Filipina Siaga Letusan Gunung Mayon
A
A
A
MANILA - Gunung paling aktif di Filipina, Mayon, diprediksi akan meletus dalam beberapa hari mendatang. Sedikitnya 30.000 warga yang tinggal zona bahaya telah dievakuasi dan ratusan sekolah pun ditutup.
Beberapa kota dan pedesaan di kaki Gunung Mayon kini seperti kampung mati karena tidak ada aktivitas warga. Pemerintah Filipina menyiagakan segala langkah untuk mencegah terjadinya korban akibat erupsi gunung tersebut.
Institute Vulkanologi dan Seimografi Filipina (Phivolcs) mencatat sebanyak sembilan kali gempa, empat kali letusan lava, dan 75 kali tumpahan lava akibat tekanan di dalam Gunung Mayon. Mereka memperingatkan erupsi berbahaya bisa terjadi kapan saja.
“Aliran lava bisa mencapai radius enam kilometer sehingga penduduk sebaiknya mengungsi,” demikian keterangan Phivolcs, dilansir Reuters. Mereka menyatakan status gunung api tersebut berada pada level 3. Itu berarti masih banyak magma dan erupsi bisa terjadi dalam hitungan hari atau pekan. Kalau level 4 berarti erupsi akan terjadi beberapa hari dan tingkat 5 adalah erupsi akan terjadi.
Pengungsi yang terpaksa mengamankan diri mencapai 30.000 orang. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat lagi ketika level kewaspadaan akan ditingkatkan. Pemerintah lokal menyiapkan dana darurat dan bekerja untuk menjamin pasokan air tercukupi bagi warga.
Gunung Mayon yang hendak meletus ternyata bisa menarik kunjungan wisatawan. Padahal, ribuan penduduk telah mengungsi. Mereka ingin menyaksikan momen langka berupa pertunjukan kembang api. Ribuan wisatawan sudah berkunjung ke sana sejak Sabtu (13/1) lalu.
“Banyak wisatawan menuju wilayah bencana dengan melihat dan memotret pergerakan lava dan melihat kembang api raksasa,” ujar Danny Garcia, juru bicara Pemerintah Provinsi Albay.
Pemerintah Provinsi Albay juga meminta para wisatawan untuk menghindari desa-desa di dekat Gunung Mayon karena jarak pandangan yang rendah.
“Pemandangan sangat menakjubkan untuk dilihat. Sangat indah, khususnya pada malam hari. Tetapi, itu adalah fenomena alam, sehingga kita tidak tahu kapan erupsi akan terjadi,” jelas Garcia.
Otoritas lokal juga telah memperluas kota yang masuk dalam zona bahaya di sekitar gunung api setinggi 2.462 meter. Warga dua kota telah di sekitar gunung api itu telah diminta evakuasi.
“Ada perintah evakuasi pakda untuk Kota Daraga dan Legazpi karena aliran lava bisa mencapai kota tersebut,” kata juru bicara Dewan Manajemen Pengurangan Risiko Bencana Nasional Romina Marasigan. Dia menambahkan aliran lava bisa mencapai wilayah yang berjarak tiga kilometer dari gunung api.
Pemerintah menyatakan masyarakat yang tinggal di zona 6 km dari gunung api itu disebut zona bahaya. Mereka diminta untuk mengungsi. Sedangkan zona perluasan bahaya adalah kawasan yang berjarak sekitar 7 km dari Gunung Mayon.
Kunjungan Wisatawan Meningkat
Menurut Kepala Phivolcs Renato Solidum, aktivitas Gunung Mayon saat ini dalam tahap erupsi magma non-eksplosif. Namun, dia tidak menjelaskan adapakah ledakan vulkanik berbahaya akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
“Kita akan melihat jika terjadi tekanan gas ke magma, maka itu akan meledak,” ungkapnya kepada ABS-CBN News.
Phivolcs, menurut Solidium, telah meningkatkan status Gunung Mayon menjadi level 3 pada Minggu (7/1) lalu setelah mendeteksi aliran lava.
Fenomena itu menjadi Gunung Mayon menarik kunjungan wisatawan. Padahal, pada hari biasa, ribuan wisatawan juga menikmati pemandangan indah gunung yang berlokasi di wilayah pertanian yang dihuni 200.000 jiwa.
Banyak hotel di wilayah zona aman di dekat Gunung Mayon justru dipenuhi wisatawan. Tarif hotel di sana pun meningkat tajam karena banyaknya permintaan. (Andika Hendra M)
Beberapa kota dan pedesaan di kaki Gunung Mayon kini seperti kampung mati karena tidak ada aktivitas warga. Pemerintah Filipina menyiagakan segala langkah untuk mencegah terjadinya korban akibat erupsi gunung tersebut.
Institute Vulkanologi dan Seimografi Filipina (Phivolcs) mencatat sebanyak sembilan kali gempa, empat kali letusan lava, dan 75 kali tumpahan lava akibat tekanan di dalam Gunung Mayon. Mereka memperingatkan erupsi berbahaya bisa terjadi kapan saja.
“Aliran lava bisa mencapai radius enam kilometer sehingga penduduk sebaiknya mengungsi,” demikian keterangan Phivolcs, dilansir Reuters. Mereka menyatakan status gunung api tersebut berada pada level 3. Itu berarti masih banyak magma dan erupsi bisa terjadi dalam hitungan hari atau pekan. Kalau level 4 berarti erupsi akan terjadi beberapa hari dan tingkat 5 adalah erupsi akan terjadi.
Pengungsi yang terpaksa mengamankan diri mencapai 30.000 orang. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat lagi ketika level kewaspadaan akan ditingkatkan. Pemerintah lokal menyiapkan dana darurat dan bekerja untuk menjamin pasokan air tercukupi bagi warga.
Gunung Mayon yang hendak meletus ternyata bisa menarik kunjungan wisatawan. Padahal, ribuan penduduk telah mengungsi. Mereka ingin menyaksikan momen langka berupa pertunjukan kembang api. Ribuan wisatawan sudah berkunjung ke sana sejak Sabtu (13/1) lalu.
“Banyak wisatawan menuju wilayah bencana dengan melihat dan memotret pergerakan lava dan melihat kembang api raksasa,” ujar Danny Garcia, juru bicara Pemerintah Provinsi Albay.
Pemerintah Provinsi Albay juga meminta para wisatawan untuk menghindari desa-desa di dekat Gunung Mayon karena jarak pandangan yang rendah.
“Pemandangan sangat menakjubkan untuk dilihat. Sangat indah, khususnya pada malam hari. Tetapi, itu adalah fenomena alam, sehingga kita tidak tahu kapan erupsi akan terjadi,” jelas Garcia.
Otoritas lokal juga telah memperluas kota yang masuk dalam zona bahaya di sekitar gunung api setinggi 2.462 meter. Warga dua kota telah di sekitar gunung api itu telah diminta evakuasi.
“Ada perintah evakuasi pakda untuk Kota Daraga dan Legazpi karena aliran lava bisa mencapai kota tersebut,” kata juru bicara Dewan Manajemen Pengurangan Risiko Bencana Nasional Romina Marasigan. Dia menambahkan aliran lava bisa mencapai wilayah yang berjarak tiga kilometer dari gunung api.
Pemerintah menyatakan masyarakat yang tinggal di zona 6 km dari gunung api itu disebut zona bahaya. Mereka diminta untuk mengungsi. Sedangkan zona perluasan bahaya adalah kawasan yang berjarak sekitar 7 km dari Gunung Mayon.
Kunjungan Wisatawan Meningkat
Menurut Kepala Phivolcs Renato Solidum, aktivitas Gunung Mayon saat ini dalam tahap erupsi magma non-eksplosif. Namun, dia tidak menjelaskan adapakah ledakan vulkanik berbahaya akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
“Kita akan melihat jika terjadi tekanan gas ke magma, maka itu akan meledak,” ungkapnya kepada ABS-CBN News.
Phivolcs, menurut Solidium, telah meningkatkan status Gunung Mayon menjadi level 3 pada Minggu (7/1) lalu setelah mendeteksi aliran lava.
Fenomena itu menjadi Gunung Mayon menarik kunjungan wisatawan. Padahal, pada hari biasa, ribuan wisatawan juga menikmati pemandangan indah gunung yang berlokasi di wilayah pertanian yang dihuni 200.000 jiwa.
Banyak hotel di wilayah zona aman di dekat Gunung Mayon justru dipenuhi wisatawan. Tarif hotel di sana pun meningkat tajam karena banyaknya permintaan. (Andika Hendra M)
(nfl)