Jika Shutdown, Operasi Militer AS di Seluruh Dunia Ngadat
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Norman Mattis mengatakan jika terjadi shutdown (penutupan pemerintah) maka operasi militer Pentagon di seluruh dunia bisa terpengaruh.
Pemerintah Donald Trump terancam tutup setelah presiden dan senator Demokrat gagal mencapai kesepakatan soal anggaran.
Menurut Mattis, operasi militer AS di seluruh dunia yang akan terpengaruh antara lain operasi pelatihan, pemeliharaan, dan intelijen.
”Kegiatan pemeliharaan kami mungkin akan cukup banyak yang ditutup. Lebih dari 50 persen, seluruhnya dari angkatan kerja sipil yang dihantui. Kami melakukan banyak operasi intelijen di seluruh dunia dan harganya mahal, mereka pasti akan berhenti,” ujar Mattis saat menanggapi sebuah pertanyaan wartawan tentang dampak dari potensi penutupan pemerintah Trump, seperti dikutip Reuters, Sabtu (20/1/2018).
Secara terpisah, Departemen Pertahanan menyatakan shutdown pemerintah tidak akan berdampak pada perang militer AS di Afghanistan atau operasinya terhadap militan ISIS di Irak dan Suriah.
Mattis, yang berbicara dalam sesi tanya jawab setelah berpidato, mengatakan bahwa dia akan pergi akhir pekan ini untuk melakukan perjalanan ke Indonesia dan Vietnam.
Menurut Pentagon, perjalanan Mattis ke Asia akan berlanjut bahkan jika terjadi terjadi shutdown sekalipun karena lawatan Mattis diperlukan untuk keamanan nasional dan hubungan luar negeri AS.
Kongres AS meluangkan waktu untuk menghindari penutupan pemerintah federal sebelum batas waktu tengah malam pada hari Jumat waktu setempat setelah sebuah pertemuan antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer gagal menghasilkan sebuah kesepakatan.
Pemerintah Donald Trump terancam tutup setelah presiden dan senator Demokrat gagal mencapai kesepakatan soal anggaran.
Menurut Mattis, operasi militer AS di seluruh dunia yang akan terpengaruh antara lain operasi pelatihan, pemeliharaan, dan intelijen.
”Kegiatan pemeliharaan kami mungkin akan cukup banyak yang ditutup. Lebih dari 50 persen, seluruhnya dari angkatan kerja sipil yang dihantui. Kami melakukan banyak operasi intelijen di seluruh dunia dan harganya mahal, mereka pasti akan berhenti,” ujar Mattis saat menanggapi sebuah pertanyaan wartawan tentang dampak dari potensi penutupan pemerintah Trump, seperti dikutip Reuters, Sabtu (20/1/2018).
Secara terpisah, Departemen Pertahanan menyatakan shutdown pemerintah tidak akan berdampak pada perang militer AS di Afghanistan atau operasinya terhadap militan ISIS di Irak dan Suriah.
Mattis, yang berbicara dalam sesi tanya jawab setelah berpidato, mengatakan bahwa dia akan pergi akhir pekan ini untuk melakukan perjalanan ke Indonesia dan Vietnam.
Menurut Pentagon, perjalanan Mattis ke Asia akan berlanjut bahkan jika terjadi terjadi shutdown sekalipun karena lawatan Mattis diperlukan untuk keamanan nasional dan hubungan luar negeri AS.
Kongres AS meluangkan waktu untuk menghindari penutupan pemerintah federal sebelum batas waktu tengah malam pada hari Jumat waktu setempat setelah sebuah pertemuan antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer gagal menghasilkan sebuah kesepakatan.
(mas)