Korsel Bantah Olimpiade Musim Dingin Dibajak Korut
A
A
A
SEOUL - Istana Biru, sebutan untuk istana presiden Korea Selatan (Korsel), menolak kritik yang menyebut Olimpiade Musim Dingin bulan depan telah dibajak oleh Korea Utara (Korut). Pihak istana mengatakan bahwa acara tersebut akan membantu meredakan ketegangan program nuklir dan rudal Pyongyang.
Beberapa politisi oposisi dan warga sipil konservatif di Korsel telah mengkritik partisipasi Korut dalam Olimpiade. Mereka bahkan memplesetkan gelaran pesta olah raga yang akan dihelat di pegunungan Pyeongchang itu menjadi Olimpiade Pyongyang.
"Satu bulan yang lalu, ketegangan akut mencengkeram semenanjung Korea, namun upaya pemerintah untuk mengatasi krisis melalui dialog telah menyebabkan partisipasi Korea Utara di Olimpiade," kata juru bicara Istana Presiden Korsel, Park Soo-hyun, dalam sebuah konferensi pers.
"Kami tidak dapat memahami menempatkan tag usang 'Olimpiade Pyongyang' ke Olimpiade Pyeongchang, yang akan menjadi 'Olimpiade Perdamaian'," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/1/2018).
Setelah kebuntuan berbulan-bulan selama uji coba nuklir dan rudal Korut, kedua Korea sepakat dalam perundingan formal pertama mereka dalam hampir dua tahun. Alhasil, Korsel akan membantu mengatur Korut untuk bergabung dalam Olimpiade.
Namun beberapa rencana spesifik, termasuk membuat tim hoki es wanita gabungan dan berbaris di bawah satu bendera, terbukti kontroversial. Kaum konservatif dan kaum muda Korsel marah karena pemimpin Korut Kim Jong-un justru berhasil mencuri sorotan.
Kelompok-kelompok vokal Korsel melakukan demonstrasi di stasiun pusat kereta di Seoul pada hari Senin kemarin di mana sebuah delegasi Korut tiba. Satu tanda pada demonstrasi tersebut berbunyi: "Kami menentang Olimpiade Pyongyang Kim Jong-un!".
"Ketika atlet Korea Utara, pemandu sorak dan pejabat tingkat tinggi datang untuk menghadiri Asian Games pada tahun 2014, tidak ada yang menyebutnya 'Asian Games Pyongyang,'" cetus Soo-hyun.
"Kami yakin bahwa Olimpiade akan menjadi batu loncatan untuk membawa perdamaian ke semenanjung Korea, ke Asia Timur Laut dan dunia," tukasnya.
Pemerintahan liberal presiden Korsel, Moon Jae-in, juga mendapat tekanan dari tawarannya untuk mengirim atlet ke sebuah resor ski Korut untuk pelatihan bersama. Para ahli mengatakan langkah tersebut berisiko memberi legitimasi rezim Kim Jong-un dan sejumlah uang tunai sangat dibutuhkan.
Pejabat Seoul sedang dalam perjalanan tiga hari ke Korut mulai Selasa untuk memeriksa fasilitas resor dan Bandara Kalma yang baru dibangun di dekatnya yang dapat digunakan untuk terbang pemain ski Korsel, yang tidak diharapkan menghadiri Olimpiade.
Rating approval Presiden Moon Jae-in telah turun ke level terendah selama empat bulan terakhir di angka 66 persen, sebuah jajak pendapat menunjukkan pada hari Senin, karena sebuah reaksi balasan atas keputusan mengenai gabungan tim hoki.
Beberapa politisi oposisi dan warga sipil konservatif di Korsel telah mengkritik partisipasi Korut dalam Olimpiade. Mereka bahkan memplesetkan gelaran pesta olah raga yang akan dihelat di pegunungan Pyeongchang itu menjadi Olimpiade Pyongyang.
"Satu bulan yang lalu, ketegangan akut mencengkeram semenanjung Korea, namun upaya pemerintah untuk mengatasi krisis melalui dialog telah menyebabkan partisipasi Korea Utara di Olimpiade," kata juru bicara Istana Presiden Korsel, Park Soo-hyun, dalam sebuah konferensi pers.
"Kami tidak dapat memahami menempatkan tag usang 'Olimpiade Pyongyang' ke Olimpiade Pyeongchang, yang akan menjadi 'Olimpiade Perdamaian'," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/1/2018).
Setelah kebuntuan berbulan-bulan selama uji coba nuklir dan rudal Korut, kedua Korea sepakat dalam perundingan formal pertama mereka dalam hampir dua tahun. Alhasil, Korsel akan membantu mengatur Korut untuk bergabung dalam Olimpiade.
Namun beberapa rencana spesifik, termasuk membuat tim hoki es wanita gabungan dan berbaris di bawah satu bendera, terbukti kontroversial. Kaum konservatif dan kaum muda Korsel marah karena pemimpin Korut Kim Jong-un justru berhasil mencuri sorotan.
Kelompok-kelompok vokal Korsel melakukan demonstrasi di stasiun pusat kereta di Seoul pada hari Senin kemarin di mana sebuah delegasi Korut tiba. Satu tanda pada demonstrasi tersebut berbunyi: "Kami menentang Olimpiade Pyongyang Kim Jong-un!".
"Ketika atlet Korea Utara, pemandu sorak dan pejabat tingkat tinggi datang untuk menghadiri Asian Games pada tahun 2014, tidak ada yang menyebutnya 'Asian Games Pyongyang,'" cetus Soo-hyun.
"Kami yakin bahwa Olimpiade akan menjadi batu loncatan untuk membawa perdamaian ke semenanjung Korea, ke Asia Timur Laut dan dunia," tukasnya.
Pemerintahan liberal presiden Korsel, Moon Jae-in, juga mendapat tekanan dari tawarannya untuk mengirim atlet ke sebuah resor ski Korut untuk pelatihan bersama. Para ahli mengatakan langkah tersebut berisiko memberi legitimasi rezim Kim Jong-un dan sejumlah uang tunai sangat dibutuhkan.
Pejabat Seoul sedang dalam perjalanan tiga hari ke Korut mulai Selasa untuk memeriksa fasilitas resor dan Bandara Kalma yang baru dibangun di dekatnya yang dapat digunakan untuk terbang pemain ski Korsel, yang tidak diharapkan menghadiri Olimpiade.
Rating approval Presiden Moon Jae-in telah turun ke level terendah selama empat bulan terakhir di angka 66 persen, sebuah jajak pendapat menunjukkan pada hari Senin, karena sebuah reaksi balasan atas keputusan mengenai gabungan tim hoki.
(ian)