk jajaran Kabinet hanya dalam waktu 24 jam.
Sebanyak tujuh nama sudah ditunjuk Weah dalam gelombang pertama. Salah satunya mantan Senator Tempore, Gbezohngar Findley, yang dimanatkan menjabat Menteri Luar Negeri (Menlu). Berdasarkan laporan media lokal, Findley merupakan pendukung utama Wakil Presiden Joseph Boakai sejak awal Pilpres 2017.
Weah memenangi kompetisi pemilihan presiden Liberia pada tahun lalu dengan perolehan suara 60% pada putaran kedua. Pendiri Partai Kongres untuk Perubahan Demokrasi (CDC) itu mengalahkan mantan Wakil Presiden Liberia Joseph Boakai dari Partai Persatuan (UP). Pada putaran pertama, dia memperoleh suara 38,4%.
Findley yang dikenal sebagai sekutu dekat mantan Presiden Ellen Johnson-Sirleaf meninggalkan Boakai. Dia memilih mendukung dan berkampanye habis-habisan untuk Weah. Hal ini memperbesar spekulasi bahwa Weah mendapatkan dukungan dari Johnson-Sirleaf yang dibuang UP karena dianggap anti-aktivitas UP.
Mayor Jenderal Daniel Ziankahn yang langsung pensiun dari jabatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Liberia (AFL) juga ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan (Menhan). Dia menggantikan Brownie Samukai yang sedang terjerat tuduhan pemborosan tunjangan pensiun dan kesejahteraan personel AFL.
Nama Kepala Partai Koalisi untuk Perubahan Demokrasi, Nathaniel McGill, juga muncul sebagai Menteri Negara untuk Urusan Kepresidenan atau Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Adapun Samuel Tweh, anggota senior Koalisi untuk Perubahan Demokrasi, mengabdi sebagai Menteri Keuangan dan Rencana Pembangunan.
Sejauh ini, Tweh masih bekerja sebagai konsultan ekonomi di Millennium Challenge Corporation di bawah Kementerian Keuangan. Charles Gibson juga ditunjuk sebagai Menteri Keadilan dan Sam Mannah sebagai Press Secretary. Weah mengatakan jabatan lainnya akan diumumkan nanti sampai ada notifikasi berikutnya.
Sementara itu, beberapa warga Liberia mengingatkan Weah agar menunjuk orang-orang yang dapat memegang amanah dengan kuat. Mantan anggota militer Saah Clinton juga menyarankan Weah berani, bersikap tegas, dan memutuskan segala sesuatu dengan pertimbangan yang matang sesuai kepentingan rakyat.
“Saya percaya terhadap kemampuan bapak presiden dalam memberantas korupsi, tapi tetap saja hal itu memerlukan keberanian dan tekad politik yang kokoh. Dia harus bersatu dengan masyarakat dalam mengeluarkan keputusan ketika berhadapan dengan elite politik berpengaruh di negeri ini,” katanya, dikutip Vanguard.
Sama seperti karier sepak bolanya, Weah juga berjuang keras dari awal sebelum duduk di kursi tertinggi pemerintahan Liberia. Dia pernah mencalonkan diri menjadi presiden pada 2005 dan wakil presiden pada 2011, tapi kalah dari Johnson-Sirleaf. Pada 2011, kepemimpinan CDC diserahkan kepada staf PBB Winston Tubman.
Liberia, kata Weah, didirikan kelompok laki-laki dan perempuan yang meninggalkan Amerika Serikat (AS) untuk mencari kebebasan dan kesetaraan. Namun, visi tersebut tidak terealisasikan secara penuh. Liberia pernah mengalami perang sipil sebanyak dua kali akibat konflik politik, yakni pada 1989-1996 dan 1999-2003.
“Pelantikan ini mengonfirmasi demokrasi masih hidup di Liberia. Kita sampai pasa masa transisi ini tanpa melalui kekerasan ataupun peperangan. Tidak ada korban jiwa dalam proses ini. Darah tidak seharusnya dikorbankan. Transisi ini dicapai sesuai keinginan masyarakat yang akan dijamin dalam aturan hukum,” tegas Weah.
Weah meyakinkan persatuan, harapan, dan kesejahteraan akan tercipta di Liberia. Kesenjangan antara orang kaya dan miskin akan dipersempit. Dia ingin pemerintah lebih bersahabat dengan pebisnis lokal dan membuka peluang investasi yang lebih lebar di semua sektor. Aturan yang berbelit dan tidak perlu akan segera dihapus.
“Kita tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perbisnisan dan perekonomian di negeri sendiri. Pemerintah akan memprioritaskan kepentingan pebisnis lokal dan menawarkan program untuk membantu mereka menjadi lebih kompetitif dan hanya menawarkan layanan bantuan dari investor asing,” imbuhnya.
Liberia menyampaikan ucapan terima kasih kepada negara-negara Afrika yang memberikan bantuan selama perang sipil, termasuk kepada PBB yang selalu menjaga perdamaian di Liberia. Selama masa transisi, Liberia diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas di sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
Weah juga berniat memperkuat hubungan dengan Eropa dan mendukung kebijakan Satu China. Dia mengaku kesuksesannya di dunia sepak bola di Eropa mengantarkannya pada posisi saat ini. “China juga merupakan negara sahabat yang dapat diandalkan. Saya berharap hubungan kedua negara kian menguat,” katanya. (Muh Shamil)
(nfl)