Palestina Ajak Negara Arab Tolak Kunjungan Wakil Presiden AS
A
A
A
RAMALLAH - Pejabat Palestina dari partai Fatah dan Hamas menolak kunjungan yang dijadwalkan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence ke Timur Tengah. Pence akan melakukan kunjungan selama empat hari ke Timur Tengah di tengah gejolak pasca pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Kunjungan Pence ke wilayah ini sama sekali tidak disukai karena dia adalah pendukung buta Israel," kata Osama Qawasmi, juru bicara Fatah di Tepi Barat, seperti dilansir dari Xinhua, Sabtu (20/1/2018).
Qawasmi mengumumkan pemogokan umum di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur terhadap pengakuan AS atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Ia pun meminta negara-negara Arab untuk tidak menerima Pence sebagai tanggapan atas deklarasi AS terhadap Yerusalem dan keputusannya untuk memotong bantuan keuangan ke Badan Pekerja dan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Penolakan kehadiran Pence di Timur Tengah juga disuarakan kelompok Hamas.
"Tidak ada pembenaran untuk menerima pejabat AS, karena pernyataannya memastikan adopsi Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum.
Pence dijadwalkan mengunjungi Mesir, Yordania dan Israel selama empat hari namun tidak bertemu dengan pejabat Palestina, yang mencerminkan jalan buntu dalam usaha pemerintah Trump untuk menengahi perdamaian antara Palestina dan Israel.
Presiden AS, Donald Trump, bulan lalu mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan pengalihan kedutaan negaranya ke sana. Pengumuman ini menimbulkan kemarahan dan kritik yang meluas di seluruh dunia.
Ketegangan meningkat lagi menjelang perjalanan Pence ketika Amerika Serikat pada hari Selasa mengumumkan untuk menarik USD 65 juta dari pembayaran USD 125 juta ke UNRWA, yang telah dibayar selama puluhan tahun untuk bantuan medis dan pendidikan kepada pengungsi Palestina.
"Kunjungan Pence ke wilayah ini sama sekali tidak disukai karena dia adalah pendukung buta Israel," kata Osama Qawasmi, juru bicara Fatah di Tepi Barat, seperti dilansir dari Xinhua, Sabtu (20/1/2018).
Qawasmi mengumumkan pemogokan umum di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur terhadap pengakuan AS atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Ia pun meminta negara-negara Arab untuk tidak menerima Pence sebagai tanggapan atas deklarasi AS terhadap Yerusalem dan keputusannya untuk memotong bantuan keuangan ke Badan Pekerja dan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Penolakan kehadiran Pence di Timur Tengah juga disuarakan kelompok Hamas.
"Tidak ada pembenaran untuk menerima pejabat AS, karena pernyataannya memastikan adopsi Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum.
Pence dijadwalkan mengunjungi Mesir, Yordania dan Israel selama empat hari namun tidak bertemu dengan pejabat Palestina, yang mencerminkan jalan buntu dalam usaha pemerintah Trump untuk menengahi perdamaian antara Palestina dan Israel.
Presiden AS, Donald Trump, bulan lalu mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan pengalihan kedutaan negaranya ke sana. Pengumuman ini menimbulkan kemarahan dan kritik yang meluas di seluruh dunia.
Ketegangan meningkat lagi menjelang perjalanan Pence ketika Amerika Serikat pada hari Selasa mengumumkan untuk menarik USD 65 juta dari pembayaran USD 125 juta ke UNRWA, yang telah dibayar selama puluhan tahun untuk bantuan medis dan pendidikan kepada pengungsi Palestina.
(ian)